Pendidikan

Cetak Intelektual Ulama, UIN Maliki Malang Gelar Syiar Bersama KH Yahya Cholil Staquf

Rabu, 05 Mei 2021 - 09:01 | 55.08k
Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag saat berbincang dengan KH Yahya Cholil Staquf, Pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin. (FOTO: Humas UIN Maliki Malang)
Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag saat berbincang dengan KH Yahya Cholil Staquf, Pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin. (FOTO: Humas UIN Maliki Malang)

TIMESINDONESIA, MALANG – Dalam rangka mewujudkan cita-cita kampus yaitu menghasilkan lulusan intelektual yang ulama, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki Malang) meminta nasihat dengan menggelar Syiar Ramadan bersama KH Yahya Cholil Staquf, Pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin. Syiar tersebut dilangsungkan melalui streeming youtube pada Selasa (4/5/2021) pukul 20.00 WIB.

INFORMASI SEPUTAR UIN MALANG DAPAT MENGUNJUNGI www.uin-malang.ac.id

"Alhamdulillah saya dengan rombongan hadir di Rembang untuk sowan ke bapak KH Yahya Cholil Staquf untuk membahas Kaderisasi Ulama yang saya kira penting untuk dibicarakan, utamanya yang terkait dengan UIN Maliki Malang yang harapannya dapat menghasilkan lulusan yang intelektual ulama," ujar Prof Abdul Haris, Rektor UIN Maliki Malang.

Pengasuh-Ponpes-Raudlatut-Thalibin-2.jpg

Rombongan UIN Maliki Malang saat sowan ke Rembang. (FOTO: Humas UIN Maliki Malang)

KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan, ulama dalam umat islam secara normatif yaitu menguasai ilmu-ilmu tetang agama dan mengetahui sendi-sendi keberagamaan secara komprehensif. Komprehensif bukan kognitif tetapi juga spiritual. Umat islam perlu melihat ulama tumbuh dalam sejarah sebagai tradisi.

Di dalam sejarah peradahan islam, tradisi keulamaan mempunyai dua cabang. Yang pertama yaitu cabang profesional yaitu ulama yang kemudian bekerja di dalam kerangka pemerintahan, khususnya terkait dengan sistem peradilan. Yang kedua cabang ulama yang independen, dalam sejarah peradaban islam apabila dilihat dari segi jumlah tidak terlalu banyak tetapi dari segi pengaruh pemikiran sangat jauh lebih dihargai.

"Saya kira ini adalah momentum besar bagi para ulama Indonesia untuk menyumbangkan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh dunia," jelasnya.

Rombongan-UIN-Maliki-Malang.jpg

KH Yahya Cholil Staquf juga menyampaikan, untuk mewujudkan lulusan ulama yang intelektual di UIN Maliki Malang diperlukan kesadaran bahwa adanya perubahan di dunia, bahwa kiai-kiai harus digelari dari akademik. Ulama yang tumbuh jauh dari pendidikan formal sebenarnya justru mempunyai legitimasi yang lebih kuat. Jadi apabila dosen keramat itu jarang, tapi kiai yang keramat sangat banyak. Untuk itu, UIN Maliki Malang perlu memahami apa yang dibutuhkan dari ulama.

Keulamaan tidak hanya menuntut adanya kapasitas akademik dan intelektual tetapi kapasitas spiritual. Mahasiswa yang berlomba-lomba memasuki perguruan tinggi dengan tujuan mendapatkan tempat di lapangan pekerjaan, menurutnya itu adalah ilusi. 

INFORMASI SEPUTAR UIN MALANG DAPAT MENGUNJUNGI www.uin-malang.ac.id

"Maka menurut saya perguruan tinggi, itu harus dikembalikan lagi orientasinya kepada semangat yang fundamental yaitu semangat mengembangkan kapasitas rohani," ujar KH Yahya Cholil Staquf, Pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin dalam Syiar Ramadan yang digelar oleh UIN Maliki Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES