Pendidikan

Polteknaker Sesuaikan Kebutuhan Dunia Kerja

Jumat, 11 Juni 2021 - 16:20 | 54.07k
Polteknaker mengumpulkan praktisi industri di Surabaya, Semarang, dan Makassar, untuk menyesuaikan kebutuhan dunia kerja.(foto: Polteknaker)
Polteknaker mengumpulkan praktisi industri di Surabaya, Semarang, dan Makassar, untuk menyesuaikan kebutuhan dunia kerja.(foto: Polteknaker)

TIMESINDONESIA, SURABAYAPolteknaker mengumpulkan praktisi industri di Surabaya, Semarang, dan Makassar, untuk menyesuaikan kebutuhan dunia kerja. Link and Match pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja, usaha serta industri adalah hal yang sangat penting agar lulusan lembaga pendidikan dapat terserap dengan baik di dunia kerja.

Link And Match adalah kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang dikembangkan untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan kerja, usaha serta industri.

Untuk membangun sinergisitas dengan dunia industri, Politeknik Ketenagakerjaan mengundang berbagai praktisi industri dan pimpinan perusahaan dalam acara bertajuk "Rakor Jejaring Ketenagakerjaan Industri tahun 2021" yang dilaksanakan di Surabaya, Semarang dan Makassar.

Acara ini membahas berbagai persoalan yang menjadi sebab kesenjangan dunia pendidikan dengan dunia kerja, usaha serta industri.

Plt Direktur Polteknaker, Elviandi Rusdi, P.hD tujuan diselenggarakannnya rakor jejaring industri ini adalah untuk Membangun jejaring kemitraan Politeknik Ketenagakerjaan dengan dunia industri, usaha, dan dunia kerja. 

"Dengan menghadirkan pimpinan berbagai perusahaan di kota-kota besar, kami berharap akan terjadi keselarasan dan sinergisitas dunia pendidikan dan industri," imbuh Elviandi. 

Elviandi mengatakan, saat ini pendidikan tinggi vokasi memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan lulusan berkualitas yang memiliki keterampilan profesional baik hard skill maupun soft skill. Ia menyampaikan Polteknaker sebagai pelaksana pendidikan vokasional harus mampu memberi kontribusi melalui lulusan yang berkompeten, kritis dan solutif.

Pasalnya lulusan yang memiliki ketiga hal tersebut bisa menghadapi tantangan maupun peluang, sehingga bisa membawa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

Oleh karenanya, Elviandi, Polteknaker diharapkan harus dapat meningkatkan jejaring kerja sama dengan industri yang relevan dengan tiga program studinya.

"Membangun jejaring antara perguruan tinggi dan dunia industri dibutuhkan untuk mendekatkan SDM-nya yang dihasilkan agar relevan dengan kebutuhan industrinya," papar Elviandi.

Elviandi menyampaikan sekarang dunia bergerak cepat. Perkembangan teknologi menghadirkan berbagai jenis pekerjaan baru. Kurikulum yang diajarkan di kampus harus sesuai dengan perubahan jaman dan kebutuhan industri.

Oleh karena itu, Elviandi mengatakan, Polteknaker harus terus melakukan upaya agar ada link and match dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Saat ini, angka perbandingan miss match terbilang tinggi.

Selain itu, Polteknaker harus melakukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah under qualification yakni, lulusan perguruan tinggi masih berada di bawah standar kompetensi.

"Kami juga mengharapkan seluruh stakeholders yang hadir pada acara Rakor Jejaring ini agar dapat bersinergis dengan Polteknaker dalam upaya mewujudkan SDM Unggul Polteknaker yang siap bersaing dalam kompetisi global," kata dia.

Pada rakor tersebut, setiap Program Studi juga mempresentasikan kurikulum Program studi masing-masing di depan praktisi industri, tujuannya adalah agar mendapatkan saran dan masukan langsung.

Menurut Kaprodi MSDM, Dr. Moch Aly Taufiq, forum seperti ini sangat penting untuk terus dibangun, agar kurikulum Polteknaker selalu up to date dengan perkembangan dunia Industri. Perlu diketahui polteknaker mempunyai tiga Program Studi yaitu : D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), D4 Relasi Industri dan D3 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).

SDM Berdaya Saing

Kondisi persaingan dan perkembangan yang begitu cepat, membutuhkan kontribusi pendidikan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Pendidikan dijadikan sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Salah satu indikator majunya suatu bangsa ditentukan dengan indeks pengembangan kualitas sumber daya manusia, yang hasilnya didapat dari proses pendidikan yang bermutu.

Pendidikan vokasi menjadi solusi untuk penciptaan sumber daya manusia yang berkompetensi, berdaya saing, dan siap bekerja profesional. Pendidikan vokasi yang ada harus diperluas aksesnya, diberikan kesempatan yang besar kepada seluruh warga negara untuk mendapatkan akses keterampilan melalui pendidikan vokasi.

SDM di Indonesia harus dibentuk dengan karakter yang baik, ucapan yang santun, perilaku yang mencerminkan umat yang beragama, dan berkeahlian profesional. Perilaku berbasis keagamaan menjadi landasan untuk menciptakan suasana yang santun, lembut, dan bermanfaat untuk semua.

Maka posisi pendidikan vokasi menjadi vital dan sama dengan jalur pendidikan akademik dan profesi. Pendidikan vokasi memiliki kesamaan hak dan proses, sehingga menjadi alternatif pilihan masyarakat. Indonesia harus mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi tantangan dan persaingan global yang sangat ketat.

Sumber daya manusia di Indonesia harus memiliki kompetensi yang memberikan solusi dan peningkatan produktivitas perusahaan. Secara terbuka akan terjadi persaingan yang ketat untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan kompetetif.

Mengapa pendidikan vokasi?

Kebutuhan akan kompetensi terapan yang langsung dapat memenuhi kebutuhan industri dilahirkan oleh lulusan pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi dalam prosesnya menekankan pada pengembangan praktek/terapan dibanding yang sifatnya teoritis.

Peserta didik diberikan kemampuan yang dapat memberikan solusi dan pengembangan kreativitas berbasis potensi individu. Pelaksanaan pendidikan vokasi di Indonesia dilakukan oleh Sekolah Menengah Kejuruan, Politeknik, dan Universitas yang memiliki program pendidikan vokasi.

Pendidikan vokasi dapat dilakukan dari jenjang D-1 sampai Doktor Terapan. Melihat strategisnya pendidikan vokasi maka sosialisasi dan desiminasi informasi serta pengembangan pendidikan vokasi sangat diperlukan.

Pemerintah juga telah memberikan ruang untuk peningkatan proses dan pengembangan sumber daya manusia sampai kepada tingkatan guru besar terapan. Peluang strategis tersebut harus dijadikan momentum pengembangan pendidikan vokasi.

Pendidikan vokasi menjadi terobosan untuk mendorong pemenuhan rasio kebutuhan pendidikan.

Memenuhi Kebutuhan Industri

Industri memerlukan sumber daya manusia yang dapat mengoperasikan program perusahaan. Proses adaptasi (probation period) menjadi lebih singkat, karena lulusan pendidikan vokasi dapat langsung memahami dan melakukan pekerjaan sesuai kebutuhan industri.

Industri memerlukan level kompetensi dari mulai teknis, manajerial, dan practice. Banyak perusahaan yang mencari sumber daya manusia yang memiliki kompetensi terapan, sehingga memudahkan perusahaan dalam mempercepat produksinya.

Secara nyata lulusan pendidikan vokasi sudah bekerja dengan baik, apalagi untuk jenjang yang lebih tinggi. Politeknik Ketenagakerjaan merupakan lembaga pendidikan vokasi yang fokus pada penyiapan SDM bidang usaha dan bidang Industri yang kompeten, terampil, solutif dan berkualitas.

Lulusan pendidikan vokasi mampu mengerjakan apa yang menjadi kebutuhan perusahaan.

SDM Berdaya Saing

Secara langsung pendidikan berkolerasi dengan pengembangan sumber daya manusia. SDM yang berdaya saing harus mampu unggul dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. Pendidikan Vokasi mengajarkan proses how to know and how to do, hal ini yang menjadikan peningkatan kualitas SDM di Indonesia.

Kompetensi terapan memberikan bekal terhadap pengembangan sumber daya manusia yang unggul. Kompetensi terapan menjawab pertanyaan why dalam operasional yang dilakukan.

Oleh karena itu, kita harus memiliki grand desain pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia agar memberikan penguatan terhadap sumber daya manusia. Lulusan Pendidikan Vokasi melalui proses pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan terapan dan berbasis kebutuhan industri.

Lulusan tersebut dilakukan uji kompetensi sesuai dengan Skema yang telah dilisensi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Politeknik Ketenagakerjaan setiap tahun melakukan asesment uji kompetensi untuk semua mahasiswanya sehingga industri mendapatkan kepercayaan sekaligus manfaat yang besar. Secara proses, Pendidikan vokasi memiliki pendekatan keterampilan yang dominan serta link-match dengan industri terkait.

Presiden Jokowi pada Rapat Kabinet Paripurna pada awal 2017, memberikan arahan untuk melakukan revitalisasi pendidikan vokasi dengan membuka akses yang luas untuk masyarakat mendapatkan akses keterampilan dan mengubah kurikulum yang ada, menjadi kurikulum yang berbasis industri serta menyiapkan sumber daya manusia yang profesional dalam bidangnya.

Semua lembaga yang menyelenggarakan Pendidikan Vokasi mendapatkan prioritas dan dukungan untuk pengembangan dan peningkatan kualitasnya, sehingga menghasilkan lulusan yang bermutu.

Lulusan yang bermutu terwujud apabila Dosen, lembaga, dan proses pendidikan vokasi dilakukan secara bermutu pula. Mulai input penerimaan mahasiswa baru Polteknaker, proses pada pembelajaran, magang, dan lainnya, akan menghasilkan output yang baik juga.

Kondisi demikian memberikan kesejajaran antara pendidikan vokasi dengan pendidikan akademik, sehingga masyarakat memilih sesuai kebermanfaatan dan kemaslahatannya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES