Peristiwa Daerah

Di Bondowoso ada KLB Leptospirosis, Penyakit Mematikan Berasal dari Kotoran Tikus

Kamis, 10 Juni 2021 - 16:55 | 63.66k
Programer Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) Dinas Kesehatan Bondowoso, Haris Ahmadi (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Programer Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) Dinas Kesehatan Bondowoso, Haris Ahmadi (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Di Kecamatan/Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, terdapat Kasus Luar Biasa (KLB) Leptospirosis, yakni penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira Interrogans yang disebarkan melalui urine, kotoran atau darah hewan yang terinfeksi bakteri tersebut.

Sementara untuk kasus di Bondowoso, terjadi pada seorang petani atau ulu-ulu, berinisial S (52), warga Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bondowoso.

Temuan kasus itu, berawal ketika S yang sehari-hari mengairi sawah memeriksakan diri ke perawat karena sakit. 

Namun ia tetap tidak sembuh. Kemudian dibawa ke dokter praktik swasta. Setelah itu dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Medhika Bondososo. Di sana dilakukan cek lengkap dan dinyatakan suspek Leptospirosis.

Programer Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) Dinas Kesehatan Bondowoso, Haris Ahmadi mengatakan, sudah dilakukan rapid test pada pasien.

"Saat ini pasien dipindahkan ke Ruang Rengganis RSUD dr Koesnadi Bondowoso," jelasnya saat dikonfirmasi, Kamis (10/6/2021).

Menurutnya, kemungkinan pasien ini tertular bakteri Leptospira yang berasal dari urine atau kotoran tikus. Sebab hasil penulusuran, warga tersebut pekerjaan di sawah dan kontak langsung dengan tikus.

Saat bekerja, pasien tersebut tidak membawa minuman sendiri. Tetapi minum air yang ada di sungai dan sawah yang kemungkinan sudah tercemar bakteri tersebut.

"Rapid testnya positif. Hari ini kita kirim serumnya, untuk memastikan bakteri lepto-nya ini tertular dari hewan apa," jelasnya. 

Adapun gejala yang dialami S yakni panas, nyeri kepala, mata merah, pusing, nyeri perut selama satu minggu, dan nyeri betis.

Menurutnya, jika tak tertangani penyakit ini bisa berakibat fatal. Sebab mereka yang terpapar bisa mengalami gagal ginjal hingga menyebabkan kematian. 

Tidak hanya tikus kata dia, bakteri ini bisa ditularkan oleh beberapa hewan. Di sejumlah daerah bahkan ditularkan lewat ternak yang terinfeksi.

"Tetapi mayoritas memang paling banyak hidup di tubuh tikus. Tidak semua tikus. Tetapi tikus yang terinfeksi, bisa tikus sawah atau tikus rumahan," paparnya.

Proses penularan tidak hanya lewat mulut, tetapi lewat luka yang terinfeksi bakteri tersebut. Sementara untuk pasien di Bondowoso ini tidak ada luka. "Tapi faktor penting ternyata dia air minumnya dari sungai," imbuhnya.

Pihaknya memaparkan, proses penularannya  lewat urine dan kotoran tikus terinveksi. Di mana ketika tikus hinggap di alat makan atau air dan sebagainya akan mencemari. Ketika bakteri itu masuk tubuh manusia, mereka akan terinfeksi Leptospira.

"Resiko penularan pada mereka yang kerjaannya kontak langsung dengan tikus. Misalanya peneliti paling berisiko petani. Sementara pasien kemarin ulu-ulu air," paparnya.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan. "Terpenting jaga kebersihan," imbaunya.

Senin depan dijadwalkan akan dilaksanakan penangkapan tikus di lokasi pasien tertular dan rumahnya. Tikus nanti dibedah untuk memastikan tertular bakteri Leptospira.

Ahmadi menyebut penyakit Leptospirosis terbilang langka. Di Bondowoso pernah terjadi tahun 2016 di Kecamatan Tamanan, korban satu orang. Kemudian Tahun 2020 kemarin ada satu kasus di Kecamatan Maesan. Makanya ini termasuk KLB. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES