Peristiwa Internasional

Korban Meninggal Akibat Kereta Gantung Jatuh di Italia Menjadi 14 Orang

Senin, 24 Mei 2021 - 10:46 | 23.72k
Kereta gantung yang jatuh terlihat setelah ambruk di Stresa, dekat Danau Maggiore, Italia 23 Mei 2021. (FOTO:Reuters).
Kereta gantung yang jatuh terlihat setelah ambruk di Stresa, dekat Danau Maggiore, Italia 23 Mei 2021. (FOTO:Reuters).

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jumah korban meninggal dunia akibat kereta gantung yang  jatuh pada hari Minggu (23/5/2021) di Stresa, Italia menjadi 14 orang.

"Kereta gantung itu menghubungkan Danau Maggiore Italia dengan gunung terdekat fan jatuh 20 meter ke tanah," kata pejabat dan penyelamat setempat seperti dilansir Reuters.

Kereta gantung Stresa-Mottarone itu membawa turis dan penduduk lokal dari kota di Danau Maggiore, hampir 1.400 meter di atas permukaan laut ke puncak gunung Mottarone dalam 20 menit dimana kereta gantung ini bisa mengangkut sekitar 40 penumpang.

"Kami hancur, dalam kesakitan," kata Marcella Severino, wali kota Stresa kepada penyiar RAI.

Sementara Perdana Menteri Italia Mario Draghi menyuarakan belasungkawa kepada keluarga para korban.

"Kereta gantung sedang melakukan perjalanan ke atas gunung ketika kabin jatuh sekitar 20 meter ke tanah dan berguling beberapa kali menuruni lereng curam sebelum terhenti oleh pepohonan," kata Severino.

Orang-orang yang mendaki di dekatnya mendengar desisan keras sebelum kecelakaan, katanya, seraya menambahkan bahwa kecelakaan itu diyakini disebabkan oleh salah satu kabel yang putus.

Layanan penyelamatan alpine Italia mengatakan panggilan pertama datang tepat setelah tengah hari (10.00 GMT), dan  menambahkan bahwa kereta gantung itu tergeletak hancur di hutan dan dua anak dibawa dengan helikopter ke rumah sakit anak di dekat kota Turin.

Severino mengatakan bahwa beberapa korban ditemukan terperangkap di dalam mobil, sementara yang lainnya terpelanting  ke hutan-hutan.

Petugas koroner mulai mengidentifikasi para korban, termasuk warga negara asing, katanya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Pihak rumah sakit menyebut, anak tertua dari dua bersaudara yang dibawa ke rumah sakit, diyakini berusia antara 9 dan 10 tahun, meninggal setelah menderita dua serangan jantung.

Direktur Jenderal Giovanni La Valle mengatakan rumah sakit tidak memiliki data pribadi untuk kedua anak itu dan tidak ada yang menghubungi rumah sakit untuk mereka. Diduga anggota keluarganya juga terlibat dalam kecelakaan itu.

Anak bungsu, diperkirakan berusia 5 tahun, dalam keadaan sadar setibanya di rumah sakit dan berbicara bahasa Italia. Dia menjalani operasi untuk menstabilkan beberapa patah tulang.

La Valle mengatakan, orang lain, yang sebelumnya diduga terluka, ternyata tidak dibawa ke rumah sakit.

Lift Stresa-Mottarone baru-baru ini dibuka kembali setelah pencabutan pembatasan virus corona secara bertahap. "Ini momen yang mengerikan bagi saya dan bagi komunitas kami dan saya pikir juga untuk seluruh Italia. Apalagi sekarang kami baru mulai memulai kembali (setelah pandemi)," kata Severino.

Puncak Mottarone populer di kalangan wisatawan karena pemandangan panorama Danau Maggiore dan pulau-pulaunya yang indah serta pemandangan Pegunungan Alpen di sekitarnya.

Layanan kereta gantung ini pertama kali dibuka pada Agustus 1970 setelah hampir tiga tahun bekerja untuk menggantikan kereta api roda gigi, kata situs webnya.

"Sistem kabel ganda dibagi menjadi dua bagian, hanya lebih dari dua kilometer antara Stresa dan Alpino dan tiga kilometer lainnya antara Alpino dan Mottarone. Itu terdiri dari dua mobil - dalam arah alternatif - dengan masing-masing bisa membawa hingga 40 penumpang," tambahnya.

Severino mengatakan pekerjaan pemeliharaan penting, termasuk mengganti kabel, telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.

"Semua ini sulit dipercaya," kata walikota.

Sampai saat ini sudah 14 penumpang meninggal dunia dalam insiden kereta gantung yang jatuh dalam perjalanan dari gunung Mottarone ke Stresa, Italia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES