Peristiwa Internasional

Ahli Paleontologi Australia Menemukan Dinosaurus Terbesar di Dunia

Selasa, 08 Juni 2021 - 19:21 | 69.11k
Scott Hocknull dan Robyn Mackenzie berpose dengan rekonstruksi 3D dan tulang humerus Cooper. (FOTO A: Al Jazeera/Handout via Reuters)
Scott Hocknull dan Robyn Mackenzie berpose dengan rekonstruksi 3D dan tulang humerus Cooper. (FOTO A: Al Jazeera/Handout via Reuters)

TIMESINDONESIA, JAKARTAAhli paleontologi di Australia telah mengidentifikasi spesies dinosaurus baru, Australotitan Cooperensis dan mengakuinya tidak hanya sebagai yang terbesar yang pernah berkeliaran di benua itu, tetapi juga disebut sebagai dinosaurus terbesar di dunia.

Australotitan, atau Titan Selatan adalah sauropoda berleher panjang yang diperkirakan mencapai panjang 25-30 meter (82-98 kaki) dan tinggi 5-6,5 meter (16-21 kaki), menjadikannya sepanjang lapangan basket dan setinggi gedung dua lantai.

Temuan tentang dinosaurus terbesar di dunia ini dipublikasikan dalam jurnal PeerJ pada hari Senin.

"Ini sudah lama ada, tapi kami sangat bangga untuk memamerkan spesies dinosaurus terbesar di Australia," kata Scott Hocknull, paleontolog di Museum Queensland dan salah satu penulis studi tersebut seperti dilansir di Al Jazeera.

"Kami tahu itu adalah dinosaurus pemakan tumbuhan. Itu memiliki leher yang sangat panjang dan ekor yang sangat panjang dan memiliki tampilan brachiosaurus yang khas. Tapi itu sangat besar. Itu adalah Titanosaurus," ujarnya.

Ahli Paleontologi Australia 3Spesies dinosaurus baru yang ditemukan di Queensland yang diakui sebagai yang terbesar yang pernah ditemukan di Australia (FOTO: Al Jazeera/Handout via Reuters)

Dijuluki Cooper karena dekat sungai dimana ia pertama kali ditemukan pada tahun 2006. Dinosaurus ini diperkirakan telah hidup lebih dari 90 juta tahun yang lalu, selama periode Cretaceous, dan diperkirakan memiliki berat sekitar 67 ton.

"Ini adalah dinosaurus terbesar yang pernah berjalan di bumi dan berdasarkan perbandingan ukuran tungkai yang diawetkan, Titanosaurus baru ini diperkirakan berada di lima besar terbesar di dunia,” kata Robyn Mackenzie, direktur Museum Sejarah Alam Eromanga, yang pertama kali melihat sisa-sisa dinosaurus bersama suaminya di pertanian keluarganya di Queensland barat daya.

Sejak penggalian fosil dinosaurus dimulai pada 2005 di daerah yang dikenal sebagai Cekungan Eromanga, dua sauropoda besar lainnya juga telah ditemukan. Mereka dijuluki George dan Zac.

"Penemuan dinosaurus ini telah membuka dunia yang sama sekali baru, tidak hanya untuk keluarga kami, tetapi juga untuk orang-orang di seluruh Australia," kata Mackenzie seperti dikutip oleh penyiar 9News. "Ini adalah perjalanan yang paling memperkay," tambahnya.

Hocknull mengatakan kepada Al Jazeera bahwa itu adalah "tugas yang sangat panjang dan melelahkan" untuk memastikan bahwa Cooper adalah spesies dinosaurus baru.

Penelitian ahli paleontologi mengandalkan model pemindaian 3D tulang untuk membandingkan dinosaurus dengan kerabatnya di Australia dan di tempat lain di dunia.

"Bila anda memiliki tulang dinosaurus seberat 200 kilogram (440 pon), anda tidak bisa begitu saja memasukkannya ke dalam mobil dan membawanya ke museum lain untuk perbandingan. Jadi, kami menggunakan teknologi 3D untuk memindai tulang, sehingga saya bisa membandingkannya di museum yang berbeda dan koleksi yang berbeda," katanya.

Prosesnya memakan waktu bertahun-tahun, tetapi selama periode itu Hocknell berkata: "Kami telah mengetahui bahwa tidak hanya itu berbeda, tetapi ini adalah spesies dinosaurus terbesar di Australia," tegasnya.

Ahli paleontologi itu mengatakan, penelitian tersebut menemukan bahwa Australotitan paling dekat hubungannya dengan tiga sauropoda lain yang hidup di Australia selama periode Kapur, yakni Wintonotitan dan Diamantinasaurus dan sauropoda Savannasaurus yang lebih kecil.

"Itu berarti mereka adalah satu keluarga besar yang bahagia," ujarnya.

Spesies baru ini juga berbagi hubungan dengan titanosaurus dari Amerika Selatan dan Asia, kata Hocknell. Ini menunjukkan bahwa mereka mungkin telah melakukan perjalanan ke benua dari Amerika Selatan melalui Antartika selama periode pemanasan global.

Atau, kata ahli palentologi asal Australia ini, mereka, Australotitan Cooperensis ini mungkin berpindah pulau melintasi kepulauan pulau kuno, yang pada akhirnya akan membentuk wilayah Asia Tenggara dan Filipina saat ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES