Pegiat Sepakbola Ponorogo, Santoso: Mengurus Sepakbola Itu Totalitas dan Ikhlas
TIMESINDONESIA, PONOROGO – Kabupaten Ponorogo memiliki klub Persatuan Sepakbola Ponorogo (Persepon). Klub ini harusnya berlaga di Liga Nusantara. Namun karena pandemi Covid-19 berkepanjangan Persepon urung ikut dalam kompetisi kelas tiga Indonesia tersebut.
Perkembangan Persepon sekadar jalan di tempat hampir tiga dasa warsa terakhir. "Belum ada progress berarti yang terlihat dari klub berjuluk laskar warok," kata Santoso, pegiat sepakbola Ponorogo pada Kamis (3/6/2021).
Menurut dia, dulu sepakbola Ponorogo punya sejarah manis bahkan bisa bersaing dengan daerah lain di kancah sepakbola regional maupun nasional.
Santoso yang pernah berkiprah di Liga Indonesia dan pernah memperkuat tim elit seperti Persija Jakarta menjelaskan mengurus sepakbola itu harus ikhlas.
"Apalagi seperti saya, orang awam yang hanya sekedar ingin menunjukkan kepedulian terhadap sepakbola Ponorogo," cetusnya.
Dia pun menyebut, di samping susahnya menembus birokrasi daerah faktanya sampai sekarang belum ada situs resmi baik dari pengurus klub atau Askab PSSI Ponorogo dalam menyediakan informasi memadai tentang Persepon dan sepakbola Ponorogo secara keseluruhan.
"Makanya tidak heran kalau masyarakat Ponorogo seakan buta dengan informasi tentang sepakbola di rumahnya sendiri," sebut Santoso.
Dan betapa absurdnya sepakbola di Ponorogo juga tercermin minimnya infrastruktur yang menunjang sepakbola. "Stadion Batoro Katong yang menjadi home base terlihat kurang elegan, dan perlu renovasi yang lebih memadai," ulas Santoso.
Harus diakui kultur sepakbola di Kabupaten Ponorogo tidak begitu menggeliat dibanding daerah lain di Jawa Timur. "Dan untuk membuat prestasi sepakbola Ponorogo kembali moncer, dibutuhkan orang-orang yang punya totalitas dan ikhlas dalam mengurusi sepakbola," jelas Santoso. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |