Peristiwa Nasional

Edukasi Sejarah, Pos Pantau Lebaran di Bondowoso Dibuat Mirip Monumen Gerbong Maut 

Rabu, 12 Mei 2021 - 23:51 | 65.34k
Pos pantau lebaran di Alun-Alun RBA Ki Ronggo Kabupaten Bondowoso yang mirip dengan Monumen Gerbong Maut (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).
Pos pantau lebaran di Alun-Alun RBA Ki Ronggo Kabupaten Bondowoso yang mirip dengan Monumen Gerbong Maut (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Apa yang dilakukan Satlantas Polres Bondowoso ini cukup edukatif. Mereka membuat pos pantau lebaran di dekat Alun-Alun RBA Ki Ronggo mirip dengan Monumen Gerbong Maut.

Pos pantau bertema sejarah itu ada di perempatan depan Bank Jatim. Di bagian tengah atas terdapat tulisan 'Gerbong Maut'.

Sementara di bagian kanan dan kiri replika gerbong maut itu, bertuliskan GR 10152. Kode itu merupakan nomor gerbong kereta ketiga yang ada dalam tragedi Gerbong Maut. 

Dari catatan sejarah, gerbong nomor GR 10152 berisi tawanan paling banyak. Yakni sebanyak 38 orang dari 100 pribumi yang ditawan Belanda.

Tragedi yang memakan banyak korban tersebut, terjadi pada tanggal 23 September 1947 silam. Tragedi berawal dari penangkapan besar-besaran oleh Belanda. Akibatnya, penjara di Bondowoso tidak lagi bisa menampung tahanan, yang pada waktu itu mencapai kurang lebih 637 orang.

Kemudian, Tentara Belanda bermaksud memindahkan tahanan, yang masuk ‘pelanggaran berat’ dari Bondowoso ke Surabaya. Belanda menggunakan kereta api, untuk mengangkut tahanan yang akan dipindahkan tersebut.

Pemindahan dibagi menjadi beberapa tahap. Sementara setiap tahap, kereta mengangkut 100 orang. Pengangkutan pertama dan kedua, berjalan lancar, karena gerbong kereta diberi ventilasi seluas 10 sapai 15 cm.

Namun saat pemindahan tahap ketiga, gerbong ditutup rapat, rakyat tidak boleh mendekati gerbong. Akibatnya, semua tahanan menderita kelaparan, dan kehausan. Pemindahan inilah, kemudian disebut sebagai tragedi Gerbong Maut.

Sementara rincian tahanan tersebut adalah, 20 orang rakyat Desa, Kelaskaran Rakyat dan Gerakan Bawah Tanah 30 orang, Anggota TRI 30 orang, dan tahanan rakyat serta polisi 20 orang, jadi genap 100 orang.

Sekitar Pukul 05:30 WIB, tahanan tiba di Stasiun Bondowoso, sebanyak 32 orang dimasukan gerbong pertama, yang bernomor GR 5769, gerbong kedua bernomor GR 4416 diisi 30 orang.

Sisanya, 38 orang dimasukan gerbong ketiga dengan nomor GR 10152, gerbong ketiga masih baru dan lebih panjang.

Saat para tahanan dimauskkan gerbong, dan pintu dikunci, suasana dalam gerbong jadi gelap, pengap dan panas, meskipun masih pagi. Hingga akhirnya meninggal karena kehabisan oksigen.

Kasatlantas Polres Bondowoso, AKP Didik Sugiarto mengatakan, desain pos pantau yang menyerupai Gerbong Maut tersebut tidak lain  untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.

"Selain melakukan pemantauan lalulintas, kami berharap ingat pada sejarah perjuangan pahlawan di Bumi Ki Ronggo," jelas pria kelahiran Bondowoso tersebut.

Sengaja didesain bertema sejarah kata dia, agar pos pantau lebaran selama Operasi Ketupat Semeru 2021 ini lebih asik dilihat oleh pengendara. 

"Tidak harus tema lebaran. Ini kan juga bahan edukasi," imbuhnya saat dikonfirmasi, Rabu (12/5/2021).

Sementara itu, salah seorang warga Bondowoso, Ahmad Muslim mengaku, ketika melihat pos tersebut tidak seperti melihat pos pantau lebaran.

"Karena bentuk pos pantau lebaran itu sangat mirip Gerbong Maut. Itu sangat luar biasa, sangat indah saat melintas di perempatan tersebut," jelas warga Binakal Kabupaten Bondowoso tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES