Peristiwa Daerah

Abdussalam Shokhib: Santri Jangan Takut Jadi Politisi

Jumat, 11 Juni 2021 - 19:16 | 40.21k
KH Abdussalam Shokhib, Pengasuh Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang (Foto : Rohmadi/TIMES Indonesia)
KH Abdussalam Shokhib, Pengasuh Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang (Foto : Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – KH Abdussalam Shokhib, Pengasuh Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang menyebutkan, santrinya tak boleh hanya bisa mengaji ilmu agama saja. Namun, harus tahu ilmu lainnya termasuk ilmu politik.

"Kami tidak pernah menganjurkan para santri saya untuk berkiprah di dunia politik. Tapi pada kenyataannya banyak alumni Denanyar yang menjadi politisi bahkan sekarang ada 4 alumni yang sedang menjabat sebagai Bupati. Namun, saya selalu berpesan kepada para santri, santri harus bisa segala ilmu," katanya, kepada TIMES Indonesia saat ditemui dirumahnya, Jum'at (11/6/2021).

Menurut Kiai yang akrab disapa Gus Salam menerangkan, bahwa setiap santri Denanyar diberi kebebasan pasca lulus dari pesantren. Namun, pada kenyataannya banyak yang berhasil di dunia politik. Apapun yang menjadi pilihan santri, kami tetap memberikan dukungan dan arahan yang terbaik baginya.

"Menjadi politisi ini bukan pilihan yang salah. Namun, malah menjadi tugas yang mulia karena Mbah Bisri Syansuri sendiri itu juga seorang pilitisi," jelasnya.

Seperti yang diketahui, KH Bisri Syansuri merupakan tokoh ulama agama Islam Nahdlatul Ulama (NU) yang juga seorang politisi. Mulai dari gabung NU sebagai partai hingga ke PPP. Bahkan sampai beliau sebelum wafat juga sebagai politisi.

"Maka tak heran jika santri disini juga banyak yang terjun di politis. Santri pasti ingin seperti Kiainya juga," ujar Gus Salam.

Gus Salam menegaskan, bahwa ulama yang ikut politik itu merupakan hal yang wajar dan itu baik. Di Indonesia sendiri merupakan negara demokrasi yang menjadikan politik sebagai intrumen yang legal di dalam meyampaikan aspirasi. Maka pesantren sebagai lembaga pendidikan dan kiai sebagai pelayan umat maka tidak bisa terlepas dari politik.

"Politik itu khan kendaraan, asalkan tujuannya baik maka kendaraan itu juga akan menjadi baik," tegasnya.

Seperti halnya, barang siapa yang hendak melakukan kebaikan maka setiap langkahnya akan dihitung sebagai pahala. Jika santri atau kiai terjun politik dengan niat baik dan berpegang teguh untuk melaksanakan amar ma'ruh nahi munkar menegakan kedamaian umat maka laksanakanlah.

"Santri jangan takut jadi politisi dan ketika jadi politis jadilah politisi yang jujur dan selalu berpegang teguh dengan Al-Quran dan Hadis," tutup KH Abdussalam Shokhib, Pengasuh Ponpes Mamba'ul Ma'arif Denanyar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES