Kopi TIMES

Usaha Kok Gak Punya Target? Siapa Yang Ngajari?

Senin, 31 Mei 2021 - 21:39 | 56.91k
Faizal Alfa, Direktur PT Fortuna IMarks Trans
Faizal Alfa, Direktur PT Fortuna IMarks Trans

TIMESINDONESIA, MALANG – Mulai bisnis ya mulai aja, jangan kebanyakan mikir. Bisnis yang bagus itu bisnis yang dijalankan, bukan bisnis yang ditanyakan melulu, ucap almarhum Bob Sadino saat hadir di FE UB di tahun 2018. Mikir dulu baru jalan, atau jalan dulu kemudian mikir? Ya jelas, jalan dulu, kemudian mikir, ini bisnis kok kesana enggak kesini juga enggak. Saya sadar kemudian, jadi pebisnis itu kudu siap senyum dan tangis.

Banyak banget yamg kudu dipikirin dan dikerjain, tak seindah ucapan motivator di atas pentas, kelakuan Saya ituh, ngajak ngajak orang bisnis, ujung ujungnya pusing cari karyawan, hla semua pengen jadi pengusaha. 

Saya sadar bahwa bisnis perlu visi dan misi, lalu penting menentukan value dan urgent menentukan target. Saya akhirnya kenal istilah annual meeting, wuaaah, apalagi itu? Rapat tahunan perusahaan, sok sok an sewa hotel yang ada kolam renangnya, Padi Heritage di Jl. MT Haryono Kota Malang. Agendanya apa? Nggak paham juga, pokoknya biar kayak oyang-oyang, karyawannya ngumpul, nampak bahagia, foto-foto bawa banner annual meeting dan tema narasi tahun depan, sambil nyadar, bahwa bisnis perlu target agar incaran peluru dibidik jitu, agar lurus kita punya fokus.

 Bisnis perlu punya target!

Target perusahaan, kudu ditentukan, tahun ini total perusahaan nyari duit berapa, lalu alokasi mendapatkannya berapa di bulan apa, dan tentu dikonkretkan dari outlet mana. Tentu kita nggak bisa pukul rata, ada outlet yang strategis, ada outlet yang lokasinya ironis, ada outlet yang produktif, ada outlet yang bikin nyadar kita khilaf, kuncinya kita punya pijakan dan acuan, berapa yang dihasilkan dari tiap outlet dalam periode pantau yang kita tentukan.

Histori & Proyeksi
Kalau belum jalan penuh dalam setahun, umumnya penentuan target adalah dari perkiraan. Landasannya? Bisa dari acuan customer atau potensi pasar, dari competitor berdasarkan hasil observasi, atau dari rundingan internal company atau perkiraan perusahaan. Jika sudah punya rekam jejak perjalanan dalam rentang setahun sebelumnya, dua tahun sebelumnya, tiga tahun sebelumnya, makin seru bikin proyeksinya. Periode berlalu, bisa dijadikan histori, untuk menjadi landasan menentukan proyeksi ke depan.

Pertumbuhan
Mau naik berapa persen secara organik? Biasanya owner tentukan. Dasarnya, membaca bisnis model, trend pertumbuhan, rencana ekspansi, atau, just whatever, owner pengen naikkan berapa persen. Toh tujuan menentukan upaya dan biaya. Siap-siap aja, kalau tujuannya agak jauh dan jalannya terjal, yang siapi ongkosnya buat modal dan bekal.

Breakdown Pilar
Pahami juga, target omzet dipetik dari mana? Kalau bisnis kuliner biasa memperhatikan big three pilar pemasukan yang patut dirunut :

A. Dine In, pull marketing, menarik konsumen datang untuk makan di tempat, sesuai dengan durasi buka dan jumlah meja dan kursi tersedia.

B. Carry Out, push marketing, mendorong produk keluar dari outlet. Dapat berupa takeaway, atau dapat juga berupa delivery, baik menggunakan armada sendiri atau lewat aplikasi pesan makanan online.

C. Big Order, pesanan dalam jumlah besar. Dapat berupa event yang diakomodasi di outlet, misal arisan atau gathering, dapat berupa pesanan katering di lokasi konsumen, atau bisa berupa pesanan nasi kotak misalnya.

Nah, pahami seksama, pilar pemasukan utama, dari pilar yang mana? Ini akan menjadi dasar landasan, waktu-pikiran-tenaga-biaya Kita curahkan dimana secara intensif. Hasil besar perlu upaya besar yang terfokus.

Baca Pola
Baca pola mengenai bagaimana omzet menunjukkan perilakunya. Basis besar ada bulan bulan tertentu yang omzet naik sehingga grafik membentuk bukit, ada bulan tertentu omzet turun sehingga grafik membentuk lembah. Ada pola weekday dan weekend yang di beberapa jenis produk bisa sangat signifikan beda omzetnya. Ada juga pola prime time, misalnya tempat makan yang pada prinsipnya episentrum akumulasi transaksinya terfokus pada 3 jam makan, yakni : sarapan, makan siang, makan malam. Pola belanja konsumen atau basket size, bisa jadi landasan penyusunan strategi cross-selling maupun up-selling. Pola belanja sendiri atau rombongan, bisa jadi pertimbangan, serta pola legendaris, tanggal muda dan tanggal tua. Temukan dan gunakan pola.

Misdirection

Waspada! Omzet naik bukan berarti senyum kemenangan juga auto naik. Kalau omzetnya naik akibat promo di ojek online, dengan biaya promo ditanggung merchant, itu seperti pantun lets go naik awan bareng sungokong, lets go menderita kerugian ya sama juga bo'ong. Omzet hanyalah satu indikator, jangan sampai terlena melihat hanya omzet saja. Kaidahnya, setelah omzet ada HPP, ada gaji, ada biaya operasional, ada anggaran marketing, baru nyantol ke nett profit, itu belum Saya cantumkan pajak ya, ea ea ea.

Jangan sampai mengalami misdirection, salah kaprah salah arah. Segala jenis promosi, pada prinsipnya adalah memberikan insentif kepada konsumen kita. Sifat insentif? Tentu secara langsung mengurangi nett profit. Simulasi. Memberikan diskon 10%, sama artinya, penjual bersedia mengurangi 10% nett profitnya, untuk dinikmati oleh konsumen. Hla kalau HPP nya tinggi dan nett profit cuman 15%, lalu ngediskon 10%, permisi, itu restoran apa yayasan ya?

Laporan, Analisis, Rekomendasi

Garap dalam tiga tahap. Selalu sediakan laporan, agar tahu situasi dan kondisi. Dorong jangan cuma berhenti sampai disini, tim nya di push agar juga masuk ke level analisis, nggak cuma input input angka belaka, tapi juga mengolah menjadi tampilan siap saji, dengan ada korelasi antara 2 hal atau lebih. Masa punya tim, bayar orang, tapi kok Foundernya masih pusing sendiri, itu timnya yang cerdas apa foundernya yang jenius?.

Yang lebih canggih, lebih maju lagi kalau timnya sudah sampai level 3, yakni nggak cuma melaporkan, tapi sudah mampu analisis, dan bahkan sudah tahap mampu memunculkan opsi-opsi rekomendasi, enaklah hidup Founder, hemat panadol dan paramex.

Permisi, timnya sudah level berapa? 

Salam Pertumbuhan!

***

*) Oleh: Faizal Alfa, Direktur PT Fortuna IMarks Trans

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Tulisan ini ditulis oleh Faizal Alfa konsultan pemasaran sejak 2008 dan Saat ini menjabat sebagai Direktur PT Fortuna IMarks Trans

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES