Peristiwa Nasional

Saat KPK RI Berhasil "Tendang" Para Predator Koruptor

Rabu, 12 Mei 2021 - 08:00 | 52.94k
Kantor KPK RI Jakarta. (FOTO: Dok KPK RI)
Kantor KPK RI Jakarta. (FOTO: Dok KPK RI)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – 75 Pegawai KPK RI yang tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) benar-benar diujung tanduk. Itu karana mereka kini sudah sah dinonaktifkan oleh lembaga yang dinahkodai oleh Firli Bahuri itu.

Publik pun bukan hanya merespon kecewa dengan hal ini. Melainkan menilai ini fenomena lucu. Pasalnya, mayoritas yang tak lolos dari tes untuk alih status menjadi ASN tersebut, adalah orang-orang yang kontribusinya sangat luar biasa di lembaga antirasua itu. Mereka adalah "predator" para koruptor.

Tak ayal, agenda tes tersebut juga dinilai dilakukan bagian permainan saja sebagai jebakan untuk menyingkirkan. Apalagi diketahui, di tes yang dilakukan secara tertutup tersebut, banyak pernyataan-pertanyaan yang tak etis diberikan. Seperti soal jilbab, mengapa tidak menikah, LGBT, doa Qunut dan rasisme Papua.

Misalnya, penangkapan terhadap Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat kemarin yang dipimpin langsung oleh Harun Al Rasyid, Kasatgas Penyelidik KPK RI itu ternyata menjadi bagian dari 75 pegawai yang ditendang oleh lembaganya sendiri.

Tak kalah mengejutkan juga pada Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI) KPK, Sujanarko. Ia menjadi masuk di deretan yang tak lolos dari TWK itu.

Diketahui, ia pernah mendapatkan penghargaan Satyalancana Wira Karya dari Presiden RI Jokowi. Penghargaan itu diterimanya pada 2015 lalu. Saat menjabat Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK. Tak semua orang bisa mendapatkan penghargaan semacam itu.

Jika mengutip PP Nomor 4 Tahun 1962, disebutkan: "Satyalancana Wira Karya diadakan untuk memberi penghargaan kepada setiap orang warga negara Indonesia yang telah memberikan darma baktinya yang besar kepada Nusa dan Bangsa hingga dapat dijadikan tauladan bagi orang lain."

Ada pula Direktur Sosialisasi dan Kampanye Anti-Korupsi KPK, Giri Suprapdiono. Ia turut masuk dalam list 75 nama yang tak lolos TWK. Ia mengabdi di KPK sejak 2005. Giri pernah menerima sejumlah penghargaan serta menjadi narasumber tentang wawasan kebangsaan dan pendidikan Antikorupsi di SESKOAD, Lemhanas, Sespim Polri, dan Intelstrat BIN dan ITB.

Ia juga pernah menyabet penghargaan Makarti Bhakti Nagari Award pada Desember 2020 dari Lembaga Administrasi Negara (LAN). Pernah juga menjadi lulusan terbaik pelatihan kepemimpinan nasional II angkatan XVII di LAN yang merupakan bagian dari proses alih status menjadi ASN.

Yang tak kalah mengernyitkan dahi adalah masuknya nama Novel Baswedan. Ia adalah menyidik senior yang mungkin dikenal sosok paling berani di KPK RI. Banyak kasus besar yang ia tangani. Seperti kasus korupsi pengadaan KTP elektronik, suap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, korupsi proyek simulator SIM Korlantas Polri, suap cek pelawat Deputi Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom dan kasus korupsi Bank Jabar.

Disinyalir, karena "ulahnya" itu, hingga berakibat terjadi penyerangan fisik kepadanya. Ia disiram dengan air keras, hingga kehilangan penglihatan secara normal.

Kemarin, Novel Baswedan pun secara tegas menyampaikan, tidak akan kalah dengan apa yang kini menimpa dirinya dan teman-temannya di KPK RI itu. Ia menilai, proses TWK bukan hal wajar. Itu kata dia, lebih kepada upaya yang sistematis ingin menyingkirkan orang yang bekerja baik di lembaga antirasua. "Sikap kami jelas, kami akan melawan," tegasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES