Peristiwa Daerah

PMI Asal Jateng di Asrama Haji Bingung Transport Pulkam, Khofifah Biayai Perjalanan

Rabu, 05 Mei 2021 - 13:52 | 32.24k
Gubernur Jatim Khofifah saat memantau gelombang PMI di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Rabu (5/5/2021). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Gubernur Jatim Khofifah saat memantau gelombang PMI di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Rabu (5/5/2021). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – 14 ribu Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jawa Timur dari berbagai negara mulai berdatangan. Namun ternyata tak semua PMI tersebut merupakan warga Jatim. Akan tetapi juga ada yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat dan Kalimantan.

Sawal (42) mengaku berasal dari Batang, Jateng. Ia merupakan PMI dari Brunei Darussalam.  Ia terpaksa pulang karena kontrak kerja habis setelah 10 tahun berjibaku mencari nafkah di Brunei Darussalam. 

KHOFIFAH B

"Tidak ada perpanjangan, kalau balik ke sana lagi susah. Cakapnya gitu," ujar Sawal, Rabu (5/5/2021). 

Saat kepulangan, ia menjalani serangkaian tes kesehatan dan swab PCR. Hasilnya negatif. Dari Brunei Darussalam langsung terbang menuju Juanda Surabaya. 

Tiba di Surabaya pada 2 Mei 2021, ia mengisi data kemudian menjalani Swab PCR dan karantina di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. 

"Tunggu hasilnya keluar, baru boleh balik. Cakapnya macam itu," tandas Sawal dengan logat Melayu yang cukup kental.

Namun ia mengeluhkan prosedur yang cukup lama karena datang bersama dengan gelombang PMI asal Jatim. Kendati hasil tes menunjukkan negatif, namun ia masih harus menanti kepastian waktu pulang. Mereka juga bingung karena harus pulang dengan biaya sendiri. 

"Keluhannya lama, karena orang Jatim sudah balik, yang Jateng dan Jabar belum bisa balik," imbuhnya seraya antre verifikasi surat penjemputan. Tetapi ia belum menerima surat tersebut. 

Saat sidak, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa segera meminta Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim Nyono agar segera melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan Jateng terkait prosedur penjemputan PMI dari luar Provinsi Jatim.  

Karena, berdasarkan aturan para PMI asal luar provinsi harus pulang dengan biaya sendiri. Khofifah juga mendengarkan keluhan para perantau tersebut. 

"Sabar ya bu, kondisi ini tidak hanya dialami Jatim dan Jateng tapi seluruh Indonesia," kata Khofifah menenangkan. 

Salah satu PMI lain asal Jateng bernama Kartini. Perempuan 46 tahun tersebut  akan pulang bersama 14 kawan lainnya dari Pamulang, Kendal, dan Jepara. Sudah empat hari mereka berada di Asrama Haji.

Namun tangis haru seketika pecah. Karena tetiba Gubernur Khofifah membantu biaya ganti sewa travel untuk pulang sebesar Rp 2 juta sesaat setelah melakukan komunikasi mendengar keluhan mereka.

"Tadi dibantu gubernur bayar travel diganti Rp 2 juta. Hasil test sudah keluar negatif. Saya mengucapkan terima kasih Gubernur Jatim karena bisa menolong kita yang dari luar negeri yang sudah lama ingin berjumpa dengan keluarga. Saya sudah empat tahun di Malaysia baru pulang kali ini," ungkap Kartini seraya menahan bulir air mata. 

KHOFIFAH C

Setelah itu, Khofifah juga meminta Kadinkes Jatim memberikan surat keterangan dan Kadishub Jatim agar membekali surat perjalanan karena besok 6 Mei 2021 larangan mudik mulai berlaku. Memang, tidak semua PMI luar Jatim mendapat bantuan seperti rombongan Kartini. Oleh karena itu, Khofifah meminta Kadishub melakukan koordinasi lintas provinsi.

"Bagi PMI luar provinsi Jatim memang pulang dengan biaya masing-masing," kata Khofifah. 

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jatim Khofifah juga melakukan sidak dari ujung ke ujung Asrama Haji. Memastikan rombongan Pekerja Migran Indonesia segera memperoleh penanganan layanan kesehatan dan logistik.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES