Peristiwa Daerah

RS Lapangan Indrapura Minta Warga Waspadai Penyebaran Virus Varian Madura

Kamis, 10 Juni 2021 - 19:05 | 42.86k
Suasana RS Lapangan Indrapura Surabaya, Kamis (10/6/203/2021). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Suasana RS Lapangan Indrapura Surabaya, Kamis (10/6/203/2021). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan dan penyekatan di Suramadu sisi Surabaya menjadi perhatian serius banyak pihak. Pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 hasil swab PCR kini menjalani isolasi di RS Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya. 

Hingga Kamis (10/6/2021) pukul 12.00 WIB, RSLI merawat 226 orang terdiri dari 81 Pekerja Migran Indonesia (PMI), 78 orang dari klaster Madura, klaster pondok 14, dan umum atau mandiri 53 orang.

Penanggungjawab RSLI, Laksamana Pertama TNI dr. I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara, Sp.B., Sp. BTKV. menjelaskan, sesuai SOP yang ada, mereka yang bisa diterima di RSLI adalah yang terkonfirmasi positif Covid-19 melalui tes swab PCR. 

Kasus Bangkalan dan penyekatan Suramadu (Klaster Madura) serta penanganan PMI ini akan dimonitoring dengan ketat serta mendapat penanganan lebih serius dari para dokter dan nakes RSLI didampingi penanganan non medis oleh relawan pendamping PPKPC-RSLI. 

Radian-Jadid-menunjukkan-data-pasien-terkini-yang-mendapat-perawatan-di-RSLI.jpgRadian Jadid menunjukkan data pasien terkini yang mendapat perawatan di RSLI, Kamis (10/6/2021). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

"Kondisi Rumah Sakit Lapangan Indrapura hari ini selalu siaga untuk melayani warga masyarakat yang terkonfirmasi posistif Covid-19 sesuai tugas yang diberikan oleh Negara," ungkapnya, Kamis (10/6/2021). 

Lebih lanjut, kata Nalendra, penanganan kasus Bangkalan dan penyekatan Suramadu (Klaster Madura) selalu dikoordinasikan dengan mengedepankan kepentingan kesehatan masyarakat secara luas.

"Mulai tanggal 6 Juni 2021 RSLI sudah menerima hasil penyekatan Suramadu maupun kiriman dari Bangkalan yang kami masukkan dalam satu klaster Madura," katanya. 

Berdasarkan data, total pasien yang sudah masuk dari Klaster Madura adalah 82 orang (58 laki-laki dan 24 perempuan) dan 10 orang dengan nilai CT Value antara 25-35. 

"Sedang CT Value di bawah 25 sebanyak 65 orang, sehingga akan kita kirim ke ITD Unair dan Balitbangkes untuk konfirmasi lebih lanjut, dugaan varian baru Covid-19," jelasnya lagi. 

Dari jumlah Klaster Madura tersebut (82) orang, 4 orang dirujuk ke faskes lain sehingga RSLI merawat 78 orang. Sementara hingga sore ini masih ada daftar tunggu (inden ) yang segera masuk. 

"Jumlah itu akan terus bertambah," tandasnya. 

Para-pasien-hasil-penyekatan-Suramadu-tengah-menjalani-isolasi-di-RSLI.jpgPara pasien hasil penyekatan Suramadu tengah menjalani isolasi di RSLI, Kamis (10/6/2021). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia) 

Nalendra memaparkan bahwa saat ini daya tampung RSLI 400 bed dan telah terisi 226 pasien. Artinya, bed masih tersisa 174 orang. Jika pasien sudah 300-an sesuai ketentuan WHO atau dianggap penuh (70% kapasitas bed) tentunya akan dilakukan langkah-langkan lanjutan.

RSLI juga sudah membantu meminjamkan 50 bed untuk tindak lanjut penanganan kasus Bangkalan dan penyekatan Suramadu.

Klaster Baru Pondok Pesantren

Klaster Pondok merupakan kasus baru di Wilayah Surabaya berdasarkan pengembangan 2 orang santri yang  tertracing pada penyekatan Suramadu. Setelah terkonfirmasi positif, maka dilakukan pengembangan tracing dan swab PCR kepada semua santri pondok. 

"Hasilnya, 14 orang dinyatakan positif Covid-19. Selanjutnya mereka dikirim ke RSLI. 14 orang tersebut semuanya lak-laki dengan nilai CT Value dibawah 25. Untuk itu supaya menjadi perhatian khusus bagi semua pihak," kata Nalendra.

RSLI Kembali Kirim Sample ke ITD dan Unair

Hingga hari ini memang belum ditemukan varian baru pada pasien Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya pasca dua varian B.117 (Strain Inggris) dan B.1351 (strain Afrika Selatan) dari PMI terdeteksi pada Mei 2021 lalu. 

"Namun dengan merujuk pada kondisi pasien yang nilai CT Value-nya rata-rata rendah, jumlah terkonfirmasi positif cukup banyak yang menandakan daya tular tinggi serta beberapa informasi tentang kecepatan kondisi memburuk pada mereka yang terkena Covid-19 hingga pada tingkat kematian yang cepat dewasa ini, maka patut diduga adanya kemungkinan varian baru Covid-19," urai dr Nalendra. 

Mengantisipasi adanya varian baru, RSLI terus mengirimkan sampel para pasien yang patut diduga terpapar varian baru apabila CT Value di bawah 25. "Sehingga bisa mendapatkan konfirmasi dan validasi dari yang berwenang yaitu ITD dan Balitbangkes Jakarta Pusat," tambahnya. 

Dua sampel terkonfirmasi varian baru B.117 dan B.1351 saat gelombang pertama pengiriman Mei lalu. Kini RSLI kembali mengirimkan 5+32 sampel ke Balitbangkes dan 11 sampel ke ITD Kampus C Unair. 

"Total 48 sampel dan baru dikirimkan hasilnya berupa 5 specimen dengan hasil negatif (tidak ada varian baru). Rencana berikutnya akan dikirimkan 10 sampel baru, sehingga total sampel yang kita kirimkan menjadi 58 sampel," rincinya. 

Sejak berdiri, RSLI sudah melayani 7.678 pasien dan telah berhasil menyembuhan 7.154 orang. Tingkat kesembuhan 96,76 persen dengan angka kontribusi tingkat Nasional 0,44 persen, JawaTimur 5,09 persen dan Surabaya 31,83 persen. 

Peran Relawan 

Tak hanya penanganan medis. RSLI terus melakukan penanganan kasus secara komprehensif. Karena kasus atau kejadian luar biasa Covid-19 di Bangkalan tersebut tidak bisa diatasi dengan penanganan medis semata.

Faktor non medis juga harus menjadi perhatian, mengingat permasalahan sosial kemasyarakatan juga berpengaruh terhadap upaya penanganan Covid-19. Peran relawan pendamping sangat dibutuhkan. 

Radian Jadid, Ketua Relawan RSLI bersama Nadia Bafaqih, aktivis kemanusiaan Jatim serta beberapa relawan lain berinisiatif menggandengkan potensi yang ada di masyarakat untuk diajak bergotong-royong, bekerja sama membantu menanggulangi pandemi Covid-19 utamanya dari sisi pendekatan non-medis. 

Untuk Bangkalan mereka berkoordinasi  dengan Baznas Bangkalan dalam rangka merencanakan bantuan penanganan Covid-19. 

Radid menuju Sekretariat Baznas di Kompleks Masjid Agung Bangkalan. Ia bertemu langsung dengan KH. Drs. Imam Hidayat dan beberapa jajaran pengurus Baznas.

Mereka bersilaturrahmi serta melakukan pemetaan kondisi lingkungan serta potensi yang bisa didayagunakan untuk membantu penangan pandemi Covid-19 di Bangkalan.

Selanjutnya dilakukan upaya merancang aktivitas dan langkah-langkah yang bisa dikolaborasikan, utamanya oleh pihak Baznas Bangkalan selaku stake holder terdepan. 

Beberapa usulan dan konsep dari relawan, diantaranya tentang pentingnya edukasi pada masyarakat awam terkait pemahaman Covid. Kondisi ini membutuhkan percepatan dalam penanganannya, mengingat situasi kedaruratan serta membutuhkan peran dan dukungan dari banyak pihak di luar paramedis/faskes setempat. 

Juga kebutuhan yang mendesak diantaranya, secara intensif mengedukasi masyarakat agar mau menggunakan masker dan merubah kebiasaan pemahaman stigma pada masyarakat Madura bahwa Covid-19 tidak ada sama sekali. 

"Ini juga sekaligus untuk mengubah jargon atau candaan yang selama ini beredar dan meninabobokkan warga, yakni Covid-19 tidak ada di Madura," kata Jadid. 

Dengan kultur yang ada di Bangkalan, pelibatan dan pengutamaan Baznas Bangkalan sebagai garda depan dalam pelaksanaan berbagai program tersebut adalah pilihan yang tepat. 

Baznas akan mengkoordinasikan para tokoh agama dan pondok pesantren, ustadz, modin, dan tokoh masyarakat/agama di kampung-kampung, merencanakan dan menjalankan berbagai aktivitas dalam bentuk kampanye hidup sehat.

Juga, peningkatan kapasitas dan pengetahuan terkait Covid serta peningkatan keterlibatan santri, peserta didik dan keluarganya dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta pelaksanaan 5M sebagai kunci mengatasi Covid-19. 

Tidak kalah penting adalah upaya penguatan dan peningkatan imunitas melalui asupan makanan bergizi serta rasa gembira dan suasana keseharian yang tenang dan senang, dapat berkontribusi bagi ketangguhan masyarakat menghadapi Covid-19, khususnya di Bangkalan. 

"Mengingat kondisi yang ada urgen dan membutuhkan penangan dengan segera, semua pihak yang hadir sepakat untuk menyegerakan pelaksanaan program tersebut," ucap Jadid. 

Apalagi melihat kasus-kasus di Cilacap, Kudus, Lamongan, Ponorogo dan terakhir Bangkalan, diharapkan meningkatkan kewaspadaan.

Jadid mengimbau agar semua pihak harus lebih berhati-hati serta sigap dan tanggap pada kondisi yang ada. Karena kemungkian munculnya Covid-19 dengan daya tular tinggi, daya serang cepat serta mengarah pada tingkat kematian. 

"Pandemi Covid belum berakhir, dan malah ada indikasi menuju second wave (serangan gelombang kedua). Semua stakeholder harus bahu membahu mengatasinya, edukasi harus tetap dijalankan," ujarnya menambahkan imbauan RS Lapangan Indrapura Surabaya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES