Pemerintahan

100 Hari Kerja Eri-Armuji dan Visi-Misi untuk Surabaya dalam 5 Tahun

Senin, 07 Juni 2021 - 21:17 | 69.53k
Eri Cahyadi-Armuji, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya. (FOTO: dok. pribadi for TIMES Indonesia)
Eri Cahyadi-Armuji, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya. (FOTO: dok. pribadi for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Tepat sore tadi, pada 100 hari yang lalu yakni 26 Februari 2021, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi-Armuji dilantik Gubernur Khofifah Indar Parawansa di gedung negara Grahadi.

Sejak saat itu pula warga Surabaya menaruh harapan besar pada keduanya sebagai penerus estafet kepemimpinan Tri Rismaharini. TIMES Indonesia mencoba memotret apa saja yang telah dilakukan Eri Cahyadi dan Armuji berdasarkan visi dan misinya.

Pasangan yang kerap disingkat Erji itu memiliki visi 'Gotong Royong Menuju Surabaya Kota Dunia yang Maju, Humanis, dan Berkelanjutan'. Sementara misinya terangkum dalam sepuluh poin berikut ini:

1. Membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui kemandirian ekonomi lokal.

Misi yang pertama ini tampaknya memang benar-benar menjadi prioritas bagi Eri Cahyadi dan Armuji. Apalagi pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 menjadi amanat presiden Jokowi untuk seluruh daerah.

Untuk itu, Eri Cahyadi telah melakukan branding 'habis-habisan' terhadap UMKM Surabaya. Hal tersebut dapat dibuktikan dari Instagram @Surabaya milik Pemkot yang dalam kurun waktu 3 bulan terakhir ini selalu memberi informasi terkait produk UMKM dengan kemasan video yang menarik.

Bertepatan pada Hari Kartini yang lalu, lomba fashion show menggunakan produk UMKM diadakan dengan Wali Kota, Kepala OPD, dan Camat se-Kota Pahlawan sebagai modelnya.

Berikutnya, Eri Cahyadi tak ragu mengajak para influncer juga crazy rich Surabaya untuk makan malam di Sentra Wisata Kuliner yang menjadi pusat kuliner tradisional skala kecil hingga menengah. Responnya cukup menggairahkan.

alun alun surabayaAlun-alun Surabaya sebagai landmark baru Kota Pahlawan yang dibangun pada era Tri Rismaharini. (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)

Tak berhenti di situ, Eri sedang mencoba merancang aplikasi khusus untuk para pelaku UMKM agar produknya dapat dibeli langsung oleh OPD Pemkot Surabaya dalam melaksanakan agenda kerja, seperti rapat, konsumsi harian, dan lain-lain.

2. Memperkuat daya saing Surabaya sebagai pusat penghubung perdagangan dan jasa antarpulau dan internasional.

Misi kedua ini dalam 100 hari kerja Eri Cahyadi belum nampak pergerakannya secara nyata. Pemulihan Surabaya dari pandemi Covid-19 masih menjadi titik berat Eri-Armuji.

3. Menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk membuka kesempatan berusaha seluas-luasnya bagi rakyat.

Pada 23 Mei 2021 yang lalu Eri Cahyadi mengadakan pertemuan dengan sejumlah konsulat negara sahabat yang berada di Surabaya. Kemudahan investasi menjadi pembahasan utama. Eri bahkan mengajak negara sahabat seuntuk andil dalam pembangunan transportasi publik di Kota Pahlawan.

Berikutnya Mantan Kepala Bappeko Surabaya itu juga telah memberi 'ultimatum' agar investasi yang masuk ke Kota Pahlawan minimalnya dapat menyerap 60 persen tenaga kerja asli Surabaya. Ini semata-mata ditempuh untuk menekan angka pengangguran di kota Surabaya.

4. Membangun sumberdaya manusia (SDM) unggul, sehat jasmani dan rohani, produktif, serta berkarakter melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan dasar lainnya.

Misi ini sudah mulai direaslisasikan dengan program berobat gratis pakai KTP. Di mana di tengah situasi sulit pandemi Covid-19 warga tak hanya menghadapi ancaman kesehatan, namun juga krisis ekonomi yang mengakibatkan meningkatnya angka kemiskinan baru.

Untuk itu Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi segera ia merealisasikan penandatanganan MoU bersama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Per 1 April 2021, warga Surabaya yang sakit dan berkenan dirawat dengan fasilitas kelas tiga cukup menunjukkan KTP sebagai bukti kependudukan.

5. Memantapkan penataan ruang kota yang terintegrasi berbasis daya dukung lingkungan.

Ditunjuknya Risma sebagai Menteri Sosial sebelum jabatan berakhir, membuat sejumlah proyek di Surabaya sedikit tersendat. Eri Cahyadi yang memenangkan kontestasi Pilwali bertekad meneruskan program baik dari Risma.

Terhitung dalam sepekan, mulai tanggal 1 Mei, tiga proyek besar tuntas diresmikan. Pertama, jembatan Sawunggaling yang menjadi pemecah kemacetan sekaligus penghubung ke Terminal Intermoda Joyoboyo. Proyek ini juga mendorong agar warga Surabaya mulai mempertimbangkan penggunaan transportasi publik untuk mengurangi kemacetan dan tingkat polusi udara.

Kedua, proyek Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) menjadi yang pertama di Indonesia. Bahkan presiden Jokowi dalam peresmiannya menjadikan PSEL sebagai proyek percontohan nasional.

Mal Pelayanan Publik SiolaMal Pelayanan Publik Siola (tampak samping) terletak di jalan Tunjungan Surabaya. (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)

Ketiga, Museum Olahraga Surabaya. Museum ini menjadi penting sebagai bukti bahwa segudang atlet telah disumbangkan Surabaya kepada Indonesia. Sebagaimana diketahui ada nama-nama seperti Alan Budikusuma, Rudi Hartono, Minarti Timur, dan banyak lagi.

6. Memantapkan ketersediaan infrastruktur dan utilitas kota yang modern berkelas dunia.

Penyediaan infrastruktur baru secara fisik belum dilakukan Eri Cahyadi dan Armuji dalam 100 hari kerjanya. Penanganan pandemi Covid-19 dan peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi alasan utamanya.

7. Mengoptimalkan pengaturan distribusi sumber-sumber daerah, terutama APBD, sepenuhnya untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.

Poin nomor tujuh ini nampaknya baru bisa dilihat ketika pelaporan penggunaan APBD terbaru, yakni tahun 2021.

8. Memantapkan transformasi birokrasi yang bersih, dinamis, dan tangkas berbasis digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Misi nomor delapan ini telah dijajaki Eri Cahyadi dengan mendekatkan pelayanan administrasi publik ke permukiman warga.

Pelayanan administrasi publik kota Surabaya dinilai sudah cukup baik sejak era Wali Kota Tri Rismaharini. Adanya mal pelayanan publik membuat masyarakat cukup datang ke satu tempat untuk menuntaskan semua urusan dokumen kependudukan.

Di masa kepemimpinan Eri Cahyadi, hal yang sudah baik itu ditingkatkan. Ia ingin warga semakin dimanjakan, yakni dengan mendekatkan sentra pelayanan publik tak jauh dari permukiman.

Alhasil, sudah ada puluhan layanan publik yang bisa dilaksanakan cukup dari kelurahan. Bahkan, 18 layanan Pengadilan Negeri Surabaya kini bisa dilakukan di sana.

Jadi, warga tak perlu jauh melakukan perjalanan dari rumah dan berbelit untuk mendapatkan haknya dilayani. Cukup dari kelurahan saja.

9. Menciptakan ketertiban, keamanan, kerukunan sosial, dan kepastian hukum yang berkeadilan.

Satu contoh di bawah ini mungkin dapat menjadi cerminan misi nomor sembilan.

Tatkala hubungan Pemkot Surabaya dengan Persebaya Surabaya terbilang tidak harmonis sejak beberapa tahun terakhir.

Wali Kota Eri Cahyadi menyodorkan win-win solution terkait skema tarif retribusi Stadion GBT (Gelora Bung Tomo) dalam pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.

Alhasil, Persebaya merasa setuju dan tak keberatan. Bonek Mania pun senang lantaran timnya tak lagi harus terkatung-katung mencari stadion. Tercipta suasana kondusif di antara pihak Persebaya dan Pemkot Surabaya.

10. Mewujudkan masyarakat yang religius dan berbudaya dalam bingkai kebhinnekaan.

Dalam banyak kesempatan hari raya atau peringatan keagamaan, Eri Cahyadi-Armujitampak aktif dan mengajak warga untuk selalu merawat kebhinnekaan. Mengingat Surabaya merupakan kota dengan ragam multikultur. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES