Pemerintahan

Kemendag RI Harap Bondowoso Maksimalkan SRG dan Potensi Kopi

Sabtu, 05 Juni 2021 - 19:52 | 28.66k
Wakil Menteri Perdagangan RI, Dr. Jerry Sambuaga, saat berkunjung ke Kabupaten Bondowoso (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Wakil Menteri Perdagangan RI, Dr. Jerry Sambuaga, saat berkunjung ke Kabupaten Bondowoso (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag RI) berharap pemerintah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, betul-betul memaksimalkan sistem resi gudang (SRG) dan potensi kopi untuk mengangkat perekonomian.

Hal itu disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Perdagangan RI, Dr. Jerry Sambuaga, saat meninjau Sistem Resi Gudang (SRG), Besuk, Kecamata  Klabang,  Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Sabtu (5/6/2021).

Menurutnya, kopi Bondowoso memiliki kualitas yang bagus. Maka sangat mungkin kata dia, kopi Bondowoso menjadi produk ekspor potensial.

"Saya tangkap juga dari aspirasi teman-teman bahwa kopi ini bagus. Kualitasnya luar biasa," jelasnya saat dikonfirmasi.

Komoditas kopi kata dia, bisa disimpan di Sistem Resi Gudang (SRG). Tujuannya, agar kopi dijual saat harga mulai naik. Hal itu  untuk memberikan keuntungan bagi petani. 

Jerry Sambuaga c

"Konsep SRG ini baik untuk bantu petani. Kita simpan barang komoditas petani di dalam gudang yang bisa disimpan 3 sampai 6 bulan," jelasnya.

Pihaknya juga menyebutkan, ada 20 komoditas yang bisa disimpan dalam SRG. Diantara beras, kopi, kakao, jagung, ikan, lada, gambir, bawang merah, gula pasir dan beberapa komoditas lainnya. 

"Tadi saya tanya ke Pak Bupati dan Wabup kan, apa yang menjual di sini. Salah satunya kopi. Kopi bisa disimpan di SRG," paparnya. 

Sementara pelaksanaannya, ada di daerah dan ijinnya dari Kemendag. Oleh karena itu, pihaknya berkeliling. Salah satunya ke Bondowoso untuk memastikan SRG  bisa berjalan beriringan terutama untuk membantu petani. Terlebih memang sudah ada satu gudang dari Kementerian Perdagangan yang dibangun di Bondowoso. 

"Ada gudang-gudang yang kita bangun,  ada yang memang dari koperasi, ada yang dari BUMD, ada yang swasta. Yang sudah dibangun kita pelihara, kita maintenance," ungkapnya. 

Menurutnya, hasil komoditas di SRG merupakan instrumem tunda jual. Karena jika menjual komoditas pasca panen, maka harga turun dan petani merugi. 

Makanya, perlu disimpan dulu. Jadi dia stok dulu. Simpan dulu. Nanti dia jual pada saat harganya ada kenaikan," jelasnya.

Pemerintah pusat ingin memastikan seluruh SRG di Indonesia bisa berjalan beriringan. Paling penting adalah, para petani bisa dibantu dengan pemberian pinjaman uang selama barang disimpan di SRG.

 "Ini adalah pelaksanaannya di daerah. Makanya kami mohon support dari Pemkab Bondowoso dan Pemprov Jatim untuk mengawal ini semua. Kami (Kemendag RI) dari pusat fasilitasinya," jelas Wakil Menteri Perdagangan RI.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES