Glutera News

Tingginya Angka Kematian Akibat HIV/ AIDS, Kelompok Milenial Paling Berisiko

Senin, 24 Mei 2021 - 12:12 | 145.83k

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Indonesia menjadi salah satu negara yang termasuk dalam Kawasan Asia Pasifik. Kawasan ini menduduki peringkat ketiga sebagai wilayah dengan pengidap HIV/AIDS terbanyak di seluruh dunia dengan total penderita sebanyak 5,2 juta jiwa. 

Indonesia menyumbang angka 620.000 dari total 5,2 juta jiwa di Asia Pasifik yang terjangkit HIV/AIDS.

Glutera-1.jpg

PENGERTIAN HIV DAN AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang selanjutnya melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit. 

Obat atau metode penanganan HIV belum ditemukan. Dengan menjalani pengobatan tertentu, pengidap HIV bisa memperlambat perkembangan penyakit ini, sehingga pengidap HIV bisa menjalani hidup dengan normal. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS, maka tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.

Glutera-human.jpg

Faktor risiko HIV dan AIDS 

Kelompok orang yang lebih berisiko terinfeksi, antara lain:

• Orang yang melakukan hubungan intim tanpa kondom, baik hubungan sesama jenis maupun heteroseksual.

• Orang yang sering membuat tato atau melakukan tindik.

• Orang yang terkena infeksi penyakit seksual lain.

• Pengguna narkotika suntik.

• Orang yang berhubungan intim dengan pengguna narkotika suntik.

Penyebab HIV dan AIDS di Indonesia 

Penyebaran dan penularan HIV paling banyak disebabkan melalui hubungan intim yang tidak aman. Bergantian menggunakan jarum suntik yang tidak steril saat memakai narkoba. 

Seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkannya kepada orang lain, bahkan sejak beberapa minggu sejak tertular. Semua orang berisiko terinfeksi HIV.

Glutera-aids.jpg

Gejala awal HIV

Infeksi HIV terjadi dalam tiga tahap. Tanpa perawatan penyakit ini semakin memburuk siring waktu dan akhirnya mengalahkan sistem kekebalan. Gejalanya akan semakin terganggu tergantung dari stadium yang dialami pengidapnya.

Tahap Pertama: 

Gejala Infeksi HIV Akut
Kebanyakan orang tidak tahu langsung ketika sudah terinfeksi HIV. Tetapi mereka mungkin memiliki gejala dalam waktu 2 hingga 6 minggu setelah mereka terserang virus. Inilah saatnya sistem kekebalan tubuh menahan virus masuk. Ini disebut dengan infeksi HIV primer.

Gejala HIV mirip dengan penyakit virus lainnya dan mirip dengan flu. Virus bertahan satu atau dua minggu dan kemudian pergi.

Tanda atau ciri awal penderita HIV diantaranya sakit kepala
, kelelahan, sakit otot
, sakit tenggorokan
, pembengkakan kelenjar getah bening
, ruam merah yang tidak gatal pada tubuh
, demam

Jika memiliki gejala seperti ini dan mungkin telah berhubungan dengan seseorang dengan HIV dalam 2 hingga 6 minggu terakhir, pergilah ke dokter dan lakukan tes HIV.

Tes awal penting karena di tahap ini kadar HIV dalam darah dan cairan tubuh sangat tinggi, ini membuat virus tersebut sangat menular. Dan mulailah pengobatan sesegera mungkin untuk membantu tingkatkan sistem kekebalan tubuh.

Kombinasi obat-obatan atau terapi antiretroviral bisa membantu melawan HIV, menjaga sistem kekebalan tubuh dan membuat pengidap tidak menyebarkan virus.

Tahap Kedua: 

Gejala Latensi Klinis
Setelah sistem kekebalan tubuh kalah dalam pertempuran dengan HIV, gejala-gejala seperti flu akan hilang. Tetapi di dalam tubuh, sel-sel yang disebut dengan sel T CD4 mengoordinasikan respons sistem kekebalan 

Selama tahap ini, HIV yang tidak diobati akan membunuh sel CD4 dan menghancurkan sistem kekebalan tubuh.

Ini tanda-tanda atau ciri-ciri tahap kedua penderita HIV, umumnya tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun.

Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh.
Penderita bisa menularkan atau menginfeksi ke orang lain.
Berlangsung hingga 10 tahun lebih.

Tahap Ketiga: 

Aids merupakan tahap lanjut dari infeksi HIV. Ini biasanya terjadi ketika jumlah sel T CD4 turun di bawah 200 dan sistem kekebalan tubuh rusak parah. Penderita bisa mengalami infeksi oportunistik, penyakit yang lebih sering terjadi dan lebih buruk pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah. 

Beberapa diantaranya seperti Sarkoma Kaposi (suatu bentuk kanker kulit) dan Pneumocystis Pneumonia (penyakit paru-paru) juga dianggap sebagai "penyakit terdefinisi AIDS".

Ini tanda-tanda atau ciri-ciri tahap ketiga pengidap HIV dan AIDS:
- Daya tahan tubuh melemah sehingga mudah sakit dan akan berlanjut menjadi AIDS.
- Demam terus menerus lebih dari 10 hari.
- Lelah setiap saat dan sulit bernapas.
- Diare dalam jangka waktu lama.
- Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut dan vagina.
- Adanya bintik ungu yang tidak hilang.
- Nafsu makan menurut sehingga berat badan turun.

Pencegahan HIV dan Aids:

1. Gunakan kondom yang baru setiap berhubungan intim baik anal ataupun oral.

2. Jangan berhubungan intim lebih dari satu pasangan.

3. Jujur pada pasangan jika terkena HIV AIDS agar pasangan mu melakukan tes HIV juga.

4. Sunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.

5. Periksa dan berkonsultasi ke dokter jika menduga terinfeksi atau tertular HIV AIDS setelah melakukan hubungan intim dengan pengidap HIV.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES