Hukum dan Kriminal

Satu Keluarga Sengaja Ditabrak Mobil, Diduga Terkait Islamofobia

Selasa, 08 Juni 2021 - 08:47 | 28.96k
Petugas polisi saat mencari bukti di lokasi kecelakaan mobil di London, Ontario, Senin. (FOTO: Washington Post/The Canadian Press/AP)
Petugas polisi saat mencari bukti di lokasi kecelakaan mobil di London, Ontario, Senin. (FOTO: Washington Post/The Canadian Press/AP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Seorang pria di kota Ontario, Kanada, sengaja menabrak orang yang hendak menyeberang jalan hanya karena mereka muslim. Empat orang diantaranya meninggal dunia seketika dan seorang bocah berumur 9 tahun kritis. Kasus ini diduga terkait Islamofobia
Polisi Ontario telah menangkap pria itu, Nathaniel Veltman sekaligus mengamankan mobil pikap hitam. Wali Kota Ontario menuduh pria itu melakukan pembunuhan massal.

Dilansir Washington Post, polisi mengatakan para korban itu ditabrak saat menunggu untuk menyeberangi di sebuah persimpangan, Minggu malam yang cerah di London, Ontario.

Para korban itu terdiri dari seorang wanita berusia 74 tahun, seorang pria berusia 46 tahun, seorang wanita berusia 44 tahun. dan seorang gadis berusia 15 tahun. Sedangkan anak laki-laki berusia 9 tahun dirawat di rumah sakit dengan cedera serius, tetapi tidak mengancam jiwa.

Polisi mengatakan anggota keluarga telah meminta agar nama mereka tidak dirilis.

"Berdasarkan informasi yang dikumpulkan selama penyelidikan, kami percaya bahwa ini adalah tindakan yang disengaja dan bahwa para korban dari insiden mengerikan ini menjadi sasaran," kata Kepala Polisi London, Steve Williams kepada wartawan, Senin.

"Kami yakin para korban menjadi sasaran karena keyakinan Islam mereka," tambahnya

Detektif-Inspektur, Paul Waight mengatakan polisi pada hari Minggu menangkap tersangka, Nathaniel Veltman, di tempat parkir mal empat mil dari tempat serangan terjadi. Pria berusia 20 tahun itu mengenakan rompi yang tampak seperti pelindung tubuh.

Ada empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu tuduhan percobaan pembunuhan yang sedang dihadapi Nathaniel Veltman

Diketahui mahasiswa ini juga  simpatisan sayap kanan didakwa dalam serangan masjid Kota Quebec

"Polisi sedang berhubungan dengan Royal Canadian Mounted Police untuk mendalami apakah tuduhan terorisme akan diterapkan pada mahasiswa ini," kata Waight.

Wali Kota London, Ed Holder memerintahkan pengibaran bendera di luar balai kota selama tiga hari berkabung.

"Biar saya perjelas: Ini adalah tindakan pembunuhan massal, dilakukan terhadap Muslim,  terhadap warga London, dan berakar pada kebencian yang tak terkatakan," katanya. 

"Besarnya kebencian semacam itu dapat membuat satu pertanyaan siapa kita sebagai kota, dan siapa kita sebagai orang London," ujarnya.

Waight mengatakan bahwa tidak ada hubungan yang diketahui antara Veltman dan keluarga. Dia juga menolak untuk mengatakan apakah Veltman, seorang warga London, telah mengaku menargetkan Muslim.

Sejauh ini, lanjut Waight, polisi belum mengetahui keanggotaannya dalam kelompok kebencian tertentu.

Paige Martin, seorang penduduk kota itu kira-kira 120 mil barat daya Toronto, mengatakan kepada media lokal bahwa dia baru saja kembali dari mengambil bensin ketika dia menemukan adegan kekacauan di lingkungan yang tampaknya sebagian besar sepi itu.

"Ada orang di mana-mana dan berlarian, hanya warga yang mencoba mengarahkan kendaraan darurat ke mana harus pergi," katanya.

"Ada banyak yang menunjuk dan berteriak dan melambaikan tangan. Itu benar-benar seperti sesuatu yang keluar dari yang tidak pernah ingin anda lihat," kata dia.

Dalam sebuah laporan April , Badan Intelijen Keamanan Kanada, badan intelijen nasional negara itu, memperingatkan bahwa pandemi virus corona telah memperburuk narasi xenofobia dan anti-otoritas. Ini mengutip "ekstremisme kekerasan bermotivasi ideologis," yang mencakup kekerasan bermotif rasial, sebagai ancaman yang berkembang.

Nawaz Tahir, seorang pengacara London mengatakan kepada wartawan, bahwa kengerian serangan itu tak terduga.

Dia menunjuk contoh kekerasan bermotif Islamofobia baru-baru ini, termasuk penembakan di masjid Kota Quebec pada tahun 2017 yang menewaskan enam orang dan melukai banyak orang.

Hakim François Huot dari Pengadilan Tinggi Quebec mengatakan pada sidang hukuman bahwa pria bersenjata itu dimotivasi oleh kebencian mendalam terhadap Muslim.

"Kita harus menghadapi dan membasmi Islamofobia dan kekerasan Islamofobia,' kata Tahir. "Bukan besok. Hari ini. Demi anak-anak kita, keluarga kita, komunitas kita.”

Dimana satu keluarga yang hendak menyeberang jalan di persimpangan, sengaja ditabrak mobil. Empat orang meninggal seketika dan seorang bocah kritis hanya kerena mereka keluarga muslim di London, Ontario, Kanada. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES