Ekonomi

Siasat Produsen Tahu di Blitar Bertahan di Tengah Mahalnya Kedelai

Jumat, 11 Juni 2021 - 17:15 | 25.80k
Seorang pekerja sedang memotong tahu di pabrik tahu milik Puji Sihono di Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo Kota Blitar, Jumat (11/6/2021). (Foto: Sholeh/TIMES Indonesia)
Seorang pekerja sedang memotong tahu di pabrik tahu milik Puji Sihono di Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo Kota Blitar, Jumat (11/6/2021). (Foto: Sholeh/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BLITARProdusen tahu dan tempe di Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo Kota Blitar, memiliki siasat untuk bertahan di tengah mahalnya harga kedelai. Kelurahan Pakunden merupakan sentral usaha tahu dan tempe di Kota Blitar.

Seperti yang dilakukan oleh Puji Sihono pemilik pabrik tahu di Kelurahan Pakunden, Kota Blitar. Ia terpaksa mengecilkan ukuran tahu demi tetap bertahan.

"Produksi tahu di tempat saya turun sekitar 20 persen dampak harga kedelai mahal. Di tempat lain juga sama, semua produksinya turun," kata Sihono, Jumat (11/6/2021).

Pabrik Tahu 1Seorang pekerja sedang menuangkan Kedelai bahan baku tahu di pabrik tahu milik Puji Sihono di Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo Kota Blitar (Foto: Sholeh/TIMES Indonesia)

Menurut Sihono, produksi usaha tahu dan tempe sempat surut di awal-awal pandemi Covid-19 melanda di awal 2020. Kini pada 2021, para pelaku usaha dihantam kenaikkan harga kedelai yang menjadi bahan baku utama produksi tahu dan tempe.

"Sekarang, harga kedelai tembus di angka Rp 10.500/kg sampai Rp 11.000/kg. Kalau harga normal kedelai sebelumnya sekitar Rp 6.800/kg sampai Rp 7.000/kg," urainya.

Selain memperkecil ukuran produksi, para pelaku usaha tahu di Kelurahan Pakunden, Kota Blitar, juga menyiasati dengan mengurangi produksi selama harga kedelai masih tinggi.

Sihono mengatakan, jika sebelum harga kedelai naik, ia memproduksi sebanyak 3,5 ton kedelai per hari, kini hanya 3,1 ton sampai 3,2 ton kedelai per hari.

"Harga kedelai naik mulai Oktober 2020. Sampai sekarang sepertinya belum ada tanda-tanda kalau akan turun," jelas pria yang sudah 22 tahun menjadi produsen tahu itu.

Koordinator Paguyuban Pelaku Usaha Tahu dan Tempe Kelurahan Pakunden Imam Sutanto menambahkan, untuk tetap bertahan, para pengusaha tahu juga terpaksa menaikkan harga tahu.

"Sebelumnya, tahu kita jual di harga Rp 750 per potong. Sekarang terpaksa kita naikkan menjadi Rp 1.000 per potong sampai Rp 2.000 per potong," ulasnya.

Imam mengatakan, ada 11 pabrik tahu skala besar dan ratusan produsen tempe tingkat rumah tangga di Kelurahan Pakunden yang terus berproduksi saat ini.

Menurutnya, para produsen tahu dan tempe tetap mempertahankan produksi di tengah-tengah harga kedelai mahal. Karena usaha tersebut sudah dilakoni mereka turun temurun. "Harga Rp 1.000 per potong itu saja ukurannya kecil. Rata rata sudah naik menjadi Rp 2000 per potong," tegasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES