Peristiwa Nasional

Sejarah Hari Ini: 2 Juni, Tsunami Banyuwangi dan Kelahiran Tan Malaka

Rabu, 02 Juni 2021 - 12:09 | 155.53k
Ilustrasi Tsunami. (Kompas)
Ilustrasi Tsunami. (Kompas)

TIMESINDONESIA, JAKARTASejarah hari ini mencatat pada 2 Juni 1994 atau 27 tahun lalu terjadi tsunami besar di Banyuwangi, Jawa Timur. Tsunami Banyuwangi dipicu gempa bumi di laut itu menyebabkan ratusan orang meninggal dan puluhan lainnya hilang. 2 Juni juga mencatat sebagai lahir Tan Malaka, tokoh pergerakan Indonesia dan salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia. Berikut ulasannya.

1994: Tsunami Banyuwangi

Tsunami-Banyuwangi.jpg

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat pada 2 Juni 1994 terjadi di Jawa Timur

“Dalam catatan sejarah tsunami kita, tanggal 2 Juni tercatat 2 kali tsunami yaitu tsunami Sabang 1948 dan Tsunami Jawa Timur 1994 yang menelan korban jiwa sebanyak 223 orang meninggal dan 15 orang hilang,” ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Rabu (2/6/2021).

BMKG mencatat, Tsunami Banyuwangi 2 Juni 1994 dipicu gempa di zona megathrust Mw 7,8 membangkitkan tsunami setinggi 13,9 meter. Daerah paling terdampak tsunami ini yakni di Plengkung, Rajegwesi dan Pancer. Banyak korban jiwa berjatuhan karena peritiwa ini terjadi pada dini hari.

1897: Hari Lahir Tan Malaka

Tan-Malaka-Suara.jpgTan Malaka. (EMA/SUARA.COM)

2 Juni 1897 menjadi tanggal kelahiran Tan Malaka. Sosok penting dalam pergerakan nasional Indonesia ini sekaligus berdirinya Republik Indonesia penuh dengan cerita.

Berdirinya Republik Indonesia disebut-sebut terinspirasi dari tulisannya yang berjudul Naar de Republiek Indonesia (1925), namun Tan Malaka justru akhirnya meninggal dieksekusi tembak oleh tentara Republik yang turut dirintisnya.

Dikutip dari ruangguru.com, Tan Malaka yang lahir di Nagari Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Lima Puluh Kota, Sumatra Baratmenghabiskan masa remajanya di Kweekschool (sekolah guru), yang juga dikenal dengan Sekolah Raja di Bukittinggi. Tan Malaka kemudian berkuliah di Belanda dan setelah lulus kembali ke Sumatera Utara.

Tan Malaka terjun ke politik bersama Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV), yang menjadi cikal-bakal Partai Komunis Indonesia. Tan Malaka akhirnya pindah ke Jawa dan membangun sekolah untuk anak-anak pribumi.

Tan sebagai tokoh pergerakan menjadi buruan pemerintah kolonial Belanda akhirnya pergi ke China. Namun pada 1942, Tan Malaka pulang ke Indonesia dan bersama tokoh-tokoh lain seperti Soekarno dan Sutan Syahrir mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Saat Soekarno menjabat sebagai Presiden, dan membawa Sutan Sjahrir sebagai perdana menteri, Tan Malaka menciptakan koalisi, yang disebut Persatuan Perjuangan. Ini untuk menentang setiap usaha diplomasi dengan Belanda. Tan Malaka kemudian mencoba kudeta atau terperangkap dalam rencana orang lain dan ditangkap pada 6 Juli 1946.

Ia ditahan selama dua tahun tanpa pengadilan. Setelah pembebasannya, ia mendirikan partai politik baru, Partai Murba. Saat itu, Belanda dan Indonesia berperang untuk menguasai negara. Soekarno dan Mohammad Hatta menjadi tahanan Belanda, dan banyak pemimpin Komunis telah terbunuh.

Setelah pemberontakan PKI/FDR di Madiun ditumpas pada akhir November 1948, Tan Malaka menuju Kediri dan mengumpulkan sisa-sisa pemberontak PKI/FDR yang saat itu ada di Kediri. Ia kemudian membentuk pasukan Gerilya Pembela Proklamasi. Pada Februari 1949, Tan Malaka ditangkap bersama beberapa orang pengikutnya di Pethok, Kediri, Jawa Timur dan dieksekusi dengan cara ditembak karena dianggap akan melakukan kudeta.

Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya bagi berdirinya Republik Indonesia, Tan Malaka kemudian mendapat gelar Pahlawan Nasional. Gelar ini didapat melalui Keputusan Presiden RI No. 53, yang ditandatangani Presiden Soekarno pada 28 Maret 1963 dan menetapkan Tan Malaka sebagai Pahlawan Nasional. Nama Tan Malaka dijadika nama jalan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lima Puluh. Jalan ini menghubungkan pusat kota Payakumbuh menuju Suliki, desa tempat kelahiran Tan Malaka. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES