Pemerintahan

Mengurai Ambisi Anies Baswedan Jadikan Sepeda Moda Transportasi di DKI Jakarta

Jumat, 04 Juni 2021 - 18:00 | 26.21k
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat gowes di Ibu Kota Jakarta kemarin. (FOTO: Pemrov DKI Jakarta)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat gowes di Ibu Kota Jakarta kemarin. (FOTO: Pemrov DKI Jakarta)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ambisi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada Sepeda sudah diketahui bukan baru-baru ini diketahui oleh masyarakat.

Berbagai kebijakan dan trobosan pun ia lakukan untuk mewujudkan transportasi tersebut di Ibu Kota. Ia pun tak ambil pusing soal kritikan dari berbagai pihak yang mengatakan Sepeda adalah hobinya pribadi.

Mantan Mendikbud RI itu pun menargetkan, hingga akhir tahun terbangun 170 kilometer jalur sepeda di jalan Ibu Kota. Secara total Pemprov DKI Jakarta hendak membangun 500 kilometer jalur sepeda.

"InsyaAllah di akhir tahun kita punya lebih dari 170 kilometer jalur sepeda. Di antaranya ada 11,2 kilometer jalur sepeda permanen yang sangat visible di Jalan Sudirman," katanya, di Kementerian Perhubungan,  Jumat (4/6/2021).

Ia menegaskan, pihaknya akan terus berkomitmen mengampanyekan bersepeda untuk kegiatan transportasi. Kata dia, bersepeda untuk kegiatan olah raga sudah cukup lama dilakukan.

"Tidak harus menggunakan pakaian khusus, tidak harus menggunakan sepatu khusus, tidak harus sepeda khusus. Yang penting ada sepedanya, ada kemampuannya, tambahkan helm, lalu jalan," jelasnya.

Ia meminta gedung-gedung di Jakarta untuk menyediakan 10 persen dari total lokasi parkir mereka untuk sepeda. Adapun di perkantoran, Anies meminta agar disediakannya tempat bilas untuk pegawai yang berangkat kerja menggunakan sepeda.

Minta Berikan Insentif

Semangat Gubernur Anies Baswedan diketahui bukan hanya soal kebijakan saja. Ia juga meminta perusahaan memberikan insentif kepada karyawan yang menggunakan sepeda ketika pergi bekerja. Hal itu bisa berupa subsidi premi asuransi maupun penambahan fasilitas untuk pesepeda.

"Kami berharap kepada perusahaan, kepada perkantoran, untuk memberikan insentif kepada karyawan yang kesehariannya menggunakan sepeda. Bisa dari penambahan atau subsidi premi asuransi, bisa dengan memberikan kemudahan untuk akses fasilitas," jelasnya.

Ia menilai, hal itu perlu diberikan agar warga bisa mengandalkan sepeda sebagai alat transportasi yang utuh. Ia berpandangan, pemberian insentif itu bakal mendorong orang-orang mau bersepeda dan membuat kondisi Ibu Kota semakin sehat.

"Sehingga ada insentif tambahan untuk menggunakan sepeda, jadi kita berkepentingan sama-sama untuk membuat warga lebih sehat kotanya, lebih bersih, dan nantinya kita akan merasakan suasana kota urban yang secara umum kondisinya lebih sehat," katanya.

Untuk Jarak Pendek

Anies mengusulkan, setiap karyawan yang berkantor di Ibu Kota menyediakan sepeda di kantor mereka masing-masing. Menurutnya, sepeda bisa digunakan untuk aktivitas jarak pendek. Salah satunya seperti untuk makan siang dan menghadiri rapat di tempat yang dekat dengan kantor.

"Kalau boleh usul, kalau pun belum bisa ke kantor naik sepeda, di kantor siapkan sepeda untuk pergi makan siang naik sepeda, pergi meeting yang dekat naik sepeda, kegiatan-kegiatan jarak pendek pakai sepeda," jelas Mantan Rektor Paramadina itu.

"Dan harapannya juga bisa makin banyak di Indonesia yang mau menggunakan sepeda sebagai alat transportasi, bukan hanya sebagai alat sport," katanya Anies lagi.

Habis Rp 800 Juta

Sebelumnya, untuk mengkampanyekan Sepeda tersebut,  Pemprov DKI Jakarta pembangunan Tugu Sepeda di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, membangun tersebut agar masyarakat terdorong untuk hidup sehat.

"Justru karena di masa pandemi ini kita ingin mendorong masyarakat hidup sehat, hidup bersih, lingkungan yang bersih, udara yang bersih dengan cara menggunakan sepeda," ujar Ahmad Riza Patria kepada wartawan di Grand Cempaka Hotel, Jakarta Pusat, Minggu (11/4/2021) lalu.

Ia mengklaim, lokasi yang dipilih untuk pembangunan itu, sudah diperhitungkan sehingga nantinya bisa menjadi ikon baru DKI Jakarta.

"Sudah kita perhitungkan dengan para konsultan, para ahli,  tempat yang terbaik tidak mengganggu justru akan menjadi ikon baru di Jakarta dan komitmen kita pada pengguna sepeda dan masyarakat," jelasnya.

Terkait biaya mencapai Rp 800 juta untuk membangun tugu sepeda itu. Reza memastikan tidak ada APBN atau APBD yang digunakan untuk membangun tugu tersebut "Tugu sepeda ini sekali lagi tidak dibiayai oleh APBN atau APBD tapi oleh swasta pihak ketiga. Jadi bukan dari kami," katanya.

Tak hanya itu saja, Tugu sepeda itu dibangun di atas trotoar yang berada tepat di depan gedung Indofood Tower. Selain untuk mengapresiasi pesepeda, pembangunan tugu itu juga bertujuan untuk memberi lahan bagi pelaku seni rupa di Ibu Kota untuk menuangkan inovasi dan kreativitasnya.

Dinilai Tidak Tepat

Kebijakan Gubernur Anies soal sepeda memang penuh pro-kontra. Tak sedikit yang menilai, penerapan transportasi sepeda di Ibu Kota adalah tidak tepat. Setidaknya itu yang disampaikan oleh Politikus Ferdinand Hutahaean.

Di Twitter resminya, ia menyebut sepedaan masih menjadi gaya hidup orang kaya. Menurutnya, bersepedaan bukan menjadi pola hidup masyarakat, seperi kebanyakan di Jakarta.

"Saya sudah berkali-kali bilang bahwa sepeda masih gaya hidup orang kaya, bukan pola hidup masyarakat. Inilah faktanya..!!," cuit Ferdinand.

"Makanya percuma Anies ngecat jalan jalur sepeda dan membuat jalur sepeda khusus dengan pembatas di Sudirman," ujar Ferdinand lagi mengomentari ambisi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES