Peristiwa Daerah

Ledakan Kasus Covid-19 di Kudus dan Bangkalan, Ini Analisis Epidemiolog UGM

Jumat, 11 Juni 2021 - 12:32 | 34.24k
Pengendara roda empat di Jembatan Suramadu menjalani rapid antigen. Hal itu untuk menekan angka Covid-19 yang terjadi di Bangkalan, Madura. (FOTO: Dok TIMES Indonesia)
Pengendara roda empat di Jembatan Suramadu menjalani rapid antigen. Hal itu untuk menekan angka Covid-19 yang terjadi di Bangkalan, Madura. (FOTO: Dok TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kasus positif Covid-19 mengalami lonjakan. Di beberapa daerah kasus Covid-19 meningkat hingga puluhan kali lipat. Dua daerah yang menjadi sorotan pemerintah dan Satgas Covid-19 pusat adalah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dan Kabupaten Bangkalan, Madura.

Tidak hanya itu, daerah yang lain juga mengalami peningkatan jumlah kasus meski tidak melonjak tajam, namun pemerintah setempat diminta tetap waspada dengan mempersiapkan ketersediaan kamar Covid-19 di setiap rumah sakit rujukan dan gedung-gedung yang menjadi lokasi isolasi mandiri. 

Epidemiolog UGM, Riris Andono menilai peningkatan lonjakan kasus positif Covid-19 bisa disebabkan oleh klaster mudik kemarin dikarenakan mobilitas warga di saat lebaran meningkat.

“Dengan atau tanpa mudik, apabila mobilitas meningkat ketika sudah ada transmisi lokal, penularan juga akan meningkat,” kata Doni sapaannya, dikutip dari laman resmi UGM, Jumat (11/6/2021).

Diketahui, peningkatan kasus di Kudus misalnya, ditengarai oleh Satgas Covid-19 berasal dari klaster ziarah makam yang menyebabkan naiknya kasus tersebut.

Sementara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kemarin menyebutkan, justru klaster keluarga yang menjadi penyebab naiknya kasus Covid-19 di Kudus.

Menurut Doni, untuk mengetahui penyebab naiknya kasus di Kudus harus ada data secara riil soal seberapa besar kunjungan ke makam, lalu seberapa jauh kedisiplinan masyarakat dan faktor lainnya.

“Kalau tidak ada data riil ya tidak bisa ditarik kesimpulan yang mana secara pasti. Yang bisa diberikan adalah penjelasan kemungkinan. Baik mobilitas, maupun kepatuhan pada protokol atau keduanya berkontribusi pada peningkatan kasus," jelasnya.

Ia juga menjelaskan, untuk membedakan kemungkinan-kemungkinan tersebut juga tidak terlalu relevan sebab strategi pengendalian penularan itu memerlukan kombinasi antara melakukan restriksi dan meningkatkan kepatuhan masyarakat pada protokol kesehatan.

“Saya tidak bisa membuat kesimpulan yang pasti. Tetapi yang terlihat di masyarakat adalah banyak ketidakpercayaan terhadap adanya Covid-19. Ini bisa disebabkan karena ketidaktahuan mereka tentang Covid, disinformasi terkait covid, maupun mungkin juga kejenuhan terhadap situasi yang tidak menentu secara berkepanjangan,”jelasnya.

Menurut Doni, salah satu upaya pemerintah dan Satgas Covid-19 untuk saat ini adalah menekan laju mobilitas warga. Seperti yang kini dilakukan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dan Kabupaten Bangkalan, Madura. Sebab, apabila transmisi di komunitas meningkat tinggi maka risiko penularan juga akan meningkat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES