Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Kajian Islam dalam Perspektif Ideologis

Kamis, 20 Mei 2021 - 10:04 | 16.98k
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Secara harfiah, kata ideologi berasal dari bahasa inggris, yang diartikan ideologi atau adicita selain itu, ideologi juga berarti ilmu tentang ide atau ilmu tentang cita-cita. Adapun dalam pengertian yang umum, ideologi adalah faham, ide cita-cita atau pemikiran atau pandangan hidup yang dihasilkan melalui perenungan dan kajian yang mendalam yang selanjutnya disusun secara sistematik dan sistematis, yang didalamnya mengandung tujuan, cita-cita, serta cara-cara untuk mencapainya.

kata ideologi selanjutnya menjadi corak ajaran Islam yang memiliki ciri, bahwa ajaran Islam merupakan sebuah ideologi atau cita-cita yang harus diperjuangkan menjadi dasar atau falsafah hidup sebuah bangsa yang selanjutnya mempengaruhi berbagai keputusan dalam berbagai bidang kehidupan titik Islam ideologi memandang, bahwa Islam adalah sebuah ajaran yang sangat lengkap dan detail yang bukan hanya berhubungan dengan masalah aqidah, ibadah dan akhlak, melainkan juga dengan masalah mu’amalah, yakni sosial, ekonomi, politik, budaya, pendidikan, dan lain sebagainya.

Islam ideologi melihat bahwa di dalam ajaran Islam sudah cukup tersedia berbagai aturan ketatanegaraan dan lainnya dengan lengkap, dan karenanya ajaran Islam ini wajib diamalkan, dan tidak perlu menggunakan ajaran lainnya diluar Islam.

INFORMASI PENDAFTARAN MAHASISWA BARU KUNJUNGI www.pmb.unisma.ac.id

Dalam praktiknya Islam ideologis ini selalu mencari metode dan strategi untuk mewujudkan pengamalan Islam dalam realitas baik dengan cara halus maupun kekerasan karenanya islam ideologis ini sering menghadapi tantangan yang berat terutama pada negara-negara yang penduduknya memiliki latar belakang agama, budaya, suku, dan lainnya yang beragam, seperti Indonesia titik dalam sejarah Islam ideologi sini pernah diperjuangkan oleh beberapa tokoh Masyumi, dan berakhir dengan kandas.

Mereka yang memperjuangkan tegaknya Islam ideologis ini selanjutnya mengambil jalan yang berseberangan dengan pemerintah dan selanjutnya menimbulkan ketegangan dan konflik pemberontakan yang menelan korban harta jiwa dan sebagainya. Beberapa tokoh yang menganut paham Islam ideologis ini antara lain Kartosuwirjo, Daud Beureh, Mohammad Natsir (walaupun yang disebut terakhir ini tidak menempuh cara-cara kekerasan dalam memperjuangkan ideologi islam nya).

Di Mesir menganut Islam ideologis ini antara lain Hasan al-Banna pendiri gerakan Ikhwan al-Muslimin, dan Sayyid Quthb yang juga dari gerakan Ikhwan al-Muslimin. Adapun di india, penganut islam ideologis ini antara lain Abul A’la al Maududi, sebagaimana terlihat dalam berbagai karya tulisnya.

Kehadiran Islam ideologis ini tetap diperlukan dan penting adanya dalam rangka memberikan kesadaran kepada pengaruh islam tentang pentingnya mengembangkan ajaran Islam bukan hanya dalam bidang aqidah, ibadah dan akhlak, melainkan juga dalam bidang politik ekonomi budaya dan sebagainya.

Islam ideologis ini juga diperlukan dalam rangka membendung masuknya arus budaya sekularisme, materialisme, hedonisme, kapitalisme dan liberalisme ke dalam Islam dan umatnya. Selain itu, Islam ideologis ini juga diperlukan dalam rangka membendung terjadinya arus barat terhadap dunia Islam ke mas serta dalam rangka memberikan kebanggaan kepada umat Islam bahwa Islam adalah ajaran yang siap memikul beban memakmurkan dan menyejahterakan masyarakat. (*)

INFORMASI PENDAFTARAN MAHASISWA BARU KUNJUNGI www.pmb.unisma.ac.id

*)Penulis: Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES