Gaya Hidup

Tradisi Damar Kurung Semarakkan Lebaran di Kota Batu

Senin, 17 Mei 2021 - 06:34 | 92.18k
Warga mempersiapkan Tradisi Damar Kurung yang dilakukan saat lebaran nanti. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Warga mempersiapkan Tradisi Damar Kurung yang dilakukan saat lebaran nanti. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BATU – Ada tradisi unik yang selalu dilakukan oleh warga Dusun RW 4 Dusun Kajang Lor, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu ketika lebaran tiba. Mereka beramai-ramai menyalakan Damar Kurung (lampion) di sepanjang jalan dusun.

Beragam bentuk Damar Kurung digantung di luar rumah, seolah menandakan kegembiraan warga menyambut hadirnya Idul Fitri sekaligus rasa syukur karena bisa menyelesaikan semua ibadah selama bulan Ramadan dengan baik.

“Sewaktu saya masih kecil, saat itu berusia 7 tahun, tradisi ini (Damar Kurung-red) sudah ada, sekarang ketika umur saya 53 tahun, Alhamdulillah tradisi ini masih ada,” ujar Riyanto, warga Dusun Kajang Lor.

radisi-Damar-Kurung-yang-dilakukan-saat-lebaran-nanti-2.jpg

Saat ia masih kecil, menurut Riyanto, belum ada aliran listrik di dusun ini. Selain itu masih banyak orang yang berjualan minyak tanah. Hingga saat itu penerangan yang dipilih adalah Damar (lampu berbahan bakar minyak tanah).

Damar ini dibuatkan kurungan berbentuk kotak dari bambu yang dihiasi dengan kertas minyak. Kini dalam perkembangannya, warga sudah pintar membuat lampion mengunakan rangka besi.

Bentuknya pun lebih indah dengan beragam bentuk yang lebih tegas. Mulai dari bentuk alat transportasi, binatang maupun beragam emotion yang menarik untuk dilihat. “Dahulu dilombakan, Damar Kurung terbaik yang menjadi juara,” ujarnya.

Suasana pun begitu semarak, Pandemi Covid-19 tetap semarak, karena semua keluarga hadir dalam perayaan tersebut.

radisi-Damar-Kurung-yang-dilakukan-saat-lebaran-nanti-3.jpg

“Suasana semarak ini mulai terasa usai Sholat Idul Fitri, dilanjutkan dengan tasyakuran. Setiap orang membawa nasi berkat ke Masjid sebagai bentuk syukur kita. Setelah itu dilanjutkan dengan mandi besar di Kali Dam. Ada anggapan kalau mandi usai Sholat Id jadi awet muda,” ujarnya.

Puncak keramaian menurut Riyanto bukan saat Shalat Id sesuai dengan hari yang tetapkan pemerintah, namun selisih satu hari. “Kalau tahun ini jatuhnya hari Kamis, berarti ramainya hari Jumat,” ujarnya.  

Hal senada dikemukakan oleh Misno, warga setempat. Ia mengatakan semua warga bergembira menyambut datangnya Idul Fitri. Khusus untuk hari besar ini, warga rata-rata libur selama 15 hari.

Mereka menggunakan waktu libur untuk menghias kampung. Memasang berbagai aksesoris hingga memasang Damar Kurung.  “Kita mengikuti adat turun temurun,” ujar Misno.

Kegembiraan yang sama dikemukakan oleh Antok, warga setempat. Bersama warga yang lain ia membuat beragam pernak pernik untuk menambah keindahan Damar Kurung. “Setiap rumah memasang aksesoris dan lampion, dananya swadaya, ini bentuk kegembiraan kita menyambut lebaran, kita pasang hingga nanti Hari Raya Ketupat,” ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES