Pemerintahan

Bupati Imron Berharap Ekspor Impor Bisa Dilakukan di Pelabuhan Cirebon

Rabu, 09 Juni 2021 - 21:24 | 43.44k
Bupati Cirebon Imron saat penandatanganan MOU HIPMI dan Pelindo. (FOTO: Dok Humas Pemkab Cirebon)
Bupati Cirebon Imron saat penandatanganan MOU HIPMI dan Pelindo. (FOTO: Dok Humas Pemkab Cirebon)

TIMESINDONESIA, CIREBON – Tingkat perekonomian di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) masih rendah dibandingkan dengan wilayah priangan. Kondisi ini berlaku untuk tingkat kemiskinan, IPM maupun jumlah pengangguran. Hal ini disampaikan oleh Bupati Cirebon Imron yang menghadiri acara MOU Hipmi dan Pelindo di PT Pelabuhan Indonesia.

Melihat sejarah perjalanannya, Cirebon merupakan awal peradaban dan pusat perdagangan di wilayah Jawa Barat. Hal itu ditandai dengan adanya pelabuhan pada abad ke-16. "Kami berharap, Pelabuhan Cirebon menjadi pintu gerbang ekspor atau impor di wilayah Ciayumajakuning," ujar Bupati Cirebon Imron, Rabu (9/6/2021).

Ia melanjutkan selama ini setiap kegiatan ekspor atau impor di Kabupaten Cirebon semuanya harus melalui Jakarta. Jika saja Pelabuhan Cirebon sampai berfungsi, ini artinya bakal menekan biaya.

Imron-2.jpg

"Mimpi Pelabuhan Cirebon menjadi gerbang ekspor impor bisa terwujud, terlebih melihat daerah ini memiliki segudang akses. Baik jalur darat, kereta api, laut, dan udara,"paparnya.

Dalam hal ini Pelabuhan Indonesia II (persero) Cabang Cirebon melakukan kerjasama dengan Badan Perwakilan Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten dan Kota Cirebon.

Sementara itu, General Manager PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC Cabang Cirebon Abdul Wahab menyampaikan kerjasama yang dilakukan merupakan pelayanan petikemas. Rencana tersebut sudah dilakukan sejak awal 2021.

Menurutnya, banyak pengusaha di wilayah Cirebon yang melakukan pengiriman barang dari Cirebon menuju daerah tujuan, harus melalui pelabuhan di Jakarta yakni Tanjung Priok atau pun Semarang Tanjung Emas.

"Biaya yang harus dikeluarkan kalau ke Jakarta atau Semarang itu jauh lebih besar, dibandingkan di Cirebon dan tempat ini mampu menampung tujuh sampai delapan kapal bersandar secara bersamaan. Tentu ini akan memberikan keuntungan yang besar bagi pengusaha Ciayumajakuning, dan meningkatkan perekonomian," jelasnya.

Sementara itu, Ketua BPC HIPMI Kabupaten Cirebon, Ahmad Abdul Hadi menuturkan, barang yang berlabuh di pelabuhan Jakarta atau Semarang mengakibatkan  ongkos pengiriman lebih besar dibandingkan nanti ke Pelabuhan Cirebon.

"Contoh setiap pengiriman barang ke Pontianak melalui pelabuhan Jakarta, sekali perjalanan bisa menghabiskan Rp 15 juta. Kalau nanti di sini berjalan, cost akan bisa ditekan, dari yang seharusnya dikeluarkan kalau melewati pelabuhan Jakarta," pungkasnya saat bersama Bupati Cirebon(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES