Peristiwa Daerah MPR Rumah Kebangsaan

Wakil Ketua MPR RI Gus Jazil Harap Ikatan Hafidzah Fatayat NU Jadi Pawang Kelestarian Alquran

Rabu, 05 Mei 2021 - 09:23 | 39.39k
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid. (FOTO: Dok. MPR RI)
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid. (FOTO: Dok. MPR RI)
FOKUS

MPR Rumah Kebangsaan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid (Gus Jazil) mengapresiasi berdirinya Ikatan Hafidzah Fatayat Nahdlatul Ulama (IHF NU). Menurutnya, IHF yang merupakan lembaga baru yang dibentuk oleh PP Fatayat NU sangat bagus sebagai upaya mensyiarkan dan melestarikan Alquran. 

”Saya mengapresiasi Fatayat NU ini melahirkan badan Ikatan Hafidzah Fatayat NU. Hafidzah itu diambil dari ayat ‘inna nahnu nazzalna adzzikra wainna lahu lahafidhun’. Hafidzah itu menjaga, pelestari, tapi disebut penghafal Alquran,” ujarnya di sela Sosialisasi Empar Pilar Kebangsaan dan Silaturahim Nasional IHF NU di Rumah Dinas Wakil Ketua MPR, Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (4/5/2021). 

Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fawaid, mengatakan, Indonesia sebagai negara mayoritas penduduknya muslim, memiliki jumlah hafid atau hafidzah terbesar di dunia, mencapai sekitar 30.000 orang. Namun, dibandingkan jumlah penduduk yang mencapai sekitar 271 juta jiwa, jumlah penghafal Alquran tergolong masih kecil. 

Disisi lain, kata Gus Jazil, separuh lebih atau sekitar 63 persen penduduk muslim Indonesia ternyata belum bisa membaca Alquran secara baik dan benar. ”Kalau Fatayat NU pasti bisa. Artinya IHF ini kelompok kecil. Kalau yang tergabung di Fatayat ada 300-an yang menjadi hafidzah, itu luar biasa. IHF ini sekadar pakunya agar Alquran lestari, terjaga,” tutur Gus Jazil yang juga Koordinator Nasional Nusantara Mengaji. 

Gus Jazil mengatakan, pada zaman nabi dan sahabat, Alquran tidak dibukukan, namun dihafalkan. Baru ketika banyak para penjaga Alquran terbunuh, kemudian Alquran dibukukan. ”Alquran pada masanya itu dihafal, bukan ditulis. Yang ditulis itu mushaf Alquran pada masa Sahabat Usman, tapi dikumpulkan pada masa Umar Bin Khattab,” katanya. 

Menurut Ketua Ikatan Alumni Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (Ikaptiq) Jakarta ini, para hafid dan hafizhan adalah orang-orang mulia karena di memori otaknya ada ‘chip’ data alquran. “Ini harus dijaga terus karena susunan otak itu paling rumit,” tuturnya. 

Karena itu, Gus Jazil berharap agar Fatayat NU bisa terus menjadi bagian dari penjaga Alquran. “Ini langkah hebat dan semoga berkah. Mudah-mudahan yang tergabung menjadi benar-benar seperti yang ada dalam mars Fatayat, yakni menjadi harapan bangsa, agama dan keluarga sehingga bisa membina keluarga yang sehat, sholeh dan  sholihah,” urainya. 

Sementara itu, Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini berharap agar para kader Fatayat NU bisa membumikan nilai-nilai Alquran dan mengajarkan pada masyarakat. Dia juga berharap IHF bisa menjadi organisasi yang terus berkembang hingga ke tingkat wilayah bahkan ranting. Dengan begitu, bisa membuat program yang bisa dinikmati masyarakat. 

”Yang paling menjadi tantangan kita, 71 tahun usia Fatayat, menuntut kita mempunyai kompetensi yang tepat dalam menjawab tantangan tersebut. Kita punya IHF, kita juga harus punya alternatif atau inovasi program, misalnya kita punya kelas hafid yang memang sekarang sangat dirindukan masyarakat. Sangat senang kedepan kita berharap IHF punya program yang dinantikan masyarakat lebih luas, seperti Gerakan Satu Hari Satu Jus,” tuturnya.

Di lokasi sama, Ketua IHF Chalimatus Sa’diyah mengatakan bahwa IHF merupakan lembaga rintisan yang dibentuk agar dapat menjawab kebutuhan masyarakat. ”IHF ini perangkat yang dibentuk Fatayat NU di setiap tingkatan untuk pengembangan dan pembelajaran Alquran,” tuturnya. 

Dosen Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta ini mengatakan, lembaga ini dibentuk dengan tiga tujuan utama. Pertama, untuk membangun silaturahim yang efektif antar para hafidzah Fatayat NU yang memiliki kiprah dakwah langsung ke masyarakat. Selain itu, juga agar terwujud jejaring dan kerjasama dengan berbagai pihak yang dapat mendukung peyebaran nilai-nilai Alquran dalam bingkai ajaran Ahlussunnah Annahdliyah. 

”Ketiga adalah terwujudnya program yang berkelanjutan dalam mensyiarkan dan menghidupkan nilai-nilai Alquran di tengah masyarakat,” katanya. 

Wakil Ketua MPR RI Gus Jazil sangat mengapresiasi berdirinya Ikatan Hafidzah Fatayat Nahdlatul Ulama (IHF NU). Menurutnya, IHF yang merupakan lembaga baru yang dibentuk oleh PP Fatayat NU sangat bagus sebagai upaya mensyiarkan dan melestarikan Alquran. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES