Peristiwa Daerah

Gus Zuem Setuju Cara Dakwah di Gereja Oleh Gus Miftah

Jumat, 07 Mei 2021 - 13:18 | 71.29k
KH Zaimuddin Wiyaja As'ad atau Gus Zuem salah satu pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum, Rejoso, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang (Foto : Rohmadi/TIMES Indonesia)
KH Zaimuddin Wiyaja As'ad atau Gus Zuem salah satu pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum, Rejoso, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang (Foto : Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – KH Zaimuddin Wiyaja As'ad, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang setuju dengan cara dakwah dai kondang Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah.

Salah satunya cara dakwah Gus Miftah yang berani menyampaikan pemahan mengenai ajaran agama Islam di Gereja. Seperti yang Gus Miftah lakukan beberapa waktu lalu, ia menyampaikan orasi kebangsaan di acara peresmian Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung di Penjaringan, Jakarta Utara.

Kiai yang akrab disapa Gus Zuem mengatakan, dengan cara dakwah tersebut sang dai bisa memberikan pencerahan tentang nilai dan ajaran Islam secara arif pada orang-orang yang masih 'antipati' pada Islam.

"Dakwah dengan model seperti itu juga sesuai anjuran Allah SWT untuk mengajak siapa pun ke jalan Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik. Serta bisa memberi peluang untuk berdiskusi dengan santun," katanya, kepada TIMES Indonesia. Jumat (7/5/2021).

Namun, pihaknya juga mengimbau jika dakwah dengan model seperti itu, tidak bisa diterima oleh semua kalangan. Maka harus melihat situasi dan kondisi dari masyarakat sekitar.

"Tergantung dari tingkat moderasi masyarakatnya," jelasnya.

Mengenai, orang yang mengkafirkan Gus Miftah, Gus Zuem menjelaskan bahwa ada perbedaan pendapat dari para ulama salaf hukum seorang muslim masuk Gereja.

"Para ulama salaf berbeda pendapat tentang hukum seorang muslim masuk gereja. Ada yang boleh bila ada kepentingan yang mendesak dan yang paling keras adalah haram. Saya belum dengar ada hukum yang mengkafirkan," jelasnya.

Seperti yang diketahui, setelah menyampaikan orasi kebangsaan di acara peresmian Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung di Penjaringan, Jakarta Utara beberapa waktu lalu. Di media sosialnya Gus Miftah dibanjiri tudingan kafir dan sesat oleh netizen.

Ia pun kemarin memberikan klarifikasinya melalui Instagram pribadinya. Ia menjelaskan, acara yang diberikan kepadanya adalah berjudul orasi kebangsaan, dalam rangka peresmian GBI, bukan dalam rangka peribadatan.

"Dicatat. Gara-gara itu kemudian saya dihujat banyak netizen dengan mengatakan, Miftah sesat, Miftah kafir, syahadatnya batal, dan sebagainya. Gus Miftah marah? Enggak. Saya bersyukur Alhamdulillah," katanya.

Gus Miftah juga menjelaskan alasannya hadir di acara peresmian tersebut.

"Saya kemudian hanya mikir begini, orang seperti saya yang kebetulan dikasih oleh Allah menjadi orang yang mampu membimbing sekian ratus orang untuk bersyahadat menjadi seorang mualaf hanya karena video tersebut saya dikatakan kafir. Luar biasa. Itu dakwah zaman sekarang. Kalau dakwah zaman dulu tugasnya mengislamkan orang kafir, dakwah hari ini mengkafir-kafirkan orang Islam," ujar Gus Miftah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES