Ekonomi UMKM Tangguh

Pengusaha Tape Manis di Bondowoso Tetap Produktif Meski Pembelian Menurun

Sabtu, 12 Juni 2021 - 18:39 | 50.89k
Tossan menata tape manis hasil produksinya. Tape tersebut ia jual ke pasar-pasar. Namun di tengah pandemi Covid-19 produksinya menurun hingga 60 Persen (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Tossan menata tape manis hasil produksinya. Tape tersebut ia jual ke pasar-pasar. Namun di tengah pandemi Covid-19 produksinya menurun hingga 60 Persen (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
FOKUS

UMKM Tangguh

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, dikenal juga dengan Kota Tape. Produk tape di Bumi Ki Ronggo ini terkenal manis. Terdapat berbagai brand, ada Tape 86, Tape 39 dan sebagainya. Tetapi di tengah pandemi Covid-19 ini, produksinya mulai menurun.

Tossan (43), pengusaha tape di Kecamatan Binakal ini, harus mengurangi jumlah produksi setiap harinya.

"Saya sebagai pengusaha tape manis, merasakan betul dampak pandemi Covid yang masih merajalela ini," katanya, saat ditemui di tempat produksinya, Sabtu (12/6/2021).

Pengusaha Tape 2

Meski begitu, ia tetap mempertahankan usaha yang sudah lama digelutinya. Apalagi usaha ini merupakan penghasilan utama baginya.

"Saat pandemi jumlah produksi tape menurun hingga 60 persen. Kami hanya bisa memproduksi tape setiap hari hanya tiga ton saja," katanya.

Padahal di hari-hari biasa, produksi tape sampai delapan ton setiap harinya. "Menurun drastis memang. Mau gimana lagi keadaannya sudah begini," imbuhnya.

Menurutnya, setiap satu kilogram tape dibanderol dengan harga Rp 10 ribu. Baginya, harga itu relatif normal.

"Biasanya saya menjual tape ke Pasar Tenggarang dan pasar sekitarnya yang ada di Bondowoso," ungkapnya.

Bahan utama tape adalah singkong, ia membelinya dari Kecamatan Tamanan yang memiliki kualitas singkong yang bagus.

Ia mengungkapkan, memproduksi tape prosesnya tergolong mudah. Pertama, singkong yang sudah didapatkan dari petani dikupas dan dibersihkan terlebih dahulu. 

"Setelah itu direbus hingga matang. Lalu diangkat dan didinginkan menggunakan kipas angin," paparnya.

Baru setelah dingin, singkong rebus tadi dicampur dengan ragi khusus. Kemudian diletakkan ditempat yang disediakan.

Ia biasanya menggunakan keranjang yang terbuat dari bambu, pinggirnya juga dilapisi daun pisang untuk mengurangi udara yang masuk.

"Ya tinggal didiamkan ditempat itu (penyimpanan) sudah, kalau ada yang beli baru diangkat," jelas pria dua anak tersebut.

Ia berharap, pandemi Covid-19 ini segera berlalu, agar jualan tapedan ekonomi kembali pulih. "Saya berharap, permintaan tape manis di Bondowoso kembali normal," harapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES