Peristiwa Daerah

Angka Kasus Stunting di Pangandaran Turun

Kamis, 10 Juni 2021 - 17:56 | 83.10k
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Yani Ahmad Marzuki (FOTO: Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Yani Ahmad Marzuki (FOTO: Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Angka kasus stunting di Kabupaten Pangandaran mengalami penurunan di tahun 2021 jika dibandingkan dengan data tahun 2020.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Yani Ahmad Marzuki mengatakan, berdasarkan data Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) tahun 2020 kasus angka stunting di Pangandaran tercatat sebanyak 1.396 balita.

Sedangkan tahun 2021 kasus stunting terdata sejak Januari hingga April sebanyak 1.026 balita.

Lina-Yulianti.jpgPlt Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Lina Yulianti (FOTO: Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)

"Pada tahun 2020, jumlah angka 1.396 balita yang mengalami stunting itu dari jumlah bayi yang ada sebanyak 5.091 bayi," kata, Yani Kamis (10/6/2021).

Sementara pada tahun 2021, jumlah balita yang mengalami stunting sebanyak 1.026 balita dari jumlah bayi yang tercatat sebanyak 1.396 bayi.

Sementara Plt Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Lina Yulianti mengatakan, angka stunting di Kabupaten Pangandaran masih dalam kategori rendah.

"Untuk standar Provinsi Jawa Barat pada angka stunting berdasarkan data SSGBI dibawah 26,2 persen," kata Lina.

Untuk tahun 2021 Provinsi Jawa Barat menargetkan angka stunting menurun pada angka 26 persen.

"Jika dibandingkan antara target di Provinsi dengan kondisi Kabupaten Pangandaran saat ini yang mengalami kasus hanya 5,56 persen tergolong relatif aman," tambahnya.

Penyaluran-Pemberian-Makanan-Tambahan.jpgPenyaluran Pemberian Makanan Tambahan (PMT) melalui Posyandu (FOTO: Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)

Sebagai intervernsi terhadap kasus stunting Dinas Kesehatan menyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) melalui Posyandu.

"Bantuan PMT ada yang bersumber dari Kementerian Kesehatan dan ada juga PMT lokal yang disalurkan melalui BOK di kegiatan Posyandu juga," terang Lina.

Lina menjelaskan, ancaman kasus stunting bisa saja mengalami kenaikan pada kondisi pandemi Covid-19 lantaran daya beli masyarakat mengalami penurunan.

"Kasus stunting bisa dipengaruhi banyak variabel di antaranya kondisi stabilitas negara, ekonomi, sosial, politik, daya beli masyarakat juga ketahanan pangan," sambungnya.

Lina berpesan pola asuh anak dari orang tua menjadi hal terpenting untuk mencegah stunting, agar pertumbuhan perkembangan bayi baik maka harus selalu terpenuhi suplai gizi bagus. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES