Peristiwa Daerah

Soal Ceramah di Gereja, Ini Pendapat Ustaz Adi Hidayat dan Ustaz Abdul Somad

Rabu, 05 Mei 2021 - 11:35 | 88.69k
Ustaz Adi Hidayat dan Ustaz Abdul Somad. (FOTO: Muslim Obsession)
Ustaz Adi Hidayat dan Ustaz Abdul Somad. (FOTO: Muslim Obsession)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pembahasan soal berceramah di Gereja kembali ramai. Itu setelah kemarin Gus Miftah menghadiri peresmian Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung di Penjaringan, Jakarta Utara. Soal itu, Ustaz Adi Hidayat dan Ustaz Abdul Somad pun pernah menerangkannya.

Dalam salah satu ceramahnya, Ustaz Adi Hidayat pernah mengutip isi dari kitab Risalah Ahlissunnah Waljamaah yang ditulis oleh pendiri NU yakni KH Hasyim Asy'ari. Ustaz Hidayat mengatakan, terdapat di halaman 14, KH Hasyim Asy'ari menyampaikan, suatu saat nanti akan ditemukan orang Islam yang ke gereja.

"Di masa tahun 1330 Hijriah berkembang itu, KH Hasyim Asy'ari memberikan fatwa tidak boleh ikut-ikutan masuk ke gereja. Bahkan beliau menghukumi, maaf, menghukumi siapa yang ikut ke sana (gereja) atau bahkan mengenakan simbol-simbol, pakai topi, dan sebagainya maka ikut kekafiran mereka. Itu keluar fatwa," ucap ustaz Adi Hidayat dikutip dari channel Love Islam.

"Jadi persoalan sekarang kok bisa semakin berkembang. Saya nggak bisa memahami sampai hari ini. Kok bisa azan berkumandang di tempat ibadah orang lain, buka puasa di tempat ibadah orang lain, ngapain? Salawatan di tempat ibadah orang lain, kan kacau situasi seperti itu. Itu nggak tepat," katanya lagi.

Sementara itu, dalam channel YouTube peribadinya, Ustaz Abdul Somad juga pernah menyinggung persoalan tersebut. Menurutnya, masuk ke rumah ibadah orang lain adalah haram. Nabi Muhammad SAW sudah memberikan contoh.

"Haram. Karena Nabi tak mau masuk ke dalam tempat kalau di dalam (tempat) itu ada berhala. Maka dalam Islam, mazhab Syafi'i mengharamkan masuk ke dalam rumah ibadah di dalamnya ada berhala," jelasnya.

Ia menjelaskan, hal itu bukan soal toleransi atau tidak. Apalagi di Indonesia, umat Kristen dan Islam sudah lama bertetangga. Akan tetapi, soal ibadah, tak bisa disamakan begitu saja.

"Tak ada tawar menawar. Sekarang banyak yang tak bisa membedakan, kebablasan mana toleransi mana telur asin. Itu harus bisa dibedakan. Jangan karena toleransi mengorbankan keyakinan dan akidah," ujarnya.

Sebelumnya, Gus Miftah menghadiri peresmian GBI Amanat Agung di Penjaringan, Jakarta Utara. Ia memberikan sambutan soal toleransi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES