Peristiwa Daerah

Ketua Satgas Covid-19 Sesalkan Ancaman Pemilik Kafe Atap Langit Banyuwangi kepada Petugas

Rabu, 12 Mei 2021 - 11:20 | 210.27k
Munib, pemilik Cafe Atap Langit, Jalan MH Thamrin, Kelurahan Pengantigan, Kecamatan Banyuwangi, saat marah dan mengancam Satgas Covid-19. (Foto : Dokumentasi TIMES Indonesia)
Munib, pemilik Cafe Atap Langit, Jalan MH Thamrin, Kelurahan Pengantigan, Kecamatan Banyuwangi, saat marah dan mengancam Satgas Covid-19. (Foto : Dokumentasi TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sikap arogan yang ditunjukkan Munib, pemilik Kafe Atap Langit, Jalan MH Thamrin, Kelurahan Pengantigan, Banyuwangi, Jawa Timur, kepada petugas Satgas Covid-19, berbuntut panjang. Ucapan kasar PNS Pemkab Banyuwangi kepada petugas Satgas Covid-19, yang sedang menjalankan tugas razia protokol kesehatan juga menuai reaksi masyarakat, khususnya penjaja kuliner di wilayah Plengsengan, Kelurahan Kampung Mandar.

“Yang paling disayangkan itu kan sampai nyangkut Plengsengan, Mandar. Akhirnya berkepanjangan,” ucap Camat Banyuwangi sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Kecamatan Banyuwangi, Muhammad Lutfi, Rabu (12/5/2021).

Seperti diketahui, pada Sabtu malam (8/5/2021), Munib, pemilik Cafe Atap Langit, Jalan MH Thamrin, Kelurahan Pengantigan, Banyuwangi, marah dan mengancam Satgas Covid-19. Saat itu petugas sedang menggelar razia rutin protokol kesehatan.

Pada kejadian yang sempat diabadikan dalam rekaman video, Munib dengan suara keras mengancam akan mempermasalahkan dan melaporkan Satgas Covid-19 jika tidak menutup Plengsengan. Sikap itu dilakukan di depan para pengunjung kafe kepada abdi negara yang sedang menjalankan tugas razia protokol kesehatan.

Plengsengan gak ditutup awas yo, sesok tak masalahno ambi aku, tak laporno ambi aku,” begitu kata Munib dalam video.

Plengsengan adalah sebuah nama lingkungan diwilayah Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi. Sebuah tempat kulineran favorit masyarakat. Yang menyuguhkan beragam santapan dengan pemandangan pantai menghadap selat Bali.

“Keadaan Kafe Atap Langit kan tidak sama dengan Plengsengan Mandar. Plengsengan itu out door, di tempat terbuka. Kemudian orang datang, hanya untuk makan dan pulang, bahkan banyak yang take away,” ucap Lutfi.

Kalau Kafe Atap Langit, lanjutnya, kan tempat nongkrong. Dari pengaduan masyarakat, pengunjung pun padat berkerumun.

“Karena disamakan seperti itu (Oleh Munib), akhirnya berkepanjangan. Orang mandar banyak yang tidak terima. Termasuk pak lurahnya. Dan seharusnya (Sikap Munib) tidak begitu,” ujar Camat Banyuwangi.

Dijelaskan, razia protokol kesehatan yang digelar Satgas Covid-19 Kecamatan Banyuwangi, pada Sabtu Malam (8/5/2021), di sejumlah pusat keramaian merupakan kegiatan rutin. Dan bukan hanya dilakukan di Kafe Atap Langit saja. Namun diseluruh cafe, warung dan restoran.

“Kedai Sogok Ontong, Plengsengan, Mandar juga kita razia, Mbok Judes, Warung Mbok Sul juga. Semua kita perlakukan sama,” katanya.

“Di Kedai Sogok Ontong, timurnya Atap Langit, kita masuk diterima sangat baik,” imbuh Lutfi.

Razia protokol kesehatan pada dasarnya adalah bentuk perhatian terhadap kesehatan masyarakat. Terlebih jika bicara cafe yang notabene pengunjung didominasi anak-anak muda.

“Kita ingatkan, jangan sampai ada penularan. Anak muda itu mayoritas OTG (Orang Tanpa Gejala), tapi setelah mereka pulang ke rumah ada orang tua, kakek, nenek, kita kan kasihan,” ucapnya.

Karena razia digelar untuk tujuan baik, maka jangan heran, ketika Munib marah dan mengancam, maka Satgas Covid-19 Kecamatan Banyuwangi, lebih memilih diam.

Terkait apa penyebab kemarahan hingga mengeluarkan ancaman, Munib, pemeilik Kafe Atap Langit enggan menjelaskan. Dia hanya meminta awak media untuk bertanya kepada Satgas Covid-19 Kecamatan Banyuwangi. "Tanyakan saja ke petugasnya," kata Munib. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES