Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Strategi Membangun Lingkungan Belajar yang Produktif dan Positif

Selasa, 08 Juni 2021 - 13:38 | 325.58k
Ganjar Setyo Widodo, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Ganjar Setyo Widodo, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Lingkungan belajar yang positif dan produktif adalah kunci keberhasilan akademis, emosional, dan sosial siswa di sekolah. Sayangnya, lingkungan belajar yang positif tidak terjadi begitu saja. Lingkungan belajar harus diciptakan. Ada banyak komponen yang harus diperhatikan dalam membuat lingkungan belajar yang positif bagi siswa. Sebagai permulaan, lingkungan belajar yang positif harus menawarkan iklim yang aman, ada percakapan otentik yang terbuka, kepercayaan dan rasa hormat dipupuk, dan interaksi positif adalah norma.

Waktu terbaik untuk mulai mengembangkan lingkungan belajar yang positif di kelas kita adalah pada hari-hari awal tahun ajaran, namun tidak ada kata terlambat untuk memulai. Eksplorasi strategi tindakan positif, dan beberapa tip sederhana yang dapat digunakan guru, pendidik, dan bahkan orang tua untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan produktif bagi siswa harus dilaksanakan dengan penuh perhatian. Dengan menerapkan strategi ini, akan dapat gabungan kebutuhan akan lingkungan belajar yang positif yang mendorong peningkatan kinerja akademik, dengan kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan sosial dan emosional siswa di dalam dan di luar kelas.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Pertama, jadikan pembelajaran relevan

Semakin relevan suatu topik atau mata pelajaran dengan kesuksesan dan kebahagiaan siswa itu sendiri, mereka akan semakin terlibat dalam proses pembelajaran. Secara keseluruhan, ketika mengajar matematika, sains, IPS, bahkan sejarah, temukan cara untuk menyesuaikan pelajaran dengan minat siswa. Ini juga membantu untuk menemukan minat, bakat, dan gaya belajar setiap siswa jika memungkinkan. Jika sumber daya memungkinkan, sesuaikan metode dan strategi pengajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa secara individual dan Anda akan melihat siswa menjadi lebih perhatian dan terlibat.

Kedua, kembangkan Kode Etik

Jika siswa tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang perilaku positif dan negatif, sulit untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif di kelas dan di sekolah. Langkah pertama untuk menetapkan kode etik adalah menanyakan kepada siswa bagaimana mereka ingin diperlakukan. Dari pertanyaan ini siswa harus dapat melakukan brainstorming daftar perilaku yang mereka yakini adalah perilaku  hormat, baik hati, adil, dan pantas. Pada titik ini, siswa dan guru bersama-sama harus dapat menyetujui bahwa memperlakukan orang lain sebagaimana kita masing-masing ingin diperlakukan adalah kode etik terbaik.

Ketiga, gunakan Kurikulum Tindakan Positif

Meskipun alangkah baiknya jika semua siswa memiliki pemahaman yang sama tentang perilaku positif, namun tidak demikian dengan anak-anak berasal dari latar belakang keluarga, budaya, dan sosial ekonomi yang beragam. Semua pengaruh ini akan membentuk perspektif siswa tentang apa yang pantas dan apa yang tidak. Sangat penting bahwa siswa diajarkan perilaku positif dengan cara yang konsisten dan sistematis di sekolah dan di kelas. Mengembangkan kurikulum Tindakan Positif adalah salah satu cara paling efektif untuk mengajar dan menanamkan perilaku positif pada siswa.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Keeempat,  perkuat Perilaku Positif

Mengenali dan memperkuat perilaku positif adalah salah satu cara paling efektif untuk menghasilkan tindakan positif pada siswa. Memperkuat motivasi intrinsik, dan menciptakan lingkungan belajar yang produktif dan positif. Sertifikat, stiker, hadiah mainan, tiket, token, dan sistem penghargaan lainnya adalah cara yang bagus untuk mengenali siswa dan memperkuat perilaku dan pencapaian positif di kelas. Namun, penting juga untuk membantu siswa membuat hubungan antara perilaku positif dan perasaan baik yang dihasilkannya (bukan hanya penghargaan fisik). Ketika siswa membuat hubungan antara perilaku positif dan perasaan yang baik maka mereka akan terus menghasilkan tindakan positif.

Berinteraksi dengan siswa secara positif, menunjukkan perilaku positif, dan mempertahankan sikap positif adalah salah satu langkah terpenting untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan menghasilkan siswa yang sukses. Terlepas dari situasi atau keadaan, selalu ada cara untuk menanggapi dan berinteraksi dengan siswa secara positif. Mengajar siswa bagaimana berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain dengan cara yang positif juga merupakan kunci untuk mengembangkan lingkungan belajar yang positif di dalam kelas.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Ganjar Setyo Widodo, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Malang (UNISMA).

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES