Tekno

Penjelasan Ilmiah Magnet Challenge, Logam Menempel di Lengan Usai Divaksin

Kamis, 27 Mei 2021 - 18:55 | 48.56k
Ilustrasi - Video Viral (FOTO: Desain TIMES Indonesia)
Ilustrasi - Video Viral (FOTO: Desain TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah video tentang vaksin Covid-19, dapat menimbulkan reaksi magnetis pada tubuh beredar di media sosial. Video viral tersebut mendapat beragam reaksi dari warganet yang menyaksikannya.

Video yang memuat tayangan uang logam menempel pada lengan orang yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 menyebar luas melalui media sosial dan aplikasi percakapan instan. Video yang dibuat warga Indonesia salah satunya memperlihatkan uang Rp 1.000 menempel di bekas suntikan vaksin pada bagian lengan.

Video serupa lainnya juga banyak beredar dengan judul ataupun tagar "Magnet Challenge" di berbagai media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Facbook. Semuanya mendukung klaim teori konspirasi bahwa di lengan penerima vaksin Covid-19 telah tertanam microchip bermagnet.  

Salah satu video yang diterima TIMES Indonesia menyebutkan bahwa satu video bahkan terdengar orang yang menghadap kamera secara spesifik mengeklaim bahwa dirinya telah mendapatkan vaksin Pfizer/BioNTech. Faktanya, aneka video tersebut tidaklah membuktikan reaksi magnetik ataupun vaksin Covid-19 mengandung microchip.

"Vaksin kami tak mengandung logam dan tak menimbulkan reaksi magnetik setelah disuntikkan," kata juru bicara Pfizer/BioNTech melalui surel kepada Reuters.

Informasi dari Forbes, vaksin Covid-19 dosisnya kurang dari satu milliliter (mL). Vaksin Pfizer/BioNTech, contohnya, cuma 0.3 mL, sehingga microchip tak muat jika harus dimampatkan ke dalamnya.

Ahli fisika dan pakar medis mengatakan kepada Reuters bahwa vaksin Covid-19 tak mengandung logam atau microchip yang membuat penerima vaksin memiliki reaksi magnetis di lokasi injeksi. Tak satupun vaksin yang disetujui di Inggris dan Amerika Serikat mengandung bahan logam.

Sementara itu, keberadaan aluminium pada vaksin lain kadarnya sangat sedikit sehingga peneliti dari Oxford University menyebut itu sama saja dengan kuantitas yang ditemukan secara alami di makanan dan air minum. Kalaupun vaksin Covid-19 betul-betul mengandung logam, keberadaannya tak akan sampai menimbulkan reaksi magnetik.

"Jumlah logam yang diperlukan dalam vaksin untuk menarik magnet jauh lebih besar daripada jumlah yang bisa ada dalam dosis kecil vaksin," kata pakar medis dari Meedan Health Desk. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES