Peristiwa Internasional

China Mengizinkan Pasangan Suami Istri Mempunyai Tiga Anak

Senin, 31 Mei 2021 - 20:00 | 30.71k
Itu terjadi setelah sensus sekali dalam satu dekade menunjukkan bahwa populasi China tumbuh pada laju paling lambat dalam beberapa dekade.(FOTO: BBC/EPA)
Itu terjadi setelah sensus sekali dalam satu dekade menunjukkan bahwa populasi China tumbuh pada laju paling lambat dalam beberapa dekade.(FOTO: BBC/EPA)

TIMESINDONESIA, JAKARTAChina telah mengumumkan akan mengizinkan setiap pasangan suami istri untuk memiliki sampai tiga anak setelah data sensus menunjukan penurunan tajam dalam tingkat kelahiran.

China membatalkan kebijakan satu anak yang telah berusia puluhan tahun pada tahun 2016, menggantinya dengan batasan dua anak yang gagal menyebabkan peningkatan kelahiran yang berkelanjutan.

Biaya membesarkan anak-anak di kota-kota telah menghalangi banyak pasangan Cina.

"Langkah terbaru itu disetujui oleh Presiden China, Xi Jinping dalam pertemuan politbiro," kata media pemerintah seperti dilansir di BBC.

Ini akan datang dengan "langkah-langkah pendukung, yang akan kondusif untuk meningkatkan struktur populasi negara kita. Memenuhi strategi negara untuk secara aktif mengatasi populasi yang menua dan mempertahankan keuntungan, dukungan sumber daya manusia," menurut kantor berita Xinhua.

BACA JUGA : Wali Kota Bandung Kordinasikan Aglomerasi Mudik Bandung Raya

Tetapi beberapa ahli skeptis dengan dampaknya.

"Jika pelonggaran kebijakan kelahiran efektif, kebijakan dua anak saat ini seharusnya terbukti efektif juga," kata Hao Zhou, ekonom senior di Commerzbank, kepada kantor berita Reuters.

"Tapi siapa yang mau punya tiga anak? Anak muda paling banyak bisa punya dua anak. Masalah mendasar adalah biaya hidup terlalu tinggi dan tekanan hidup terlalu besar," ujarnya.

Sensus yang dirilis awal bulan ini menunjukkan bahwa sekitar 12 juta bayi lahir tahun lalu - penurunan yang signifikan dari 18 juta pada 2016, dan jumlah kelahiran terendah yang tercatat sejak 1960-an.

Sensus dilakukan pada akhir 2020 di mana sekitar tujuh juta pengambil sensus pergi dari pintu ke pintu untuk mengumpulkan informasi dari rumah tangga China.

Mengingat banyaknya orang yang disurvei, itu dianggap sebagai sumber daya paling komprehensif tentang penduduk China, yang penting untuk perencanaan masa depan.

Setelah hasil data sensus dirilis, secara luas diharapkan bahwa China akan melonggarkan aturan kebijakan keluarganya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES