Hukum dan Kriminal

Dengar Kasus Sekolah SPI, Wali Kota Batu Mengaku Syok

Senin, 31 Mei 2021 - 16:16 | 47.52k
Wali Kota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko MSi. (Foto: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Wali Kota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko MSi. (Foto: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BATUWali Kota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko MSi mengaku shock saat mendengar pemberitaan terkait laporan Sekolah SPI di Kota Batu yang dilayangkan Komnas HAM ke Polda Jatim, Sabtu (29/5/2021) lalu.

Kepada TIMES Indonesia, Wali Kota mengatakan belum mengetahui persis kebenaran peristiwa tersebut, karena belum bertemu dengan berbagai pihak. Ia hanya bisa mendoakan agar permasalahan ini selesai dengan baik.

"Saya bukan hanya kaget, tapi syok mendengar pemberitaan ini. Saya belum tahu sejauh mana kebenarannya, karena saya belum bertemu secara langsung dengan siapa pun, baik dengan korban maupun dengan pihak sekolah, sehingga saya belum bisa berkomentar apa apa selain berdoa agar permasalahan ini bisa selesai dengan baik," ujar Dewanti.

Dewanti Rumpoko 2

Sejak Sabtu, Dewanti Rumpoko berusaha menghubungi Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait tapi masih belum bisa menembus. Ia pun belum berhasil menemui para korban, karena masih dalam dalam perlindungan.

"Ke SMA baru hari ini bisa saya lakukan karena kemarin masih hari libur, kemudian juga masih ada tugas luar kota, sehingga masih belum bisa bertemu. Mudah-mudahan hari ini bisa bertemu," kata Dewanti.

Sebelumnya Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Batu (DP3AP2KB) bersiap melakukan pendampingan terhadap sekolah SPI maupun kepada para korban.

Hal itu dilakukan jika memang nanti dalam proses hukum terkait dugaan tindak pidana kejahatan seksual yang dilaporkan Komnas PA betul-betul terjadi. 

Kepala DP3AP2KB, MD Furqan menegaskan bahwa sekolah ini adalah sekolah favorit dengan pendidikan terbaik serta merupakan sekolah terakreditasi A.

Para siswanya yang sudah diorientasikan dalam pengembangan entrepreunership merupakan anak-anak berprestasi meskipun mereka dari anak-anak kurang mampu. Pihak sekolah pun mengedepankan sosial dalam pengembangan sekolah. Bahkan beberapa waktu lalu, ada sineas yang membuat film khusus sekolah ini.

"Anak-anak ini berasal dari 6 agama yang ada di seluruh Indonesia, mereka rata-rata adalah anak yatim piatu yang ditolong SPI,"ujar Furqon. Karena berorientasi entrepreunership maka sekolah mereka didesain untuk pengembangan kewirausahaan.

Dalam komplek pun sekolah dibangun obyek wisata, perhotelan serta berbagai wahana edukasi. "Karena SMA, sekolah ini di bawah naungan Provinsi Jatim, namun karena ada fungsi perlindungan anak kita datang ke Surabaya untuk melakukan pendampingan," ujar mantan Sekretaris Disdik Kota Batu ini.

Berdasarkan data Dapodik, Sekolah SPI di Kota Batu adalah sekolah terakreditasi A. Sekolah ini memiliki 15 guru dengan jumlah siswa laki sebanyak 107 dan siswa perempuan sebanyak 132 dengan sembilan rombongan belajar. Tak ayal, kasusnya kali ini membuat Wali Kota Batu syok. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES