Protes Penanganan Covid-19, Presiden Brasil Didemo Rakyatnya

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden Brasil, Jair Bolsonaro didemo rakyatnya. Mereka turun ke jalan di seluruh Brasil untuk memprotes penanganan Covid-19 yang telah membuat lebih dari 459.000 orang meninggal dunia di negara Amerika Selatan itu.

Dilansir Al Jazeera, Bolsonaro banyak dikritik karena meremehkan risiko virus Corona dan menghindari tindakan kesehatan masyarakat, seperti penguncian dan jam malam.

Saat ini Komisi Senat Brasil sedang melakukan penyelidikan terhadap kebijakan virus Corona pemerintahannya. Termasuk apakah mereka gagal mengamankan vaksin Covid-19, menggembar-gemborkan obat yang tidak terbukti, dan menekan para pemimpin lokal yang berusaha memberlakukan pembatasan kesehatan.

Dengan memegang tulisan "Bolsonaro keluar", para pengunjuk rasa itu berunjuk rasa di beberapa kota besar dan kecil Brasil pada hari Sabtu untuk menuntut pengunduran dirinya.

Dari Rio de Janeiro, Al Jazeera juga melaporkan, banyak demonstran yang hadir meskipun sebelumnya ada kekhawatiran tentang mengadakan protes publik besar-besaran selama pandemi.

Dilaporkan, bahwa rakyat Brasil telah sampai pada titik dimana mereka harus keluar dan menentang pemerintah Bolsonaro. Partai-partai sayap kiri dan organisasi masyarakat sipil juga hadir dalam aksi itu.

Mereka meneriakkan tentang segala hal, bahkan tentang Palestina. Namun pada dasarnya mereka meminta dakwaan Bolsonaro dan mereka meminta lebih banyak vaksin dan untuk kesehatan masyarakat dan pendidikan publik.

Secara umum mereka ingin Bolsonaro keluar. Namun Bolsonaro tetap menentang meskipun ada kritik, dan dia terus menolak pembatasan terkait virus Corona.

Akhir pekan lalu, dia bergabung dengan ribuan pendukungnya dalam reli sepeda motor melalui Rio de Janeiro dan berjanji untuk tidak memberlakukan kuncian nasional.

"Tanpa bukti ilmiah apa pun, gubernur dan wali kota telah memberlakukan kurungan atau jam malam, kami siap mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjamin kebebasan anda," kata Bolsonaro pada 23 Mei.

Namun jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan peringkat persetujuan mantan kapten militer itu turun.

Datafolha baru-baru ini mengatakan 45 persen warga Brasil mengatakan pemerintahnya buruk, dan dia bisa menghadapi tantangan berat dari mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva di tahun berikutnya dalam pemilihan presiden tahun ini.

Sementara Lula, yang menjabat sebagai presiden dari 2003 hingga 2011, belum mengonfirmasi bahwa dia akan mencalonkan diri, survei terbaru menunjukkan bahwa dia akan mengalahkan Bolsonaro jika dia melakukannya.

Seorang hakim Mahkamah Agung Brasil membuka pintu bagi kembalinya Lula ke politik pada bulan Maret ketika dia mencabut hukuman korupsi terhadap pemimpin Partai Buruh itu. Pengadilan tinggi kemudian menguatkan keputusan itu.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement