Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Konsep Pendidikan Dalam Perspektif Al Ghazali

Selasa, 08 Juni 2021 - 14:01 | 100.90k
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Pengertian pendidikan menurut Al Ghazali adalah menghilangkan akhlak yang buruk dan menanamkan akhlak yang baik. Dengan demikian pendidikan merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk melakukan perubahan-perubahan yang progresif pada tingkah laku manusia. Dari pengertian diatas menitik beratkan perilaku manusia yang sesuai dengan ajaran Islam sehingga di dalam melakukan suatu proses diperlukan suatu proses yang diajarkan secara generatif atau sesuatu yang dijadikan mata pelajaran. Hal ini didasarkan batin manusia yang memiliki empat unsur yang harus diperbaiki secara keseluruhan serasi dan seimbang. keempat unsur tersebut meliputi: kekuatan ilmu, kekuatan "ghodbah" (kemarahan), kekuatan syahwat, dan kekuatan keadilan. Dengan terintegrasinya keempat unsur tersebut dalam diri manusia, maka diharapkan dapat melahirkan keindahan watak manusia.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Kemudian pandangan al-ghazali mengenai ilmu pengetahuan dan manusia serta para guru, dikemukakannya sebagai berikut: "manusia yang paling mulia di bumi adalah manusia, dan bagian tubuh yang paling berharga adalah hatinya. Adapun guru adalah seseorang yang telah membimbing kami meningkatkan, dan menyempurnakan serta mensucikan hati hingga hati itu menjadi dekat kepada Allah SWT. karena itu mengerjakan ilmu pengetahuan dapat dilihat dari 2 sudut pandang titik dari sudut pandang pertama mengajarkan ilmu pengetahuan adalah ibadah kepada Allah SWT dan dari sudut pandang lainnya adalah menunaikan tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi titik-titik katakan khalifah Allah karena Allah telah membukakan hati seorang alim dengan ilmu dan dengan ilmu pula seorang ahli menampilkan identitasnya.”

Menurut pandangan al-ghazali ilmu dapat dilihat dari dua segi, yaitu ilmu proses dan ilmu objek. Al Ghazali membangun paradigma tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan dan falsafah hidup manusia. Secara sistematik bangunan keilmuan/kependidikan Ghazali bisa dijelaskan sebagai berikut:

1.      Ilmu yang disyariatkan adalah ilmu yang disandarkan kepada nabi SAW.

2.      Ilmu yang tidak disyariatkan adalah ilmu yang tidak disyariatkan kepada nabi SAW.

3.      Ilmu yang terpuji adalah ilmu yang berkaitan dengan kemaslahatan dunia, seperti dokter, berhitung matematika, dan sebagainya.

4.      Ilmu yang wajib sebagian adalah semua ilmu yang berkaitan dengan urusan keduniaan yang cukup dipelajari oleh sebagian di antara sekian banyak orang secara spesialis-profesional.

5.      Ilmu yang diutamakan adalah ilmu yang secara profesional lebih dalam dari ilmu wajib kifayah.

6.      Ilmu yang tercela adalah ilmu yang tidak dikehendaki oleh syariah seperti ilmu sihir ilmu jimat.

7.      Ilmu yang diperbolehkan adalah seperti ilmu sastra syair ilmu sejarah dan sebagainya.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Al Ghazali mengemukakan bahwa anak kecil itu laksana kertas putih yang suci yang bisa dituliskan kepadanya sesuai lingkungannya. Menurut John Locke dan David june,yang menyatakan bahwa anak itu lahir bagaikan kertas putih yang kepadanya bisa ditulis apa saja. konsep ini dalam ilmu jiwa dikenal dengan istilah Tabula rasa. Empirisme locke dan hume dibangun berdasarkan prinsip tunggal "semua pengetahuan berawal dari pengalaman".

Al Ghazali sebagaimana experisme locke dan home, berpandangan bahwa anak itu berpotensi secara untuk menerima yang baik dan yang buruk. karena itulah Al Ghazali sebagaimana juga para psikolog modern dan pendidik memberikan batasan-batasan berkaitan dengan potensi bawaan dan pengaruh lingkungan watak/tabiat dan pembentukan watak/tapi ad atau apa yang disebut dengan Nature and nature (sifat dasar dan rekayasa budaya).

Dari penelusuran terhadap pemikiran al-ghazali dapat diketahui dengan jelas bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai melalui kegiatan pendidikan ada. pertama, tercapainya kesempurnaan insani yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah dan kedua, kesempurnaan insani yang bermuara pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Manusia akan sampai kepada tingkat kesempurnaan itu hanya dengan kesempurnaan itu hanya dengan menguasai sifat keutamaan melalui jalur ilmu keutamaan itulah yang akan membuat dia bahagia di dunia dan di akhirat.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Tujuan pendidikan yang diinginkan al-ghazali adalah taqarrub kepada Allah swt dan kesempurnaan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.pemikiran Al Ghazali tentang pendidikan, menonjolkan karakteristik religius moral dengan tidak mengabaikan urusan keduniaan sekalipun hal tersebut merupakan alat untuk mencapai kebahagiaan hidup diakhirat. Dalam bukunya ihya ulum Aldin Al Ghazali menyatakan sebagai berikut: "dunia adalah ladang tempat persemaian benih benih akhirat. Dunia adalah alat yang menghubungkan seorang dengan Allah titik sudah barang tentu, bagi orang yang yang menjadikan dunia hanya sebagai alat dan tempat persinggahan, bukan bagi orang yang menjadikannya sebagai tempat tinggal yang kekal dan negeri yang abadi."

Dari pendapat di atas bertolak belakang dengan tujuan pendidikan menurut al-ghazali yaitu kesempurnaan manusia di dunia dan akhirat. Manusia dapat mencapai kesempurnaan melalui pencarian keutamaan dengan menggunakan ilmu titik dengan keutamaan tersebut sama maka akan memberinya kebahagiaan di dunia serta sebagai jalan untuk mendekatkan kepada Allah SWT, sehingga ia akan mendapatkan pula kebahagiaan di akhirat nanti.menurut pandangan al-ghazali, ilmu adalah amal yang paling utama baik yang bersifat fardhu ain maupun fardhu kifayah.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES