Ekonomi

Komisi XI DPR RI Soroti Target Pertumbuhan Ekonomi 2022

Rabu, 09 Juni 2021 - 14:28 | 32.80k
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PAN, Ahmad Najib Qodratullah.(FOTO: DPR RI for TIMES Indonesia)
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PAN, Ahmad Najib Qodratullah.(FOTO: DPR RI for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PAN, Ahmad Najib Qodratullah menilai, target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar 5,2 – 5,8 persen pada tahun 2022 tidak realistis.

“Daya beli rendah konsumsi masyarakat yang belum terlihat bergerak walaupun pemerintah telah melakukan berbagai paket kebijakan,” kata Najib, kepada wartawan, Rabu (9/6/21).

Terlebih lagi, kata Najib, hal itu diperburuk dengan penanganan Covid-19 yang belum memuaskan, termasuk soal lambannya vaksinasi untuk masyarakat.

“Pemulihan ekonomi lebih banyak diakses oleh kelompok-kelompok tertentu yang tidak tepat sasaran. Bahkan dalam pandangan Fraksi PAN yang dibacakan beberapa saat lalu perkiraannya (pertumbuhan ekonomi) adalah kisaran 2,5 - 3,5 persen,” papar Najib.

Tidak hanya itu, Najib juga mengaku khawatir, jika defisit belanja (APBN) tidak tertutupi oleh penerimaan negara, maka pembiayaan oleh hutang akan kembali jadi opsi pemerintah.

Hal itu, lanjut Najib, diperburuk dengan rencana kebijakan pemerintah yang bersifat paradoks semisal soal kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (Ppn).

Padahal, lanjut Legislator asal Jawa Barat (Jabar) ini, pemerintah sebelumnya telah mengeluarkan paket insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

“Semua itu menurut saya adalah tindakan perencanaan yang semerawut yang pada akhirnya target-target yang hanya jadi pajangan dan tidak pernah tercapai,” ucap Najib.

Dengan kondisi demikan, Najib menegaskan, pemerintah harus realistis dan fokus terhadap beberapa permasalahan diantaranya membangkitkan daya beli.

“Belanja pemerintah harus fokus terhadap hal yang berkaitan langsung dengan pemulihan ekonomi, karena dampaknya sekarang sudah terlihat kucuran anggaran yang begitu besar tapi tidak mampu menggerakan konsumsi,” ungkapnya.

Sebelumnya, Komisi XI DPR RI akhirnya menyepakati asumsi dasar dalam kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM-PPKF) RAPBN 2022 yang diusulkan pemerintah.

Untuk asumsi dasar ekonomi misalnya pertumbuhan ekonomi, pemerintah menargetkan 5,2-5,8 persen. Lalu untuk, inflasi sebesar 2-4 persen, tingkat bunga SUN 10 tahun 6,32-7,2 persen dan nilai tukar rupiah Rp 13.900-15.000/USD.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES