Gaya Hidup

Menilai Sketsa Bergerak Karya Mr D, Jim Supangkat Ungkap Perjuangan Ki Hajar Dewantara

Minggu, 02 Mei 2021 - 21:46 | 79.34k
Seniman senior berkebangsaan Indonesia, Jim Supangkat dalam sketsa bergerak karya Doddy Hernanto atau Mr D. (Foto: Mr D/TIMES Indonesia)
Seniman senior berkebangsaan Indonesia, Jim Supangkat dalam sketsa bergerak karya Doddy Hernanto atau Mr D. (Foto: Mr D/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Seniman senior berkebangsaan Indonesia, Jim Supangkat mengisahkan perjuangan Ki Hajar Dewantara. Hal itu mengemuka saat Jim Supangkat menilai sketsa bergerak karya Doddy Hernanto atau Mr D.

Karya-karya anti-mainstream tersebut dipamerkan secara virtual dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021 yang jatuh setiap 2 Mei.

mr d b

Kebetulan, 2 Mei merupakan tanggal kelahiran dua tokoh terkemuka, Ki Hajar Dewantara dan Jim Supangkat. Dua tokoh ini dilukis dalam sketsa bergerak Mr D sebagai persembahan spesial. 

Pemilik nama lengkap Jim Abiyasa Supangkat Silaen itu mengatakan bahwa percobaan Mr D cukup menarik dan tidak banyak seniman bisa melakukan.

Jim menilai Hardiknas memang topik yang utama. Namun, tidak banyak orang tahu makna di balik Hardiknas itu sendiri. Makna di luar lahirnya Ki Hajar Dewantara pada 2 Mei yang kemudian menjadi Hari Pendidikan Nasional adalah satu hal.

Hal lain yang jauh lebih dalam maknanya adalah kisah perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan. Jim menilai hal ini yang belum banyak orang mengetahui.

"Doddy punya kepekaan untuk melihat Ki Hajar Dewantara. Saya kira karena Doddy berada di lingkungan kesenian. Ki Hajar Dewantara kan juga dikenal sebagai pengembang kesenian secara umum melalui taman siswa. Jadi ya itu mungkin yang mengundang Doddy mempunyai perhatian akan hal itu," kata Jim Supangkat saat dikonfirmasi TIMES Indonesia, Minggu (2/5/2021).

Ia menambahkan, sebetulnya karya Mr D ini akan lebih dalam jika masyarakat memandang kisah ketokohan dan peran Ki Hajar Dewantara dibandingkan Hardiknas.

Jim menerangkan, pada tahun 1930-an, Ki Hajar Dewantara menjadi sosok berpengaruh karena esainya waktu itu menjadi tanda munculnya gejala pemberontakan atau rasa tidak puas masyarakat yang terjajah saat itu.

Bersama Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo, Ki Hajar Dewantara kemudian dibuang ke Belanda. Tim Tiga Serangkai itu dinilai orang-orang yang memiliki pengaruh pada zaman itu.

"Jadi dia menulis esai satir sekali pada acara peringatan ulang tahun Ratu Wilhelmina. Itu sebuah tanda pemberontakan pertama di masa kolonial dan karena itu dia dibuang ke Belanda," ungkap Jim.

Jadi, jika diurut ke belakang lagi, kata Jim, sebetulnya yang membuat pergolakan modern pertama yaitu Ki Hajar Dewantara.

"Yang perlu diketahui banyak orang adalah perjuangan diplomatiknya," imbuh peraih Prince Claus Award (Belanda) untuk Posting Cultural Development in The Third World to The International World (1997).

Tidak selesai di sana, dia juga mengenang peran Ki Hajar Dewantara dalam definisi seni. Istilah seni sendiri berasal dari istilah dalam bahasa Jawa yang sudah berkembang lama dari istilah kagunan.

Para tahn 1927, ada kongres Bahasa Jawa yang mendefinisikan secara persis apa itu kagunan. Salah satu tokoh yang mengemukakan hal itu adalah Ki Hajar Dewantara.

"Pada tahun 1928, istilah itu dimelayukan karena kita berdasarkan Lingua Franca Melayu. Ini blunder juga yang kemudian orang kehilangan jejak apa sebetulnya pengertian seni," jelasnya.

mr d c

Jim Supangkat mengaku puluhan tahun meneliti akan hal itu. Dari sini, ia mengajak masyarakat untuk melihat peran Ki Hajar Dewantara tidak hanya sebagai bapak pendidikan yang sarat akan pendirian Taman Siswa.

"Itu taman siswa didirikan saat beliau sudah berumur. Sedangkan peran Ki Hajar Dewantara yang besar adalah ketika beliau masih muda. Jaman saat dibuang ke Belanda dan besar karena diplomasinya. Itu lah Ki Hajar Dewantara," pungkasnya.

Dalam Virtual Art Exhibition kali ini, Minggu (2/5/2021) Mr D mengangkat tema besar Google dengan judul Mati Hidup. Galeri sketsa dipamerkan secara virtual di laman https://instagram.com/sketsabergerak?r=nametag.

"Pendidikan sekarang kan anak-anak (pelajar) apa-apa bergantung ke Google. Ya itu kehidupan dan pendidikan masa kini. Nah, di situ saya gambarkan ada semua ilustrasi aktivitas di Google," kata Mr D menjelaskan pamerannya.

Kendati demikian, belajar secara daring tidak selamanya akan terus berlangsung. Menurut seniman asal Surabaya ini, pembelajaran daring tersebut tidak bisa menghadirkan rasa.

Istilah rasa di sini, lanjut Mr D, merupakan satu unsur yang harusnya dihadirkan di dalam pendidikan Indonesia. Seperti halnya musik dan lukisan, mereka harus punya rasa.

"Yang tidak bisa digantikan adalah rasa. Soal rasa ini bisa mencapai puncaknya jika sekolah bertemu dengan teman-temannya, ada interaksi guru dan murid, mengenal lingkungan belajar, dan macam-macam," jelasnya.

Mr D dikenal sebagai seniman sekaligus musisi yang memadukan sketsa dengan kecanggihan teknologi sehingga bisa bergerak dan diiringi alunan musik. Dia juga mampu menggabungkan karya intangible (tak berwujud) dan tangible (berwujud).

Secara khusus, Mr D melukis empat tokoh inspiratif dan dipameran bertepatan dengan Hardiknas 2021. Mereka adalah Ki Hajar Dewantara (tokoh pendidikan Nasional) dan Jim Supangkat (Seniman International berkebangsaan Indonesia). Dua tokoh ini lahir pada 2 Mei, bertepatan dengan Hardiknas.

Sedangkan dua tokoh lainnya adalah Leonardo da Vinci dan Soenarko (bapak kandung Mr D). Keduanya meninggal dunia di tanggal yang sama, 2 Mei.

"Makanya tema pameran virtual kali ini saya angkat Google (potret pendidikan masa pandemi) dengan judul Mati Hidup," urainya.

Mr D bersyukur beberapa karyanya disukai dan diapresiasi langsung oleh seniman senior Jim Supangkat. Dia adalah seniman panutan Mr D. Ini lah persembahan di Hardiknas 2021 yang menghadirkan lukisan Ki Hajar Dewantara. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES