Peristiwa Daerah

Alumni SPI Kota Batu: Berikan Cinta Tanpa Syarat

Kamis, 10 Juni 2021 - 22:21 | 74.84k
Para pengurus SPI saat memberikan keterangan kepada pers terkait kasus dugaan kekerasan yang terjadi di sekolahnya. (Muhammad Dhani Rahman/ TIMES Indonesia)
Para pengurus SPI saat memberikan keterangan kepada pers terkait kasus dugaan kekerasan yang terjadi di sekolahnya. (Muhammad Dhani Rahman/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BATU – Dila, salah satu siswa angkatan kedua Sekolah SPI Kota Batu mengatakan ia memilih tetap tinggal selama 13 tahun di sekolah ini karena para pengurus dan pengajar ditempat ini memberikan cinta tanpa syarat.

“Saya memutuskan stay disini selama 13 tahun, karena saya nyaman disini, saya bisa terus mengembangkan UPL kami,” kata Dila dihadapan puluhan jurnalis yang mengikuti kegiatan konferensi pers terkait sekolah SPI yang dilaksanakan hari ini (10/6/2021).

Hal senada juga dikemukan oleh Rosi. Ia bersyukur bisa sekolah di Sekolah SPI karena ia bisa belajar entrepreneurship. “Ketika saya pulang ke rumah, banyak yang memuji saya karena sudah berubah lebih baik, saya bersyukur,” ujarnya.

Begitu juga dengan Toba Irawan, Alumni dari Trenggalek. Menurutnya awal masuk SPI ia adalah seorang yang pediam, namun di sekolah ini ia diajari belajar berani berkomunikasi hingga ia belajar komunikasi marketing.

Para pengurus SPI b

“Saya berasal dari keluarga tidak mampu, keberadaaan saya disini bisa meringankan beban ibu saya yang tinggal bersama adik-adik saya,” ujar Toba. Ketiga siswa ini mengatakan mereka prihatin dengan apa yang terjadi, mereka semua berharap agar keadaan kembali normal seperti sedia kala.

Sementara Kepala Sekolah SPI Kota Batu, Risna Amalia menjelaskan SPI berdiri tahun 2007 dan terakreditasi A. Proses pembelajaran di sekolah ini dalam pengawasan dan evaluasi Dinas Pendidikan Provinsi Jatim.

“Artinya jika terjadi pelanggaran hukum sudah pasti akan menjadi temuan dan ditindaklanjuti Dinas Pendidikan. SPI juga memiliki sistem pengawasan internal yang sangat ketat sehingga semua siswa siswi dengan segala aktivitasnya terpantau,” ujarnya.

Risna menjelaskan SPI adalah SMA tanpa dipungut biaya dan merupakan SMA dengan kurikulum SMA regular dimana para siswanya juga mendapatkan tambahan ketrampilan teknis sehingga setiap lulusannya memiliki dua kompetensi.

“Pihak SPI juga memperhatikan kesehatan murid-muridnya dengan membiayai biaya berobat secara penuh dan maksimal, bahkan ketika ada murid yang mengalami sakit tumor ganas pada otak,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa proses pembelajaran yang ada di SPI dilaksanakan secara terbuka, di tempat belajar yang baik, aman, nyaman serta berkualitas. “Salah satu bentuk kepercayaan, ada sembilan siswa dititipkan Pemerintah Kamboja di sekolah kita untuk belajar,” ujarnya.

Disisi lain, kata Risna, SPI Kota Batu juga menerapkan sanksi tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan para siswa. Sejak awal diterima di sekolah ini, aturan dikeluarkan dari sekolah jika melakukan pelanggaran berat sudah diketahui para siswa.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES