Glutera News

Mengenal 6 Jenis Obesitas, Penyebab Risiko Kematian Dini

Minggu, 06 Juni 2021 - 09:34 | 127.85k
Ilustrasi (FOTO: Gluteranews)
Ilustrasi (FOTO: Gluteranews)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang sangat tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang lebih banyak dibanding aktivitas membakar kalori, sehingga kalori yang berlebih menumpuk dalam bentuk lemak. Apabila kondisi tersebut terjadi dalam waktu yang lama, maka akan menambah berat badan hingga mengalami obesitas.

Masalah obesitas semakin meningkat di dunia. Hal ini menjadi tantangan yang besar dalam mencegah pertumbuhan penyakit kronis di dunia. Obesitas juga dipicu pertumbuhan industri dan ekonomi, serta perubahan gaya hidup, asupan nutrisi yang semakin banyak dari makanan olahan, atau diet dengan tinggi kalori.

Glutera Nox

Kejadian obesitas semakin hari semakin bertambah akibat gaya hidup serta pola makan yang tidak sehat. Obesitas diartikan sebagai penumpukan lemak tubuh yang berlebih yang kemudian menyebabkan berat badan tubuh dan menimbulkan berbagai risiko penyakit degeneratif, seperti stroke, penyakit jantung koroner, gagal jantung, diabetes mellitus, dan kanker. Orang yang mengalami obesitas memiliki indeks massa tubuh yang lebih dari 27 kg/m2.

Obesitas tingkatkan risiko kematian dini

Menurut WHO setidaknya pada tahun 2014 terdapat 600 juta orang yang mengalami obesitas. Kondisi ini tidak hanya membahayakan karena meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit, namun obesitas juga dapat menyebabkan kematian. Data dari Global Health Observatory menunjukkan bahwa kurang lebih terdapat 2,8 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya karena obesitas.

Sebanyak 15.4% orang di Indonesia menderita obesitas atau kegemukan yang artinya ada lebih dari 40 juta di Indonesia dan mayoritas yang mengalami obesitas adalah wanita dibanding pria
Jumlah penduduk dewasa (usia di atas 18 tahun) di Indonesia yang mengalami obesitas mengalami peningkatan. Berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) Kementerian Kesehatan, sekitar 25,8 persen penduduk dewasa tergolong obesitas pada 2017.

Penanganan obesitas tidak bisa disamakan

Penelitian yang dilakukan oleh para penelitian yang berasal dari University of Sheffield, Inggris, dan Harvard School of Public Health, Amerika Serikat, telah menemukan 6 jenis obesitas yang mungkin terjadi pada laki-laki maupun perempuan.

Penelitian ini dilaporkan dalam Journal of Public Health melibatkan sebanyak 4.144 orang yang diketahui memiliki indeks massa tubuh lebih dari 30 kg/m2 dan mereka rata-rata berumur 56 tahun. 

Rata-rata responden dari penelitian ini adalah perempuan dengan indeks massa tubuh sekitar 34 kg/m2. Kemudian selama 2 tahun, yaitu dari tahun 2010 hingga 2012, peneliti melihat dan memperhatikan gaya hidup responden, seperti kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan bahkan usaha mereka untuk menurunkan berat badan, entah itu konsumsi obat, atau menjalankan diet.

Lalu di akhir penelitian, peneliti menemukan 6 kelompok obesitas berdasarkan kebiasaan dan gaya hidup masing-masing responden. Penemuan ini dianggap dapat membantu orang-orang yang mengalami obesitas untuk mendapatkan pengobatan serta perawatan yang sesuai dengan kondisinya masing-masing, sehingga proses untuk menurunkan berat badan lebih cepat dan mudah dilakukan.

Apa saja 6 jenis obesitas yang ada? 

Obesitas tidak melulu orang yang terlihat gemuk atau mempunyai peru yang buncit. Penumpukan lemak bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, tergantung dengan gaya hidup dan karakteristik masing-masing orang. Berikut adalah jenis-jenis obesitas jika dilihat dari tempat penumpukan lemaknya. 

1. Obesitas karena tidak aktif

Jika Anda memiliki lipatan lemak pada dada hingga perut bagian bawah atau pada punggung tubuh, maka dapat dikatakan Anda kurang melakukan aktivitas fisik yang sehat, seperti olahraga. Kegiatan fisik, seperti olahraga merupakan kegiatan pencegahan untuk mencegah menumpuknya lemak di dalam tubuh. Kementerian Kesehatan Indonesia menganjurkan setidaknya melakukan aktivitas fisik atau olahraga 30 menit dalam satu hari. Anda bisa melakukan berbagai hal yang sederhana, seperti memperbanyak berjalan kaki atau bersepeda. Jika Anda salah satu orang yang malas olahraga, Anda dapat diartikan sebagai orang yang mengalami obesitas karena cenderung memiliki tumpukan lemak berlebih.

2. Obesitas akibat makanan

Makanan dan minuman adalah hal yang paling utama dari penyebab obesitas. 
Kebiasaan terlalu banyak makan membuat berat badan dan kadar lemak tubuh meningkat. Mengonsumsi makanan yang tinggi kalori dan rendah zat gizi menyebabkan obesitas terjadi, yaitu seperti gula, makanan-makanan ringan lainnya. Jenis obesitas memiliki ciri yaitu penumpukan lemak terlihat pada leher, dagu, dan bagian dada.

3. Obesitas vena

Obesitas ini disebabkan oleh sirkulasi pembuluh darah khususnya vena tersumbat akibat berbagai hal. Apalagi, jika di dalam keluarga Anda juga ada yang mengalami penyumbatan pembuluh darah. Jika Iya, hati-hati karena Anda berisiko untuk mengalami obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat keluarga. Penyempitan juga dapat terjadi akibat mengonsumsi makanan berlemak terlalu banyak. Sehingga, anjuran untuk mencegah bahkan mengatasinya adalah dengan melakukan olahraga teratur. Penumpukan lemak yang terjadi pada obesitas vena bisa terlihat pada bagian kaki dan bagian bokong.

4. Obesitas akibat rasa cemas

Apakah Anda sering memiliki perasaan cemas berlebihan atau merasa tertekan akibat berbagai hal? Rasa cemas atau tertekan yang tinggi dapat mempengaruhi hormon di dalam tubuh. Ketika Anda mengalami berbagai macam perasaan yang buruk maka Anda cenderung memiliki nafsu makan yang tinggi dan menjadikan makanan sebagai tempat pelarian perasaan Anda. Oleh karena itu, obesitas yang disebabkan karena perasaan yang buruk dapat terlihat lipatan lemak pada perut bagian tengah.

5. Obesitas aterogenik

Perut buncit adalah salah satu tanda dari obesitas atau kegemukan. Perut yang buncit diakibatkan oleh penumpukan lemak yang berlebihan di area perut. Hal ini dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan, seperti membuat susah bernapas. Bahkan obesitas akibat perut buncit lebih berbahaya dibandingkan dengan obesitas secara keseluruhan.

6. Obesitas gluten

Tipe obesitas ini lebih banyak dialami oleh perempuan yang sudah memasuki masa menopause dan keseimbangan tubuhnya menurun. Obesitas jenis ini memiliki karakteristik yaitu terdapat kelebihan lemak pada bagian panggul. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES