Menjelang Rukyatul Hilal, Begini Kata Pakar STAI Taswirul Afkar Surabaya

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Momen menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, Dr H Imron Rosyadi MHI, pakar rukyatul hilal STAI Taswirul Afkar Surabaya, menjadi salah satu tim ahli yang paling dicari-cari.

Wajah doktor lulusan UIN Walisongo tersebut kerap muncul di layar kaca televisi karena memang selain ahli di bidang rukyatul hilal, Imron juga pimpinan di Lembaga Falakiyah PCNU Kota Surabaya.

Imron menyampaikan bahwa rukyatul hilal akan dilaksanakan pada Selasa (11/5/2021) ini, dimulai sesaat setelah matahari terbenam pada waktu maghrib.

Dr H Imron Rosyadi MHI saat menyampaikan kalkulasi data awal hilal.

“Titik lokasi rukyatul hilal akan dilaksanakan di dua tempat yakni Roof Top One Icon Residence (TP 6), Surabaya dan Pantai Kenjeran (Nambangan), Surabaya. Dua tempat tersebut cukup representatif untuk melakukan pengamatan hilal, sebab lanskap cakrawala terbebas dari penghalang,” papar Imron, Senin (10/5/2021).

Selain Imron, beberapa elemen masyarakat yang akan turut hadir di dua titik lokasi pengamatan hilal di antaranya adalah Kemenag Kota Surabaya, Pengadilan Agama Surabaya, Kantor Urusan Agama, PCNU Kota Surabaya, dan MUI Kota Surabaya.

Selain itu, akan hadir pula Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Surabaya, FKUB Kota Surabaya, juga bahkan tidak ketinggalan PD Muhammadiyah Kota Surabaya juga akan hadir pada rukyatul hilal tersebut.

Menurut prediksi Imron, kalkulasi data hisab akhir bulan Ramadhan (awal Syawal) menunjukkan bahwa Selasa besok pada saat matahari terbenam (maghrib) hilal tidak mungkin bisa dilihat. Hal ini disebabkan belum terjadi ijtimak (konjungsi) bahkan hilal masih di bawah ufuk.

Meski demikian, kata Imron, bukan berarti rukyatul hilal tidak dilaksanakan. Rukyatul hilal tetap dilaksanakan sebagai manifestasi penepatan awal bulan Hijriyah berdasarkan perintah Rasulullah.

“Dalam kondisi seperti ini, rukyatul hilal bersifat ta’abbudy (ibadah dalam rangka melaksanakan  perintah agama),” tandas dosen STAI Taswirul Afkar Surabaya ini.

Imron melanjutkan penjelasannya, konsekuensi penetapan awal bulan Hijriyah (menurut nas) adalah berdasarkan rukyatul hilal dan bersifat ta'abbudy. Maka dari itu, rukyatul hilal tetap dilaksanakan meskipun data hisab menunjukkan hilal tidak mungkin terlihat karena belum terjadi ijtimak (konjungsi) dan masih dibawah ufuk.

“Dengan demikian penentuan awal bulan tetap didasarkan atas rukyatul hilal (meski tidak berhasil) dan bukan didasarkan hisab. Hisab hanya berfungsi sebagai pendukung rukyat. Rukyat yang berkualitas adalah rukyat yang didukung data hisab yang akurat,” jelas Imron.

Sebagai pemungkas Imron mengatakan, insya Allah Ramadhan akan digenapkan (istikmal) 30 hari sehingga hari Rabu (12/5/2021) masih hari terakhir bulan Ramadhan yang sedang berjalan. Sementara 1 Syawal 1442 H insya Allah akan jatuh pada hari Kamis (13/5/2021).

Pada kesempatan yang lain, Dr H Rangga Sa'adillah SAP MPdI, Wakil Ketua II STAI Taswirul Afkar kepada segenap civitas akademika untuk tetap produktif beribadah dan belajar hingga Ramadhan berakhir. Serta, menjalankan ibadah Idul Fitri dengan penuh kekhidmatan, tentu saja sesuai dengan protokol pemerintah.

“Momen Idul Fitri di tahun kedua masa pandemi ini bentuk kasih sayang Allah kepada umat Islam supaya tidak terlena dengan gemerlap perayaan yang hedonis, melainkan sebuah momen untuk kembali mensucikan diri, hati, dan pikiran,” kata Wakil Ketua II STAI Taswirul Afkar Surabaya ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement