Kopi TIMES

Apresiasi Terhadap Jurnalis dan Harapan kepada Jurnalisme Warga di Hari Kebebasan Pers

Senin, 03 Mei 2021 - 14:06 | 69.06k
Yung Setiadi, Redaktur Majalah Jubileum.
Yung Setiadi, Redaktur Majalah Jubileum.

TIMESINDONESIA, SURABAYA"Hanya ada dua hal yang menerangi dunia, matahari di langit dan pers di bumi"
Mark Twain

Setiap tanggal 3 Mei, para jurnalis memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia, atau Hari Pers Sedunia. Pada bulan yang sama, umat Katolik memperingati Hari Komunikasi Sosial Sedunia yang tahun ini dirayakan pada tangal 16 Mei. 

Dalam pesan bertema “Datang dan Lihatlah” menyambut Hari Komunikasi Sosial Sedunia tahun ini, Paus Fransiskus memberikan apresiasi pada para wartawan, yang menceritakan realitas, dan pergi ke tempat di mana tak seorang pun pergi. Berkat upaya wartawan, kita bisa mengetahui penderitaan kaum minoritas yang teraniaya, penindasan dan ketidakadilan atas orang miskin dan atas alam ciptaan, serta cerita tentang banyak perang yang terlupakan. Jika cerita-cerita semacam itu tidak tersiar, akan menjadi kerugian bagi masyarakat dan demokrasi, serta pemiskinan atas kemanusiaan. 

Pesan Paus Fransiskus di atas mengingatkan saya pada Veronica Guerin, wartawati The Sunday Independent yang dibunuh karena reportasenya mengenai narkoba di Dublin, Irlandia. Visualisasi sosoknya dapat kita lihat dari film When The Sky Falls (rilis 2000, pada karakter fiksi Sinead Hamilton yang diperankan Joan Allen) dan Veronica Guerin (rilis 2003, diperankan oleh Cate Blanchett).

Dalam film Veronica Guerin, dikisahkan pada tahun 1994, Irlandia belum memiliki regulasi ketat mengenai narkoba. Perdagangan narkoba mendongkrak tingkat kriminalitas dan penggunaan narkoba, terutama oleh para remaja sangat tinggi di kota Dublin. Tercatat pada sebuah klinik ketergantungan obat, pecandu narkoba paling muda berumur 14 tahun. Naluri jurnalis membuat Veronica Guerin, yang akrab dipanggil Ronnie, mendatangi suatu slum area. Ia melihat banyak remaja nongkrong sambil fly dan jarum suntuk bekas bertebaran.

Dalam menyusun reportase, Ronnie menggali informasi dari berbagai sumber, baik kriminal, anggota parlemen, polisi, hingga pekerja pelabuhan. Ia pun menyelidiki dokumen pajak dari terduga gembong pengedar narkoba. 

Karena reportasenya mengenai perdagangan narkoba, beberapa kali Ronnie mendapat intimidasi. Mulai dari tembakan postol di rumahnya, tembakan pistol yang mengenai kakinya saat menjelang natal, ancaman pemerkosaan pada anaknya, dan dipukuli saat akan melakukan wawancara pada terduga bandar narkoba, John Gilligan. Semua intimidasi tersebut tidak membuat Ronnie menghentikan investigasinya, hingga pada 26 Juni 1996, ia tewas di dalam mobil karena beberapa tembakan.

Setelah kematian Veronica Guerin. Gelombang demonstrasi anti narkoba semakin membesar di Dublin. Pemerintah Irlandia mengeluarkan undang-undang tentang pemberantasan narkoba dan menangkap para gembong narkoba. Perubahan sosial pun terjadi di Irlandia   

Dalam Veronica Guerin, beberapa elemen jurnalistik (Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, 2001) tampil secara eksplisit. Beberapa diantaranya:

Kewajiban pertama jurnalisme adalah kebenaran; Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada masyarakat; Inti jurnalisme adalah disiplin dalam melakukan verifikasi; Jurnalis harus menjaga independensi dari sumber yang diliput; dan Tetap berkewajiban untuk mendengarkan hati nurani. 
Terkait dengan elemen jurnalisme dalam era digital. Hak dan tanggung jawab warga terhadap berita kini juga merupakan salah satu elemen jurnalisme. Sekarang setiap orang bisa menjadi penerbit lewat blog, siaran dengan You Tube, menjadi komentator dengan Facebook atau Twitter.

Siapapun bisa memproduksi konten informasi seperti memproduksi berita. Masyarakat bukan sekadar konsumen pasif dari media, tetapi mereka juga menciptakan media sendiri dan mendorong perkembangan jurnalisme. (Kovach dan Tom Rosenstiel, 2007).

Dalam konteks jurnalisme warga, kita pun bisa mengambil bagian dalam menciptakan perubahan positif dalam masyarakat. Caranya dengan mengisi laman media sosial kita dengan suatu informasi yang bisa dipertanggungjawabkan. Sebagaimana juga disampaikan oleh Paus Fransikus dalam pesan “Datang dan Lihatlah” bahwa: “Kita semua bertanggung jawab atas komunikasi yang kita buat, atas informasi yang kita berikan, atas kontrol terhadap berita palsu dan bersama-sama melatih menyingkap yang benar. Kita semua dipanggil menjadi saksi kebenaran: untuk pergi, melihat dan berbagi”.

***

*)Oleh: Yung Setiadi, Redaktur Majalah Jubileum.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES