Kopi TIMES

Pendidikan, Pandemi dan Tahun Ajaran Baru

Sabtu, 22 Mei 2021 - 04:22 | 120.46k
Ud’Hiyata Zahbi, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Ud’Hiyata Zahbi, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Pandemi Covid-19 menjadikan seluruh masyarakat harus adaptif dengan tranformasi yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan. Apalagi dalam era new normal seperti sekarang ini, kita memang tidak bisa menganggap semua telah selesai begitu saja. Lantas bagaimana nasib pendidikan di Indonesia sebagai salah satu sektor yang paling berdampak dari adanya wabah Covid-19?

Sudah satu tahun lamanya proses pembelajaran jarak jauh dilakukan. Jika kita perhatikan, pasti tujuan pendidikan belum bisa dicapai secara maksimal meskipun setiap lembaga pendidikan sudah memberikan usaha terbaik untuk menghidupkan pendidikan di Indonesia.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Vinka dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Capaian Pembelajaran Daring Ditinjau dari Model dan Motivasi Belajar” menyatakan bahwa selama proses pembelajaran online ini terdapat hambatan dalan penggunaan web dan hybrid learning serta kurangnya motivasi motivasi ekstrinsik untuk peserta didik. Namun, hal tersebut tidak mengurangi motivasi intrinsik dari peserta didik untuk belajar sehingga capaian hasil belajar siswa sangat baik.

Selanjutnya Hanifah dkk juga melakukan penelitian tentang dampak pandemi covid-19 terhadap pembelajaran daring di sekolah dasar. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran daring di tengan pandemi masih terjadi banyak halangan apalagi di tingkat sekolah dasar. Di antaranya yaitu penguasaan teknologi yang masih rendah, sarana dan prasarana yang belum memadai dan akses internet yang terbatas apalagi untuk daerah wilayah terluat, terdepan, tertinggak (3T).

Mendengar desas desus pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran baru mendatang sepertinya menjadi kabar bahagia untuk sebagian besar civitas akademika di berbagai wilayah di Indonesia. Namun, hal ini juga belum dapat dipastikan. Hari ini bisa saja memberikan kebijakan seperti ini tapi untuk besok bisa berubah lagi sesuai dengan fakta perkembangan Covid di Indonesia.

Sebaiknya kita mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan yang ada. Karena baik offline ataupun online sama-sama memiliki risiko yang harus diterima oleh masyarakat terutama bagi para pelajar, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

Lembaga pendidikan yang akan melakukan pembelajaran secara tatap muka harus mempersiapkan protokol kesehatan secara matang. Sekolah banyak yang telah menyiapkan cuci tangan otomatis serta ruang kelas yang ditata ulang sebagai pemenuhan terhadap prokes covid-19. Selain itu, bagi guru dan pelajar perubahan dari online ke offline ini tentunya memerlukan adaptasi ekstra. Setiap pelajar yang biasanya sekolah secara online bisa sambil rebahan, memakai baju tidur, bahkan ada yang tidak mandi harus merubah kebiasaan-kebiasaan tersebut.

Di lain sisi, bagi seorang guru saat menghadapi siswa yang kurang patuh saat pembelajaran harus lebih sabar dan mempersiapkan strategi yang tepat agar proses pembelajaran offline dapat berjalan secara lancar. Meskipun awalnya akan terasa sulit, namun perubahan untuk kembali normal selalu didambakan dengan harapan pendidikan di Indonesia bisa mencapai tujuan pendidikan itu sendiri secara maksimal.

Jika tetap melakukan pembelajaran online di tahun ajaran baru mendatang, sepatutnya kita juga memerhatikan beberapa hal berikut ini. Pertama, otoritas pendidikan. Kita harus mampu memastikan dan menjamin kelanjutan pendidikan yang adil. Setiap pelajar harus mendapat akses internet yang mudah dan sumber pembelajaran yang sama.

Kedua, peningkatan mutu pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan transformasi sistem pembelajaran agar mudah diterima oleh pelajar. Dapat dilakukan dengan inovasi baru yang dilakukan oleh individu pengajar ataupun secara berkelompok. Karena kemampuan setiap anak dalam menerima apapun yang disampaikan pastilah tidak sama, dan seorang pengajar harus mampu membacanya serta memberikan solusi terbaik untuk anak didiknya.

Ketiga, dukungan penuh dari lingkungan belajar. Setiap rumah harus menjadi tempat belajar yang ramah. Seperti orang tua harus mengerti jadwal belajar anak, menyediakan lingkungan tempat belajar dan memberikan fasilitas memadai untuk belajar, dan tentunya dukungan berupa motivasi untuk belajar.

Misi pendidikan merupakan misi yang tak bisa berhenti dan diberhentikan begitu saja. Misi pendidikan adalah misi keabadian. Oleh sebab itu, perlu adanya perhatian sebagai semangat dalam menyambut persiapan tahun ajaran baru mendatang.

***

*)Oleh: Ud’Hiyata Zahbi, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES