Politik

Tolak Kursi Hanafi Rais di DPR RI, Yuni Astuti Pilih Pimpin Perindo DIY

Selasa, 01 Juni 2021 - 10:36 | 66.45k
Yuni Astuti secara resmi menduduki sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah ( DPW) Partai Perindo DIY. (FOTO: Dok. Yuni Astuti for TIMES Indonesia)
Yuni Astuti secara resmi menduduki sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah ( DPW) Partai Perindo DIY. (FOTO: Dok. Yuni Astuti for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Wajah baru mewarnai politik DIY. Sosok perempuan yang selama ini aktif di Pemuda Pancasila DIY, Yuni Astuti secara resmi menduduki sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Perindo DIY.

Yuni Astuti sendiri sebelumnya memilih mundur dari keanggotaan PAN dan  dengan sendirinya menghentikan langkah politiknya dari peluang Pergantian Antar Waktu (PAW) DPR RI dari PAN Ahmad Hanafi Rais.

Bertepatan dengan peringatan hari lahir pancasila tahun ini, Selasa (1/6/2021), Yuni menyampaikan keterangan pers jika dirinya siap menjalankan amanah sebagai Ketua DPW Partai Perindo DIY. Ia mengaku secara resmi telah menerima Surat Keputusan (SK) dari DPP Partai Perindo perihal penetapan dirinya sebagai Ketua DPW Partai Perindo DIY, pada tanggal 26 April 2021. Munculnya nama Yuni menjadi wajah baru sosok pemimpin Partai Politik di DIY dari kalangan perempuan.

"Saya akan banyak isi pengurus dengan kader-kader perempuan dan akan sering turun ke lapangan langsung membantu masyarakat," terang Yuni.

Yuni mengaku dalam memimpin Partai Perindo DIY ia akan melakukan pembenahan internal struktural partai. Pengurus Perindo DIY, dituntut dekat dengan masyarakat. "Jadi, dalam saya memimpin tidak ada istilah *'pengurus sk'* semua pengurus harus rajin turun ke masyarakat membantu dengan menjalankan program-program Perindo sesuai kebutuhan masyarakat di DIY, " papar Yuni.

Lebih lanjut Sriikandi Pemuda Pancasila yang aktif sebagai Ketua Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) DIY itu menyampaikan pilihan politiknya yang bertepatan dengan peringatan hari lahir pancasila. Menurutnya, momentum 1 Juni sebagai momentum hari bersejarah.

"Kita lebih menghargai perbedaan yang ada di sekitar kita,.walau berani menyuarakan hal yang kurang benar tapi sebaiknya dilakukan dengan cara-cara yang benar dan beretika," tutur dia.

Ia menyontohkan terkait luputnya etika dalam bermedia sosial. "Contoh kasus pecel lele mahal di Malioboro tak perlu ke medsos tapi ke bisa pihak-pihak pemangku kebijakan secara langsung jadi tidak perlu ada ribut-ribut," ungkapnya.

Istri dari Ketua MPW Pemuda Pancasila DIY Faried Jayen Soeparjan itu menaruh harapan momentum hari lahir pancasila tahun ini dapat menumbuhkan kepedulian sosial serta persaudaraan sesama anak bangsa.

"Tumbuhnya rasa handarbeni, bangkitnya budaya saling tolong menolong. Kita makan satu piring masih akan kenyang walau kita bagikan hanya satu sendok, sedang orang lain bisa mati kalau tidak kemasukan sesuap nasi tersebut, ibaratnya begitu," kata Yuni Astuti. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES