Pendidikan

Semangat Siti Nurazizah, Tuna Rungu yang Wakili Kota Banjar di FLS2N Jabar

Rabu, 09 Juni 2021 - 23:25 | 64.93k
Siti berfoto bersama Lingga (Pakaian putih) dan gurunya usai menari (FOTO: Susi/TIMES Indonesia)
Siti berfoto bersama Lingga (Pakaian putih) dan gurunya usai menari (FOTO: Susi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANJAR – Keterbatasan fisik rupanya tidak menghalangi siswi berkebutuhan khusus dari SLBN Kota Banjar ini untuk menunjukan talentanya sehingga berhasil meraih prestasi FLS2N ke tingkat Provinsi Jawa Barat.

Siti Nurazizah merupakan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) penyandang tunarungu yang mewakili Kota Banjar untuk maju dalam lomba seni tari di Festival Lomba Seni Siswa Nasional tingkat Provinsi Jawa Barat.

Remaja cantik ini menari dengan gemulai dan berhasil mengikuti ketukan irama yang mengiringi setiap gerakannya kendati tidak bisa mendengar dan berbicara.

Kepala Sekolah SLBN Kota Banjar, Epi Sofiah mengaku sangat bangga dengan talenta yang dimiliki siswi kelas 8 SMPLB Negeri yang dipimpinnya.

Epi-Sofiah-Kepala-SLBN-Kota-Banjar-2.jpg

 "Siti merupakan siswa yang sangat bertalenta walau dengan segala keterbatasannya, namun itu tidak lantas menghalangi insting dan daya ingatnya untuk tampil luar biasa saat menarikan seni tari tradisional," pujinya.

Di bawah bimbingan koreografer kenamaan Kota Banjar, Lingga Kinanty Krish Nalendra dari Sanggar Tari Kinanty Ligar, Siti memang diakui merupakan sosok yang memiliki talenta.

"Pengalaman luar biasa, mengajar tari siswi Tunarungu dalam proses 3 hari saja, sangat singkat namun saya bersyukur Siti dapat mengikuti meski saya sebagai koreografer berpikir keras bagaimana caranya menyampaikan materi pelatihan sedangkan berdialog dengannya saja kesulitan," cerita Lingga.

Kendati demikian, lanjut Lingga, dengan isyarat dan tawa akhirnya mereka menyelesaikan garapan yang bertitik pada juknis yang ada.

 "Terima kasih Siti sudah berusaha untuk menampilkan karya yang begitu indah, selamat berjuang di provinsi ya," ujarnya haru.

Epi-Sofiah-Kepala-SLBN-Kota-Banjar.jpgEpi Sofiah, Kepala SLBN Kota Banjar (Foto: Susi/TIMES Indonesia)

Secara gamblang, Lingga mengisahkan pengalaman luar biasanya selama membimbing Siti.

"Meski siswa berkebutuhan khusus namun tidak membatasi Siti ddalam berkarya seni justru menjadi sebuah keunikan tersendiri," kenangnya.

Lingga menceritakan proses latihan disertai tawa awalnya karena dirinya mengalami kesulitan dalam berkomunikasi mengingat Siti merupakan siswa Tunarungu.

"Siti tidak bisa mendengar dan berbicara jadi saya mengandalkan isyarat dalam berkomunikasi, untuk gerakan saya lebih mengutamakan kepada eksplorasi gerak yang sesuai dengan musik tema judul," tuturnya.

Dikatakannya, untuk mengikuti tempo dan stakato sangat sulit mengingat siswa tidak bisa mendengarkan suara musiknya. Maka beberapa gerak tegas diakhir tarian dengan bantuan bass getaran membuat siswa mampu menari tepat dengan musik dan mengikuti getaran dari speaker.

"Sukanya itu karena Siti mampu mengikuti gerak tari, mengingat susunan gerak, bahkan menghafal ragam gerak melebihi siswa umum yang biasa saya latih, mungkin karena tingkat keseriusan mereka dalam proses latihan," pungkasnya.

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES