Pemerintahan Bencana Nasional Covid-19

Gerak Cepat Komisi E DPRD Jatim Mengatasi Kasus Covid-19 Bangkalan

Jumat, 11 Juni 2021 - 13:44 | 23.47k
Suasana pertemuan komisi E DPRD Jatim dengan Satgas Covid-19 Jawa Timur, Kadinkes Bangkalan, BPBD Jatim dan Direktur Utama Rumah Sakit Bangkalan ke Kantor DPRD Jatim, Kamis (10/6/2021). (FOTO: Khusnul Hasana/TIMES Indonesia)
Suasana pertemuan komisi E DPRD Jatim dengan Satgas Covid-19 Jawa Timur, Kadinkes Bangkalan, BPBD Jatim dan Direktur Utama Rumah Sakit Bangkalan ke Kantor DPRD Jatim, Kamis (10/6/2021). (FOTO: Khusnul Hasana/TIMES Indonesia)
FOKUS

Bencana Nasional Covid-19

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Adanya lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Bangkalan, Madura direspon cepat oleh Komisi E DPRD Jatim. Komisi E langsung memanggil Satgas Covid-19 Jawa Timur, Kadinkes (Kepala Dinas Kesehatan) Bangkalan, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jatim dan Direktur Utama Rumah Sakit Bangkalan ke Kantor DPRD Jatim, Kamis (10/6/2021).

Wakil ketua Komisi E DPRD Jatim Hikmah Bafaqih mengatakan bahwa dari hasil pertemuan dengan Kadinkes Bangkalan, respon medik yang telah dilakukan oleh pemerintah sudah cukup baik.

“Problemnya adalah respon dari masyarakat yang masih kurang koorperatif,” ujar Hikmah.

Kurang koorperatifnya masyarakat Madura ini seperti sulit untuk melakukan swab, tak ingin dirujuk jika positif Covid-19 dan hanya mau isolasi mandiri. Sifat dan sikap orang Madura ini kata Hikmah memang tak bisa diharapkan ada perubahan perilaku.

"Maka yang harus dilakukan adalah menanggapinya dengan kearifan lokal," ungkapnya.

Hikmah-Bafaqih.jpg

Untuk itu, Komisi E sudah meminta bantuan BPBD Jatim untuk menurunkan relawan. Pihaknya juga akan segera berkoordinasi dengan Kadinsos (Kepala Dinas Sosial) Jatim untuk menurunkan pasukan Tagana agar membantu mengawasi proses Isoman (Isolasi Mandiri) yang bisa diterima masyarakat Madura.

Selaian itu, tokoh masyarakat sangat berperan penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Madura. Bagaimana tokoh masyatakat seperti ulama bisa membantu menyampaikan pesan kepada masyarakat tentang Covid-19.

“Sebetulnya Madura itu lebih mudah diatasi lewat tokoh masyarakatnya. Berarti kita harus ngomong dari hati kehati,” terang Hikmah.

Senada, Anggota Komisi E DPRD Jatim Mathur Husyairi mengatakan bahwa tokoh agama dalam hal ini kiai atau ulama yang sering mendapat undangan mengisi tausiyah agar bisa menyampaikan pesan tentang Covid-19. Kata Mathur, hanya sebagian kecil ulama di Madura memberikan pesan tentang Covid-19.

“Itupun mereka yang insyaf, dalam artian menyadari oh iya ternyata benar (Covid-19) setelah melonjak drastis itu, sebelumnya mereka menganggap biasa-biasa saja, makanya masyarakat semakin berani,” ujar Anggota DPRD Jatim Dapil Madura ini.

Selain pentingya peran ulama Madura untuk menyadarkan masyarakat, Mathur mengatakan bahwa penting juga untuk memetakan daerah mana yang kasus Covid-19 nya mengalami peningkatan. Sehingga daerah tersebutlah yang akan dilakukan pengetatan.

Tak hanya itu, kata Mathur memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara isolasi mandiri  yang benar itu juga penting, semisal ada keluarga yang sakit namun tak mau dibawa kerumah sakit, tugas Pemkab (Pemerintah Kabupaten) bersama Satgas Covid-19 adalah jemput bola. Setalah dilakukan swab dan hasilnya positif, dibantu untuk isolasi di rumah dan memberi tahu cara isolasi yang benar agar tak ada ketakutan di Masyarakat.

“Nanti saya juga akan kawal di Bangkalan satgas Covid-19 nya kalau bisa juga ngomong ke Bupati,” jelasnya.

Sementara itu, Kadinkes Bangkalan Sudiyo mengatakan bahwa memang pihaknya cukup sulit untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat Madura. Pihak Puskesmas pun turun untuk melakukan pendekatan secara persuasif namun respon dari masyarakat masih ketakutan.

"Ketika mereka positif. Luar biasa sekali sanksi moralnya. Kenapa tidak mau salah satunya adalah itu," ujarnya saat berada di kantor DPRD Jatim.

Bahkan kata Sudiyo agar masyarakat mau di Swab, pihak kepolisian sampai memberikan beras 5 Kg untuk memancing agar masyarakat mau di Swab. Namun yang datang hanya sekitar 50 orang.

Di waktu yang sama Koordinator Kuratif Satgas Covid-19 Jatim dr. Joni Wahyuhadi menjelaskan bahwa kasus di Madura disebebkan 2 hal, pertama  karena kedatangan PMI (Pekerja Migran Indonesia) dan kedua dampak dari mudik lebaran.

"Dua hal itu yang harus kita perhatikan, PMI dan libur lebaran. Kita tau bahwa tetangga kita di Malaysia sedang naik tinggi. Karena itu Jatim melakukan screening ketat di Juanda," ujar dr. Joni.

dr. Joni juga mengatakan bahwa di Bangkalan belum ditemukan mutasi Covid-19 dari negara manapun. Hal ini karena hasil deteksi temuan ini baru keluar keluar pada hari Sabtu (12/6/2021).

"Insyaallah hari Sabtu nanti hasilnya ada varian baru atau tidak, jadi varian baru itu belum terdeteksi. Jadi kalau ada berita ada varian baru di Bangkalan itu tidak benar karena hasilnya belum keluar," jelasnya saat berada di kantor DPRD Jatim. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES