Kopi TIMES

Literasi dan Numerasi: Induk Seluruh Turunan Literasi

Sabtu, 08 Mei 2021 - 15:00 | 70.12k
Dr. R. Chusnu Yuli Setyo, Kabid Pendidikan SMP, Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan.
Dr. R. Chusnu Yuli Setyo, Kabid Pendidikan SMP, Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan.

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Pada tanggal 3-5 Mei 2021 lalu, saya mengikuti kegiatan 'Koordinasi Pendampingan Kebijakan Kemdikbud tentang Implementasi Strategi Peningkatan Kemampuan Literasi dan Numerasi Siswa' yang dilaksanakan oleh LPMP, di Atria Hotel Malang.

'Sakjane eman mergo iki malem likuran. Malem likuran kok nang hotel? Tapi untuk mencari ilmu dan menyiapkan Asesmen Nasional bagi SMP di Lamongan, tugas ini semoga menjadi nilai ibadah. Bayangkan kalau pas Lailatul Qadar, berarti saya sedang belajar Asesmen Nasional selama seribu bulan.' 

Mengapa literasi dan numerasi ini menjadi isu utama dalam menyiapkan siswa  agar bisa bersaing dengan negara-negara maju? Dan mengapa ini menjadi materi utama dalam Asesmen Kompetensi Minimal? 

Begini. Saya bisa meyakinkan dan haqqul yaqin bahwa melek baca (literasi) dan melek angka (literasi numerasi) adalah  induk dari seluruh turunan literasi yang ada. 'Melek' itu bahasa Jawa yang artinya membuka mata atau terbuka matanya. Membuka mata dan melihat adalah sumber utama pengetahuan. Pengetahuan dari kata tahu. Orang bisa tahu kalau matanya terbuka dan melihat.

Seorang siswa yang melek huruf, ia akan melek baca.  Dari melek baca, ia akan melek bahasa (language literacy). Kalau ia melek beberapa bahasa, misal bahasa Inggris, ia bisa membaca buku-buku berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris. Melek baca dan melek bahasa membuka peluang siswa untuk melek budaya (culture literacy), melek sosial (social literacy), melek hukum (law literacy), melek internet (internet literacy), dan melek-melek yang lain. Semua Iiterasi turunan di atas tadi berawal dari melek baca. 

Demikian juga melek angka (literasi numerasi) bisa membuka peluang siswa untuk melek matematika (mathematics literacy). Melek matematika bisa membuka pemahaman siswa tentang prosentase, grafik, diskon, sampai data statistik. Melek matematika ini membuka pemahaman siswa pada melek akuntansi (accounting literacy), melek statistik (statistic literacy), melek pemrogram komputer (computer programmer literacy), melek kecerdasan buatan (artificial intelligent literacy), dan melek-melek yang lain yang lebih kompleks literasi numerasinya. 

Tentu melek baca dan melek angka tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Dalam sebuah teks, huruf dan angka tidak bisa dipisahkan. Misal teks tentang ekonomi, keduanya saling terkait karena ada data perekonomian berupa angka-angka statistik, prosentase, dan grafik yang dipadu dengan narasi argumentatif terang keadaan perekonomian.

Jadi, kita para pendidik harus meyakinkan pada siswa tentang pentingnya membaca dan belajar angka-angka. Karena dari dua literasi utama inilah mereka akan bisa belajar literasi -literasi yang lain.

***

*)Oleh: Dr. R. Chusnu Yuli Setyo, Kabid Pendidikan SMP, Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES