Peristiwa Daerah

Kurangi Pestisida Kimia, Klinik PPHT Dampingi Petani di Madiun

Jumat, 11 Juni 2021 - 14:58 | 41.50k
Kegiatan petugas POPT bersama para petani di Kabupaten Madiun. (FOTO: Romy Tri Setyo Wibowo/TIMES Indonesia)
Kegiatan petugas POPT bersama para petani di Kabupaten Madiun. (FOTO: Romy Tri Setyo Wibowo/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MADIUN – Petani diharapkan mengurangi penggunaan pestisida kimia. Salah satunya dengan melakukan pemberantasan hama terpadu (PHT) menggunakan bahan baku alam. Seperti yang dilakukan petani di Desa Purworejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun.

Para petani di Desa Purworejo mendapat pendampingan dari petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Unit Pelaksana Teknis Proteksi Tanaman Pangan dan Holtikultura (UPT PTPH) yang berada di bawah naungan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Jawa Timur.

Mulyadi-petugas-POPT-menjelaskan-cara-PHT.jpgMulyadi petugas POPT menjelaskan cara PHT. (FOTO: Romy Tri Setyo Wibowo/TIMES Indonesia)

"Pendampingan dilakukan melalui kegiatan klinik Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)," ujar Mulyadi petugas POPT.

Di Klinik PPHT, lanjut Mulyadi,  petugas POPT mendampingi petani terutama pada daerah sentra pangan untuk meningkatkan produksi pangan. Namun tetap mengarahkan dengan memaksimalkan bahan baku alam dalam prosesnya.

“Kami akan terus memaksimalkan Klinik PHT dan PPAH pada setiap daerah, kedua lembaga tersebut merupakan unit yang penting dan merupakan ujung tombak pelestarian lingkungan,” jelas  Mulyadi.

Menurut Mulyadi, penggunaan bahan kimia pada proses produksi pangan dapat mencemarkan lingkungan, merusak tanah, habitatnya dan menghasilkan limbah tak terurai. "Produk yang dihasilkan menjadi tidak terlalu aman untuk dikonsumsi," jelas Mulyadi.

PPOT-di-areal-sawah.jpgPetani di Desa Purworejo, Pilangkenceng bersama petugas PPOT di areal sawah. (FOTO: Romy Tri Setyo Wibowo/TIMES Indonesia)

Penggunaan pestisida tidak dilarang namun memakai takaran yang tepat. Klinik PHT mengenalkan gerakan 6T yakni tepat sasaran, tepat mutu, tepat jenis pestisida, tepat waktu, tepat dosis atau konsentrasi, dan tepat cara penggunaan.

"Tujuannya ekosistem tetep berjalan dengan tidak membunuh predator secara keseluruhan," jelas Mulyadi.

Bibit salah seorang  petani yang rutin mengikuti pendampingan Klinik PPHT mengatakan sebelumnya dia menggunakan produk kimia. Meskipun kuantitas yang baik, namun saat ini dia ingin  fokus kepada kualitas hasil panen.

"Program ini menguntungkan bagi petani. Hasil panen secara kuantitas maupun kualitas baik," ujarnya.

Para petani di Desa Purworejo, Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun mendapatkan pendampingan rutin dari klinik PPHT seminggu sekali sejak Maret 2021. Mereka diajarkan berbagai cara pengendalian hama  dan dilatih membuat laporan sebagai evaluasi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES