Peristiwa Daerah

Soft-Launching SNARPI, Platform Nasional Baru bagi Karet Alam Berkelanjutan

Selasa, 04 Mei 2021 - 23:02 | 50.61k
Deputi II Kemenko Perekonomian RI, Dr Ir Musdhalifah Machmud saat peluncuran SNARPI, Jumat (30/4/2021). (Foto: Tangkapan Layar)
Deputi II Kemenko Perekonomian RI, Dr Ir Musdhalifah Machmud saat peluncuran SNARPI, Jumat (30/4/2021). (Foto: Tangkapan Layar)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kepedulian terhadap pengembangan karet alam nasional yang berkelanjutan akan mendapatkan wadah yang jelas melalui Sustainable Natural Rubber Platform of Indonesia atau SNARPI.

Keberadaan platform tersebut diumumkan pada tanggal 30 April 2021 oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Kemenko Bidang Perekonomian RI. 

SNARPI 2

Acara peluncuran awal atau soft-launching SNARPI ini dilaksanakan bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang 

Perekenomian RI sebagai langkah awal dalam menggalang segenap unsur-unsur masyarakat baik dari industri, pelaku usaha, akademisi, lembaga swadaya mandiri, dan juga pemerintah.

"Karet alam merupakan komoditas penting dan strategis bagi Indonesia. Di samping sebagai komoditas ekspor pertanian terbesar kedua setelah sawit, komoditas karet menjadi sumber penghidupan lebih dari 2,5 juta keluarga petani rakyat," terang Deputi II Kemenko Perekonomian RI, Dr Ir Musdhalifah Machmud, Jumat (30/4/2021). 

Ia menambahkan, masyarakat petani kecil ini yang mengelola lebih dari 85% sumber produksi karet alam di Indonesia. Perkebunan karet juga memiliki peran penting dalam pelestarian lingkungan. 

Beberapa sumber penelitian menunjukkan bahwa karet alam mampu menyerap 35 ton gas CO2/ha/tahun, dan melepas 13 ton O2/ha/tahun di samping juga menjadi pengatur tata air (catchment area) secara alami. 

SNARPI 3

"Belakangan sektor karet alam mengalami tekanan ekonomi yang paling berat dalam sejarah perkaretan modern Indonesia," tambahnya. 

Mulai dari munculnya wabah penyakit gugur daun (Pestalotiopsis sp) yang membuat produksi per hektar turun hingga 50%, depresi harga menahun selama satu dekade sejak 2011, hingga dampak perubahan cuaca El-Nino. 

Dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 yang tengah berlangsung memperjelas rentannya keberlanjutan karet alam mengingat semua pelaku usaha saling terkait dalam satu rantai nilai. 

Menurunnya kegiatan produksi ban dunia akibat kebijakan “lockdown” membawa reaksi berantai terhadap fenomena keterpurukan industri pengolahan karet nasional, dan bermuara pada kenaikan tingkat kemiskinan petani karet 

di banyak sentra perkebunan karet di Indonesia. 

SNARPI dibentuk atas dasar kesadaran untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut dan memastikan keberlanjutan karet alam. 

"Hal ini perlu melibatkan partisipasi dari seluruh pelaku ekonomi dari sektor hulu perkebunan hingga sektor hilir industri manufaktur barang jadi karet dalam satu irama," imbuh Musdhalifah. 

Bermula dari serangkaian pertemuan sejak Agustus 2020 oleh para penggagas yang terdiri dari Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO), Rainforest Alliance, SNV dan Yayasan IDH, selanjutnya SNARPI mendapat dukungan penuh dari Kementerian Koordinator Perekonomian melalui Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis. 

SNARPI akan melibatkan partisipasi dari instansi pemerintah pusat dan daerah yang terkait, kalangan akademisi dan lembaga penelitian, LSM, industri-industri hilir, dan perwakilan dari masyarakat petani. 

Dengan mengedepankan nilai kebersamaan, kolaboratif, dan sinergitas, platform ini diharapkan dapat memfasilitasi perumusan strategi yang holistik dan partisipatif bagi 

semua unsur dengan arah dan tujuan yang sama yaitu mendukung pencapaian target SDG’s 2030 yang mencakup aspek ekonomi, sosial, lingkungan, dan tata kelola melalui sejumlah prinsip, kriteria, dan indikator yang sederhana.

Dengan demikian SNARPI akan menjadi sumber referensi utama dalam menangani isu-isu terkait perwujudan keberlanjutan karet alam Indonesia. Seiring dengan ini, SNARPI juga akan menjadi gerbang utama di Indonesia dalam menyambut kerjasama internasional dalam mendukung upaya-upaya perwujudan karet alam berkelanjutan secara global. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES