Kopi TIMES

Mudik dan Perbaikan Manajemen Pengendalian Pandemi

Selasa, 25 Mei 2021 - 15:22 | 52.30k
Sigit Pramono, Ketua Gerakan Pakai Masker.
Sigit Pramono, Ketua Gerakan Pakai Masker.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Belajar dari pengalaman pengendalian mobiltas masyarakat selama  mudik baru-baru ini, jelas bahwa  diperlukan sebuah "leadership" yang kuat dalam penanganan pandemi ini. 

Itu sudah seharusnya. Suatu keniscayaan.

Tetapi yang paling mendesak adalah memperbaiki  Manajemen Pengendalian Pandemi.

Berdasarkan pengalaman terjadinya ketidak-patuhan masif selama beberapa liburan panjang atas kebijakan pengendalian mobilisasi massa, maka sebaiknya manajemen pengendalian harus segera  diubah, diperbaiki, dan disempurnakan.

Mengapa ? 

Karena sudah bisa dipastikan pada saat liburan Natal dan akhir tahun 2021 nanti   dan kemudian liburan  Idul Fitri tahun depan, Covid 19 masih akan  ada di tengah tengah kehidupan kita. 

Jadi ini harus diantisipasi dari sekarang. 

Kinerja Pemerintah Indonesia dalam penanganan pandemi Covid 19 sebetulnya cukup bagus. 

Dan ini juga tidak bisa dilepaskan dari peran dan kerja keras dari  Satgas Penanganan Covid 19 dibawah kepemimpinan Letjen Doni Monardo. Vaksinasi di Indonesia juga termasuk di barisan negara  yang paling depan dalam melakukan upaya pengendalian pandemi dengan cara vaksinasi. Indonesia termasuk 10 negara di dunia  yang paling maju dalam vaksinasi. Namun demikian setelah kita hidup di tengah pandemi melewati 2 kali liburan Idul Fitri dan sekali liburan akhir tahun dan tahun baru, terlihat sekali kelemahan kita dalam pengendalian mobilitas masyarakat . 

Segala prestasi yang ada , seolah olah tertutup oleh  kegaduhan dan keruwetan yang terjadi pada saat mudik lebaran. 

Ibarat perbahasa :  "Panas setahun dihapuskan oleh hujan sehari".

Kejadian ini seharusnya menggugah kita untuk berpikir ulang

apakah sudah saatnya kita memperbaiki strategi nasional pengendalian pandemi? Apakah sudah saatnya kita mengevaluasi kewenangan, tugas dan peran di antara organisasi penanganan pandemi sejak mulai dari PEN, Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan Covid 19? .

Salah satu usulan yang boleh dipertimbangkan  adalah agar  kebijakan pengendalian pandemi Covid 19, khususnya sisi kesehatan, harus dikembalikan ke Kementerian Kesehatan, dan menjadikan Menteri Kesehatan sebagai "panglima tertinggi". Semua kebijakan ihwal kesehatan yang terkait dengan pengendalian pandemi harus diterbitkan oleh Kemenkes. Tugas- tugas yang sifatnya rutin dan terus menerus seperti penyediaan sarana dan prasarana kesehatan harus dikembalikan ke Kemenkes. Termasuk pengadaan alat-alat kesehatan dalam rangka pengendalian pandemi yang ada di PEN, Kementerian BUMN, dan Satgas  Covid 19 juga harus dikembalikan ke Kemenkes. 

Kampanye publik, edukasi masyarakat dan lain-lainya  yang terkait pandemi juga harus  dikoordinasikan oleh Kemenkes. Organisasi masyarakat seperti Gerakan Pakai Masker, Gerakan Sejuta Test Antigen, dan lain- lain  bisa membantu di area ini . 

Satgas Penanganan Covid 19, yang inti organisasinya adalah BNPB ( Badan Nasional Penanggulangan Bencana),  seperti kita ketahui mempunyai keunggulan organisasi dan SDM dalam rangka penanganan keadaan darurat akibat bencana. Dan mereka sudah teruji selama ini. Keunggulan mereka adalah mampu melakukan respon dan reaksi cepat dalam  penanggulangan bencana. 

Masalahnya ibarat bencana gunung api yang meletus , pandemi Covid 19 ini erupsinya terjadi terus menerus tiap detik, tiap menit , tiap jam, tiap hari  sepanjang tahun dan terus berlangsung hingga sekarang. 

Oleh karena itu "erupsi rutin  harian"  dari covid 19 ini sebaiknya tidak ditangani oleh Satgas Covid 19 ( BNPB), tetapi oleh lembaga yang memang disiapkan untuk menangani wabah selama ini yaitu : Kementerian Kesehatan.

Satgas Penanganan Covid 19 ( BNPB) sebaiknya diberikan tanggung jawab dan sebagai koordinator untuk "penanganan erupsi yang besar" seperti ketika : Mudik Lebaran, Liburan Natal dan Tahun Baru, peristiwa khusus lain misalnya Penyelanggaraan PON , Pilkada, dll. 

Tentu tetap melibatkan Satgas di daerah - daerah dan jajaran TNI dan Polri. 

Jadi dengan tugas yang diberikan ini,  Satgas Penanganan Covid 19 sudah harus selalu menyiapkan diri untuk menangani pengendalian mobiltas masyarakat pada saat liburan Natal dan tahun baru, mudik lebaran yang akan datang dari mulai sekarang. 

Secara umum sebetulnya Indonesia sudah cukup bagus dalam penanganan pandemi ini. Tetapi pandemi Covid 19 ini memberikan pelajaran berharga kepada kita bahwa pandemi ini tidak bisa ditangani dengan suatu cara  yang sudah pasti dan final. Diperlukan perbaikan dan penyempurnaan dalam manajemen  penanganan pandemi secara terus menerus. 

Jika virus Covid 19 ini terus bermutasi membentuk varian baru yang semakin berbahaya,  maka tidak ada pilihan lain kitapun harus terus melawannya dengan  melakukan inovasi tiada henti dalam manajemen  penanganan pandemi ini. Demikian pula inovasi dalam ikhtiar menghasilkan vaksin, serta dalam hal penemuan obat dan cara pengobatan yang baru harus terus dilakukan. 

Kita tahu bahwa Pemerintah baru AS di bawah Presiden Joe Biden mempunyai sebuah dokumen Strategi Nasional Penanganan Pandemi Covid 19 yang sangat jelas langkah dan sasarannya.

Mereka juga melibatkan semua pemangku kepentingan dan unsur  masyarakat.

Ada baiknya ini bisa juga menjadi rujukan kita dalam menyempurnakan strategi nasional pengendalian pandemi. 

Catatan lain barangkali ialah perlunya Pemerintah melibatkan semua unsur masyarakat, para pemimpin informal di negeri ini dalam penanganan pandemi Covid 19. Para ulama, kyai, dai , mubaligh, pendeta.  tokoh agama, tokoh adat harus  dirangkul dan lebih dilibatkan dalam jihad melawan wabah, atau pageblug atau "tho'un" ini.

Rakyat sebaiknya ditempatkan sebagai subyek dalam penanganan pandemi. Sebagai pelaku, bukan sebagai obyek yang diatur jangan begini dan jangan  begitu serta tidak boleh ini dan tidak boleh  itu.

Kepada pak Doni Monardo, terima kasih banyak atas sumbangan pikiran, waktu dan tenaga yang telah Anda dan seluruh tim Satgas Penanganan Covid 19,  berikan untuk bangsa ini dalam penanganan pandemi selama ini. 

Selamat bertugas di bidang pengabdian yang baru (*)

 

*) Penulis: Sigit Pramono, Ketua Gerakan Pakai Masker

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES