Peristiwa Daerah

Gelombang Pekerja Migran Indonesia di Asrama Haji Mulai Menumpuk

Rabu, 05 Mei 2021 - 12:38 | 33.24k
PMI menunggu verifikasi penjemputan berdasarkan hasil tes negatif di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Rabu (5/5/2021).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
PMI menunggu verifikasi penjemputan berdasarkan hasil tes negatif di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Rabu (5/5/2021).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Gelombang kedatangan 14 ribu Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari berbagai negara mulai menumpuk di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Rabu (5/5/2021).

Mereka tiba dengan jumlah bertahap untuk menjalani karantina hingga hasil pemeriksaan tes dinyatakan negatif. Jika positif, maka dikirim menuju rumah sakit rujukan. 

pmi bNanang memupuk asa segera pulang ke kampung halaman, Rabu (5/5/2021).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia) 

Petugas verifikasi penjemputan juga terlihat mulai kewalahan mengatasi antrean. Beberapa dari PMI menunggu kepastian hasil tes agar bisa segera melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman. 

Nanang (22) merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia asal Kabupaten Trenggalek. 

Pagi ini, Rabu (5/5/2021) ia tengah menunggu hasil Swab PCR di Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya. Sudah dua hari ia berada di Asrama Haji menjalani masa karantina sembari menunggu hasil tes tersebut. 

Apabila hasilnya negatif, Nanang boleh pulang dan kembali menjalani masa karantina tiga hari di kota asalnya.

Menurut Nanang, upaya seperti ini memang sedikit merepotkan. Namun demi keselamatan bersama saat pandemi Covid-19 ini, ia kooperatif menjalankan semua prosedur kesehatan sesuai anjuran pemerintah.

"Pemerintah ngomong gini, ya kita harus ikut aja lah," kata Nanang. 

Ia berharap keadaan bisa segera kembali normal. Menikmati lebaran bersama keluarga. "Semoga pandemi cepat habis, kerja bisa normal, nggak dipersulit lagi. Khan kita di perjalanan pun dipersulit," ucap Nanang. 

Kesulitan itu ia rasakan betul ketika menjalani rangkaian proses tes kesehatan. Saat berada di Malaysia ia harus mengikuti tes PCR dengan biaya yang cukup mahal. Jika dirupiahkan sekitar Rp 1,2 juta. 

"Harus nunggu, biasanya dari tempat kita tinggal itu jauh. Harus naik grab, belum ongkos lagi. Banyak lah, sekali jalan kira-kira itu habis Rp 5 jutaan," kata Nanang yang mengaku bekerja di restoran tersebut. 

Belum lagi, lanjut Nanang, tiket pesawat kerap kali cancel mendadak. Maka, saat hasil tes dinyatakan negatif, Nanang langsung lega. Ia kembali memupuk asa untuk pulang ke kampung halaman. 

pmi cPMI menunggu di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Rabu (5/5/2021).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia) 

Penerbangan transit di Singapura. Tak ada pemeriksaan, hanya ada tes point dan cukup menunjukkan aplikasi eHAC.  Setelah tiba di Surabaya, ia bersama pekerja migran Indonesia lainnya kembali menjalani tes swab. Saat ini ia tengah menunggu di Asrama Haji Sukolilo.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES